44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Spektrum H
1
NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 3,82 ppm 3H berbentuk singlet. Sinyal ini lebih downfield karena berikatan
dengan oksigen -OCH
3
, metoksi. Pergeseran kimia 6,31 ppm dan 7,63 ppm juga tidak muncul yang mana itu menunjukkan bahwa olefin pada
etil p-metoksisinamat telah terputus ikatannya. Kemudian pada pergesaran kimia 6,75 ppm
– 7,97 ppm 4H merupakan proton-proton dari benzen dengan dua substitusi. Pola sinyal ini menunjukkan bahwa
2 proton yang ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton yang ekivalen lainnya, yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini
adalah sinyal dari H 711 dan H 810. Dari data interpretasi IR, GCMS dan
1
H NMR, senyawa hasil degradasi etil p-metoksisinamat adalah 4-metoksibenzoat.
4.4 Pengujian Aktivitas Antiinflamasi dan Hubungan Struktur Aktivitas
Senyawa Hasil Modifikasi
Banyak sekali masalah yang terjadi berkaitan tentang penggunaan hewan pada penelitian farmakologi seperti kode etik dan kurang rasionalnya
penggunaan metode tersebut jika terdapat metode lain yang bisa digunakan Chatterjee et al., 2012. Pada penelitian ini, uji aktivitas antiinflamasi
invitro dengan prinsip penghambatan denaturasi protein William et al., 2008 dipilih untuk melakukan skrining awal antiinflamasi pada senyawa
hasil modifikasi. Denaturasi protein telah diteliti sebagai salah satu penyebab proses
antiinflamasi, khususnya pada kondisi arthritis. Dengan demikian, penghambatan denaturasi protein, yang merupakan mekanisme utama AINS
sebagaimana dinyatakan oleh Mizushima 1964 sebelum ditemukannya efek inhibisi pada siklooksigenase oleh Vane 1971, mempunyai peran
yang penting pada aktivitas antirematik oleh AINS Umapathy et al., 2010. Uji aktivitas antiinflamasi dilakukan pada empat senyawa yang
didapatkan yaitu etil p-metoksisinamat, asam p-metoksisinamat, metil p- metoksisinamat dan 4-metoksibenzoat dengan natrium diklofenak sebagai
standard.
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada Uji inhibisi denaturasi BSA dengan rentang konsentrasi uji 50- 0,035 ppm dapat memberikan inhibisi 20 dianggap memiliki aktivitas
sebagai antiinflamasi William et al., 2008. Natrium diklofenak aktif dalam memberikan aktivitas antiinflamasi dimulai pada konsentrasi 5 ppm sebesar
29,51 dan pada konsentrasi 40 ppm dapat menghambat denaturasi protein sebesar 84,32 sehingga IC
50
dari Natrium diklofenak ada pada nilai 16,4 ppm lihat tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil uji antiinflamasi etil p-metoksisinamat dan turunannya
No. Sampel
Konsentrasi Inhibisi
1 Natrium Diklofenak
2,5 ppm 8,81
5 ppm 29,51
10 ppm 55,04
20 ppm 64,32
40 ppm 84,32
2 Etil p-metoksisinamat
2,5 ppm 9,90
5 ppm 19,17
10 ppm 19,99
20 ppm 41,39
40 ppm 52,31
3 Senyawa A
2,5 ppm -34,59
5 ppm -45,32
10 ppm -67,49
20 ppm -120,06
40 ppm -254,84
4 Senyawa C
2,5 ppm -1,00
5 ppm -16,05
10 ppm -33,05
20 ppm -44,64
40 ppm -62,37
5 Senyawa B
2,5 ppm 2,02
5 ppm 3,45
10 ppm 4,08
20 ppm 5,44
40 ppm 2,34
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Senyawa etil p-metoksisinamat Gambar 4.14 sebelumnya telah diteliti oleh Umar et al. 2012 bahwa senyawa etil p-metoksisinamat mempunyai
aktivitas antiinflamasi menghambat COX-1 dan COX-2. Pada penelitian ini, uji aktivitas antiinflamasi etil p-metoksisinamat dilakukan dengan metode
berbeda, yaitu melihat efek penghambatan denaturasi pada protein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa etil p-metoksisinamat memiliki
aktivitas antiinflamasi pada konsentrasi 20 ppm dengan persen inhibisi sebesar 41,39. Dan pada konsentrasi 40 ppm sebesar 52,31 sehingga
IC
50
dari etil p-metoksisinamat ada pada nilai 34,904 ppm.
