Conflict Resolution Interpretasi Data 1. Responden 1 Pacaran

134

4. Conflict Resolution

Responden akan bersikap diam bila sedang marah kepada suaminya. Biasanya responden marah karena suami yang tidak pandai mengatur waktu, hingga membuat suami sering pulang malam untuk mengerjakan pekerjaannya. Bila sedang diam dan marah, suami responden biasanya akan menegur dan membujuk responden. Jika suami sudah membujuk maka responden akan berbicara dan mengungkapkan keluh kesahnya kepada suami, dan suami akan meminta maaf kepada responden. Responden selalu menyelesaikan masalah yang terjadi antara responden dan suami pada hari itu juga. Responden tidak pernah membiarkan masalah sampai berlarut-larut dan sampai bermalam, selalu dielesaikan pada hari itu juga. Menurut Levenson dalam Lemme, 1995 salah satu kriteria pernikahan yang memiliki kepuasan yang tinggi digambarkan dengan kemampuan pasangan dalam memecahkan masalah serta strategi yang digunakan pasangan untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan baik. Masalah tidak dihindari melainkan berusaha untuk diselesaikan dengan baik Skolnick, dalam Lemme, 1995 5 Financial Management Responden mengatur sepenuhnya keuangan keluarga, karena suami mempercayakan sepenuhnya kepada responden untuk mengelola keuangan yang ada. Responden memanfaatkan gaji yang diberikan suami untuk memenuhi kebutuhan sehari. Walaupun gaji suami tidak berlebih, namun selama ini sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan responden dan suami. Responden selama ini belum bisa menabung, karena gaji yang diberikan suami selalu habis, kalaupun Universitas Sumatera Utara 135 terkadang berlebih, uang tersebut akan habis untuk keperluan bulan depan. Jadi sampai saat ini, responden belum memiliki tabungan. Begitupun, responden tidak pernah mempermasalahkan tentang keuangan keluarga responden selama ini. Responden berusaha untuk memanfaatkan apa yang ada saja dan tidak mau terlalu memusingkan tentang masalah keuangan. 6 Sexual Orientation Responden dan suami selalu mengkomunikasikan keinginan-keinginan seksual mereka. Responden melakukan hubungan seksual dalam keadaan sama- sama mau. Bila ada seorang yang sedang capek, maka responden dan suami tidak berhubungan seksual. Terkadang, belum hadirnya anak mempengaruhi kualitas hubungan seksual responden dan suami. Responden dan suami sudah pernah berobat ke dokter memeriksakan kesuburan mereka, dan hasilnya baik, tidak ada masalah pada kesehatan responden dan suami. Hanya saja, dokter menyarankan agar responden dan suami mengatur jadwal subur mereka dalam berhubungan seksual. Responden merasa tidak nyaman dan merasa seakan terpaksa saat berhubungan seksual dalam jadwal-jadwal subur yang telah ditentukan. Jadwal tersebut membuat responden tidak menikmati hubungan responden dengan suami karena ada tekanan dalam pikiran responden untuk mendapatkan anak. 7 Family and Friends Hubungan responden dengan keluarga berjalan dengan baik-baik saja. Keluarga suami responden menurut responden adalah orang-orang yang mudah bergaul, sehingga responden tidak merasa kesulitan dalam berhubungan dengan Universitas Sumatera Utara 136 mereka dan membuat responden cepat dan mudah akrab dengan pihak keluarga suami. Responden selalu menunjukkan kepeduliannya kepada keluarga. Bila ada keluarga responden yang sakit, responden akan menanyakan kabar dan mengunjunginya. Bila responden ada uang dan perlu obat, maka responden akan membelikan obatnya. 8 Children and Parenting Pernikahan responden sudah hampir memasuki usia dua tahun. Saat ini responden masih belum juga dikaruniai seorang anak. Responden berharap agar bisa memiliki anak. Namun responden berusaha untuk tidak menjadikan ketidakhadiran anak sebagai beban yang harus dipikirkan. Responden mengakui bahwa sesekali pikiran itu muncul dalam benak responden mengapa belum mendapat anak, namun suami responden berusaha menghibur dan menekankan pada responden bahwa menikah bukan hanya sekedar untuk mendapatkan anak. Responden berusaha menerima dan menjalani kondisinya saat ini yang belum dikaruniai anak. Hendrick Hendrick 1992 mengatakan bahwa kehadiran anak dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan suami istri berkaitan dengan harapan akan keberadaan anak tersebut. 9 Personality Issue Responden adalah rang yang ringan tangan dan tidak bisa melihat diam bila melihat pekerjaan yang menumpuk, responden akan ikut membantu mengerjakannya. Menurut responden, suami responden juga adalah orang yang ringan tangan dan mudah membantu orang lain. Responden suka dengan pribadi pasangannya tersebut, hanya saja responden tidak suka karena suami responden Universitas Sumatera Utara 137 tidak tegas. Suami responden tidak tegas dalam menentukan batasan-batasan dalam membantu orang lain. Walaupun suami responden tahu kalau suami menolong orang tersebut maka bisa menimbulkan efek negatif, suami responden tetap saja sulit untuk menolak permintaa tolong orang lain tersebut. Sifat suami yang tidak tegas inilah yang tidak responden sukai. Menurut responden, selain tidak tegas, suami responden juga punya kebiasaan yang suka merokok, kemudian tidur kembali setelah shalat shubuh. Responden kurang menyukai sifat-sifat suami responden tersebut. Responden tidak bosan-bosan dalam menegur dan mengingatkan suaminya agar merubah sifat dan kebiasaan buruk suami tersebut. Biasanya, suami responden akan berubah setelah responden ingatkan, namun setelah beberapa hari, suami akan mengulanginya kembali, dan responden tidak merasa bosan untuk selalu mengingatkan suaminya. 10 Egalitarian Role Responden selalu menjalankan peran-perannya dengan baik. Responden melaksanakan setiap pekerjaan dengan hati senang dan responden berusaha untuk menikmati setiap pekerjaannya. Bila responden sedang ada masalah atau sedang banyak pikiran, maka responden tidak akan mengerjakan tugasnya, karena menurut responden, bila bekerja dengan kesal maka tubuh akan terasa letih. Responden mengerjakan tugasnya selalu dalam keadaan senang, sehingga semua pekerjaan dapat responden selesaikan dengan baik tanpa merasa terpaksa dan terbebani. Universitas Sumatera Utara 138

3. Responden 3 Taaruf a. Gambaran Kepuasan Pernikahan