Senyawa A Identifikasi Senyawa Hasil Modifikasi

36 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bahwa reaksi hidrolisis dan degradasi sinamat telah meningkatkan polaritas pada senyawa hasil modifikasi. Gambar 4.11. KLT senyawa dengan heksan:etil asetat perbandingan 9:1 visualisasi UV  245 nm.

4.3.1 Senyawa A

Senyawa hasil hidrolisis etil p-metoksisinamat memiliki karakteristik sebagai berikut :  Warna : Putih  Bau : Tidak berbau  Bentuk : Serbuk Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat DSC seperti pada lampiran 9. Rentang titik leleh senyawa hasil hidrolisis etil p- metoksisinamat ada pada 172-176 C dengan nilai entalpi H 89,3 Jg. Elusidasi struktur senyawa A dilakukan dengan analisa menggunakan IR, GCMS dan 1 H NMR. Penafsiran spektrum IR senyawa A hasil hidrolisis etil p-metoksisinamat dari berbagai bilangan gelombang absorbsi gugus fungsi yang spesifik ditunjukkan dalam Tabel 4.3 dan Lampiran 10 yaitu ditemukan pita serapan pada bilangan gelombang v 3065,02 – 3031,26 cm⁻¹ adalah serapan spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C-H pada gugus aromatik. Keberadaan aromatik juga ditunjukkan degan adanya C=C pada bilangan gelombang v 1602,91 cm ⁻¹. Aromatik disubstitusi para juga Etil p-metoksisinamat Senyawa Hidrolisis Senyawa Transesterifikasi Senyawa Degradasi sinamat 37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditunjukkan dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang v 825,57 cm ⁻¹. C-H Alifatik ditemukan pada bilangan gelombang 2974,36 – 2882,74 cm⁻¹. Dan pada bilangan gelombang 1261,50 – 1220,03 cm ⁻¹ terdapat C-O yang berikatan pada aromatik. Tabel 4.3 Daftar daerah spektrum IR Senyawa A Ikatan Daerah Absorbsi v, cm -1 C=O 1690,68 – 1679,11 C-O 1334,80 – 1316,47 C-H Aril 3065,02 – 3031,26 C=C Aril 1602,91 C-H Alifatik 2974,36 – 2882,74 C-O Aril 1261,50 – 1220,03 OH 3300 – 2500 Broad COOH 2590,51 Aromatik posisi para 825,57 Pita serapan pada bilangan gelombang v 1690,68 – 1679,11cm ⁻¹ yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari gugus C=O karbonil, dan juga serapan vibrasi C –O ditemukan pada pita v 1334,80 – 1316,47 cm⁻¹, serapan dari keduanya menunjukkan adanya suatu gugus karboksilat. Adanya gugus karboksilat diperkuat dengan munculnya pita serapan pada bilangan gelombang v 3300 – 2500 cm ⁻¹ dan juga pada 2590,51. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi hidrolisis telah berhasil dilakukan dimana gugus ester pada etil p-metoksisinamat telah berubah menjadi karboksilat. Analisa kedua dilakukan menggunakan GCMS. Interpretasi GCMS menunjukkan bahwa senyawa A muncul pada waktu retensi 9,649 yang memiliki berat molekul 178,0 dengan fragmentasi massa pada 161; 133; 117; 89; 77 dan 63 Lihat Lampiran 11. Adapun fragmentasi yang terjadi pada senyawa A adalah sebagai berikut : 38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta OH O O M = 178,0 -OH O O mz = 160 -CO O mz = 133 mz = 107 mz = 77 O CH CH - -OCH 3 Data analisa spektrum IR dan interpretasi GCMS dikonfirmasi kembali dengan analisa terakhir yakni H-NMR. Interpretasi analisa NMR be rupa nilai pergeseran kimia δ dalam satuan ppm Pavia et al., 2008. Adapun hasil analisis senyawa hasil hidrolisis etil p- metoksisinamat dengan H 1 NMR Lampiran 12 ditunjukkan pada tabel 4.4. dengan panduan gambar 4.12. OH O O 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Gambar 4.12 Struktur Senyawa A Pergeseran kimia pada 1,33 ppm dan 4,25 ppm sudah tidak muncul dimana itu menandakan senyawa A sudah tidak memiliki gugus ester. Spektrum H 1 NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 3,82 ppm 3H berbentuk singlet. Sinyal ini lebih downfield karena berikatan dengan oksigen -OCH 3 , metoksi. Pergeseran kimia 6,34 ppm 1H berbentuk doublet memiliki hubungan dengan puncak pada pergeseran kimia 7,63 ppm 1H berbentuk doublet, dengan rentang nilai konstanta kopling yang sama yaitu 16,2 Hz. Bentuk tersebut adalah olefin dengan 39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta proton berkonfigurasi trans. Kemudian pada pergesaran kimia 6,95 ppm – 7,54 ppm 4H merupakan proton-proton dari benzen dengan dua substitusi. Pola sinyal ini menunjukkan bahwa 2 proton yang ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton yang ekivalen lainnya, yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini adalah sinyal dari H 711 dan H 810. Tabel 4.4 Data pergeseran kimia δ spektrum 1 H NMR etil p-metoksisinamat dan senyawa A CD 3 OD, 500 MHz Posisi Pergeseran Kimia δ, ppm Senyawa A Etil p-Metoksisinamat 1 - 1,33 t, 3H, J=7,15 2 - 4,25 q, 2H, J=7,15 4 7,63 d, 1H, J= 16,2 6,31 d, 1H, J= 15,6 5 6,34 d, 1H, J= 16,2 7,65 d, 1H, J= 16,25 7 6,95 d, 1H, J= 9,1 6,90 d, 1H, J= 9,05 8 7,47 d, 1H, J= 9,1 7,47 d, 1H, J= 8,45 10 7,54 d, 1H, J= 9,1 7,47 d, 1H, J= 8,45 11 6,95 d, 1H, J= 9,1 6,90 d, 1H, J= 9,05 12 3,82 s, 3H 3,82 s, 3H Dari data interpretasi IR, GCMS dan H 1 NMR, senyawa hasil hidrolisis etil p-metoksisinamat adalah asam p-metoksisinamat.

4.3.2 Senyawa B