O O
O
R
I = R
1
= CH
2
CH
3
B= R
2
= CH
3
A= R
3
= H
O OH
O
Gambar 4.14. Struktur Kimia 1 I= etil p-metoksisinamat;
B= Senyawa B; A= Senyawa A, 2 Senyawa C
Senyawa B Gambar 4.14, metil p-metoksisinamat, yang merupakan hasil reaksi transeterifikasi, mengalami penurunan aktivitas antiinflamasi
sangat drastis Gambar 4.15. Senyawa ini aktif menginhibisi hanya 5,44 pada konsentrasi 20 ppm dan pada konsentrasi 40 ppm aktivitas inhibisi
menurun kembali menjadi 2,34 sehingga tidak didapatkan nilai IC
50
. Hal ini menunjukkan bahwa modifikasi yang dilakukan pada etil ester menjadi
metil ester dapat menghilangkan aktivitas antiinflamasi. Senyawa A Gambar 4.14, asam p-metoksisinamat, yang merupakan
hasil reaksi hidrolisis sama sekali tidak memiliki aktivitas antiinflamasi, kebalikannya senyawa A diduga menginduksi terjadinya denaturasi protein
sebagaimana ditunjukkan pada konsetrasi 40 ppm nilai inhibisinya adalah - 254,84.
Senyawa C Gambar 4.13, 4-metoksibenzoat hasil degradasi sinamat yang tidak memiliki olefin menunjukkan bahwa senyawa tersebut tidak
1 2
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki aktivitas antiinflamasi, kebalikannya dan hampir sama dengan senyawa A, diduga menginduksi terjadinya denaturasi protein sehingga pada
konsentrasi 40 ppm didapatkan -62,37. Berdasarkan hasil uji aktivitas, dapat dianalisa bahwa pengurangan
atom C pada gugus ester dapat mempengaruhi tingkat kepolaran. Semakin meningkat polaritas senyawa hasil modifikasi, maka aktivitas semakin
menurun. Dan hasil analisa menunjukkan bahwa etil ester pada etil p- metoksisinamat memiliki peranan yang penting dalam memberikan aktivitas
sebagai antiinflamasi. Hasil uji aktivitas senyawa C belum bisa menyimpulkan tentang
peranan olefin pada aktivitas antiinflamasi, sehingga pada penelitian selanjutnya, esterifikasi 4-metoksibenzoat bisa dilakukan untuk mengetahui
peranan olefin pada aktivitas anttiinflamasi etil p-metoksisinamat.
Gambar 4.15 Kurva Hasil Uji Antiinflamasi Etil p-metoksisinamat dan turunannya
Urutan aktivitas antiinflamasi berdasarkan hasil uji adalah etil p- metoksisinamat metil p-metoksisinamat Senyawa B 4 metoksibenzoat
Senyawa C asam p-metoksisinamat Senyawa A. Dari aktivitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa gugus etil ester mempunyai peranan
penting dalam aktivitas antiinflamasi.
-300 -250
-200 -150
-100 -50
50 100
150
20 40
60
In h
ib isi
Konsentrasi ppm
Kurva Persentase Inhibisi Senyawa Hasil Modifikasi
Na Diklofenak Etil p-metoksisinmat
Senyawa A Senyawa B
Senyawa C
48
48 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Senyawa etil p-metoksisinamat telah berhasil diisolasi dari kencur Kaempferia galanga L. melalui ekstraksi maserasi menggunakan n-
heksan dengan rendemen sebesar 2,56 dan memiliki aktivitas antiiinflamasi dengan nilai IC
50
34,9 ppm. b. Transformasi gugus fungsi pada etil p-metoksisinamat berhasil
dilakukan melalui hidrolisis menjadi asam p-metoksisinamat, transesterifikasi menjadi metil p-metoksisinamat dan degradasi sinamat
dengan asam nitrat menjadi 4-metoksibenzoat. c. Hubungan struktur hasil modifikasi etil p-metoksisinamat terhadap
aktivitas antiinflamasi menunjukkan bahwa gugus etil ester memiliki peranan penting dalam memberikan efek antiinflamasi.
5.2 Saran
a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang bagaimana efek antiinflamasi ketika dilakukan penambahan C pada gugus ester untuk
mengeksplorasi lebih dalam tentang efektivitas gugus ester pada aktivitas antiinflamasi.
b. Untuk melihat pengaruh olefin pada aktivitas antiinflamasi, maka esterifikasi dapat dilakukan pada senyawa 4-metoksibenzoat.