Senyawa B Identifikasi Senyawa Hasil Modifikasi

39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta proton berkonfigurasi trans. Kemudian pada pergesaran kimia 6,95 ppm – 7,54 ppm 4H merupakan proton-proton dari benzen dengan dua substitusi. Pola sinyal ini menunjukkan bahwa 2 proton yang ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton yang ekivalen lainnya, yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini adalah sinyal dari H 711 dan H 810. Tabel 4.4 Data pergeseran kimia δ spektrum 1 H NMR etil p-metoksisinamat dan senyawa A CD 3 OD, 500 MHz Posisi Pergeseran Kimia δ, ppm Senyawa A Etil p-Metoksisinamat 1 - 1,33 t, 3H, J=7,15 2 - 4,25 q, 2H, J=7,15 4 7,63 d, 1H, J= 16,2 6,31 d, 1H, J= 15,6 5 6,34 d, 1H, J= 16,2 7,65 d, 1H, J= 16,25 7 6,95 d, 1H, J= 9,1 6,90 d, 1H, J= 9,05 8 7,47 d, 1H, J= 9,1 7,47 d, 1H, J= 8,45 10 7,54 d, 1H, J= 9,1 7,47 d, 1H, J= 8,45 11 6,95 d, 1H, J= 9,1 6,90 d, 1H, J= 9,05 12 3,82 s, 3H 3,82 s, 3H Dari data interpretasi IR, GCMS dan H 1 NMR, senyawa hasil hidrolisis etil p-metoksisinamat adalah asam p-metoksisinamat.

4.3.2 Senyawa B

Senyawa hasil transesterifikasi etil p-metoksisinamat memiliki karakteristik sebagai berikut :  Warna : Putih  Bau : Tidak berbau  Bentuk : Serbuk kristal 40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat DSC seperti pada lampiran 13. Rentang titik leleh senyawa hasil transesterifikasi etil p-metoksisinamat ada pada 85-94 C dengan nilai entalpi H 36,74 Jg. Elusidasi struktur senyawa B dilakukan dengan analisa menggunakan IR dan GCMS. Penafsiran spektrum IR senyawa B hasil transesterifikasi etil p-metoksisinamat dari berbagai bilangan gelombang absorbsi gugus fungsi yang spesifik ditunjukkan dalam Tabel 4.5 dan Lampiran 14 yaitu ditemukan pita serapan pada bilangan gelombang v 3095,88 – 3033,19 cm⁻¹ adalah serapan spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C-H pada gugus aromatik. Keberadaan aromatik juga ditunjukkan degan adanya C=C pada bilangan gelombang v 1640,53 – 1604,84 cm⁻¹. Aromatik disubstitusi para juga ditunjukkan dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang v 825,57 cm ⁻¹. C-H Alifatik ditemukan pada bilangan gelombang 2964,72 – 2844,16 cm⁻¹. Dan pada bilangan gelombang 1259,57 – 1205,56 cm⁻¹ terdapat C-O yang berikatan pada aromatik. Tabel 4.5 Daftar daerah spektrum IR Senyawa B. Ikatan Daerah Absorbsi v, cm -1 C=O 1721,54 – 1711,90 C-O 1330,94 – 1314,54 C-H Aril 3095,88 – 3033,19 C=C Aril 1640,53 – 1604,84 C-H Alifatik 2964,72 – 2844,16 C-O Aril 1259,57 – 1205,56 Aromatik posisi para 837,14 Pita serapan pada bilangan gelombang v 1721,54 – 1711,90 cm ⁻¹ yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari gugus C=O ester, dan juga serapan vibrasi C –O ditemukan pada pita v 1330,94 – 1314,54 cm⁻¹, serapan dari keduanya menunjukkan adanya suatu gugus ester. 41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Analisa kedua dilakukan menggunakan GCMS. Interpretasi GCMS menunjukkan bahwa senyawa B muncul pada waktu retensi 9,471 dengan berat molekul 192 dengan fragmentasi massa pada 161; 133; 107; 89; 77 dan 63 Lihat Lampiran 15. Adapun fragmentasi yang terjadi pada senyawa B adalah sebagai berikut : O O O M = 192,0 -OCH 3 O O mz = 161 -CO O mz = 133 mz = 107 mz = 77 O CH CH - -OCH 3 Data analisa spektrum IR yang menunjukkan adanya gugus ester dan interpretasi GCMS dimana berat molekul telah berkurang 14 - CH 2 - menunjukkan bahwa transesterifikasi telah berhasil dilakukan. Berdasarkan hasil identifikasi menggunakan IR dan GCMS didapatkan bahwa senyawa tersebut adalah metil p-metoksisinamat.

4.3.3 Senyawa C