132
2. Responden 2 Pacaran a. Gambaran Kepuasan Pernikahan
1 Communication
Komunikasi responden dengan suami berjalan dengan baik. Responden selalu bercerita dan terbuka membicarakan segala yang responden alami kepada
suami. Responden menceritakan tentang perasaan-perasaan responden kepada suami. Suami responden menyikapi perasaan responden dengan bijak. Bila
responden sedang marah pada seseorang dan bercerita pada suami, maka suami akan menenangkan responden dan memberi saran kepada responden agar tidak
mendendam, karena setiap orang pasti tidak luput dari kekhilafan. Menurut responden, suami responden juga terbuka dan sering bercerita kepada responden.
Biasanya sehabis pulang kerja, suami akan bercerita pada responden. Responden berusaha untuk selalu terbuka dan jujur pada pasangan, tidak
ada yang responden tutup-tutupi dari pasangan. Responden mengakui bahwa memang ada satu hal yang berkaitan dengan aib keluarga responden yang tidak
responden ceritakan pada suami. Menurut responden aib tersebut memang tidak baik untuk diceitakan dan tidak ada gunanya juga diceritakan pada suami, karena
itu juga tidak akan menyelesaikan masalah karena responden sendiri selama ini juga tidak bisa banyak membantu atas masalah keluarga responden tersebut. Jadi,
menurut responden, lebih baik untuk tidak diceritakan pada suami.
2 Leisure Activity
Responden merasa bahwa suami jarang sekali memiliki waktu luang untuk responden. Responden sering marah kepada suami karena minimnya waktu suami
Universitas Sumatera Utara
133 bersama responden, responden juga marah karena suami tidak pandai mengatur
waktu, sehingga suami sering sekali pulang malam, bahkan di hari libur pun suami terkadang tetap bekerja dan tidak di rumah. Menurut Skolnick dalam
Lemme, 1992, salah satu kriteria pernikahan yang memiliki kepuasan pernikahan yang tinggi yakni bila ada kebersamaan diantara anggota keluarga. Responden
merasa suami masih kurang memiliki waktu bersama responden. Bila terkadang suami memiliki waktu luang, responden dan suami pergi silaturahim ke rumah
keluarga.
3 Religious Orientation
Menurut responden, setelah menikah responden merasa religiusitas responden menurun dari waktu sebelum menikah. Responden merasa hal itu
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana responden berada. Responden merasa bahwa saat masih kuliah, teman-teman kos di lingkungan responden
sering membangunkan dan mengajak responden untuk shalat tahaju, puasa sunnah, dan ibadah lainnya, bahkan dalam hal berpakaian responden sangat
tertutup karena khawatir bila pakaian responden tidak baik maka temannya akan menegur. Setelah menikah, responden merasa tidak menemukan lingkungan
seperti saat kuliah dulu dalam keluarganya. Suami memang terkadang mengingatkan responden dalam hal berpakaian. Tetapi dalam hal ibadah-ibadah
sunnah suami responden jarang sekali mengajak responden, suami responden hanya melakukannya sendiri. Awalnya memang responden yang mengajak suami
untuk beribada, lama-lama karena responden orang yang tergantung mood, ibadah responden semakin menurun sementara suami tetap meningkat dalam beribadah.
Universitas Sumatera Utara
134
4. Conflict Resolution