23 Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
ta’aruf adalah proses saling mengenal dan memperkenalkan diri yang berkaitan dengan masalah nikah antara pria dan wanita dengan tujuan untuk memantapkan
diri masing-masing sebelum melangkah ke jenjang pernikahan dan dalam proses pertemuannya kedua pihak didampingi oleh mediator.
2. Karakteristik Ta’aruf
Menurut Assyarkhan dalam http:marsandhy.multiply.com ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi dalam melakukan penjajagan yang islami, yaitu:
a. Tidak Berduaan Tidak ber- Khalwat
Khalwat adalah bersendirian dengan seorang perempuan lain. Perempuan lain yang dimaksud yaitu: bukan istri, bukan salah satu kerabat yang
haram dikawin untuk selama-lamanya, seperti ibu, saudara, bibi dan sebagainya. Ini dilakukan demi menjaga kedua insan tersebut dari
perasaan-perasaan yang tidak baik yang biasa bergelora dalam hati ketika bertemunya dua jenis itu, tanpa ada orang ketiganya. Dalam hal ini
Rasulullah bersabda sebagai berikut: Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan
sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.
Riwayat Ahmad.
b. Tidak Melihat Lawan Jenis dengan Bersyahwat
Di antara sesuatu yang diharamkan Islam dalam hubungannya dengan masalah gharizah, yaitu pandangan seorang laki-laki kepada perempuan
dan seorang perempuan memandang laki-laki. Mata adalah kuncinya hati,
Universitas Sumatera Utara
24 dan pandangan adalah jalan yang membawa fitnah dan sampai kepada
perbuatan zina. Seperti yang Allah firmankan dalam surat An-Nur: 30 berikut:
“Katakanlah kepada laki-laki yang berimanan, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
c. Menundukkan Pandangan
Menundukkan pandangan itu bukan berarti memejamkan mata dan menundukkan kepala ke tanah. Apa yang dimaksud menundukkan
pandangan di sini maksudnya adalah menjaga pandangan agar tidak dilepaskan begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan perempuan-
perempuan atau laki-laki yang beraksi. Pandangan yang terpelihara, apabila memandang kepada jenis lain tidak mengamat-amati
kecantikannya dan tidak lama menoleh kepadanya serta tidak melekatkan pandangannya kepada yang dilihatnya itu.
Rasulullah berpesan pada Ali r.a sebagai berikut: Hai Ali Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan
lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh. Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tarmizi
Rasulullah s.a.w. menganggap pandangan liar dan menjurus kepada lain jenis, sebagai suatu perbuatan zina mata. Sabda beliau: Dua
mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah melihat. Riwayat Bukhari
Universitas Sumatera Utara
25 d.
Tidak Berhias Yang Berlebihan Tabarruj Tabarruj ini mempunyai bentuk dan corak yang bermacam-macam yang
sudah dikenal oleh orang-orang banyak sejak zaman dahulu sampai sekarang. Ahli-ahli tafsir dalam menafsirkan ayat yang mengatakan:
Dan tinggallah kamu hai isteri-isteri Nabi di rumah-rumah kamu dan jangan kamu menampak-nampakkan perhiasanmu
seperti orang jahiliah dahulu.” QS Al-Ahzab: 33
Ta’aruf adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu-individu yang telah memiliki komitmen untuk menikah. Pernikahan akan terjadi bila kedua
belah pihak dalam proses ta’aruf sepakat untuk melanjutkan hubungannya ke tahap pernikahan, dan sebaliknya pernikahan tidak akan terjadi bila kedua belah
pihak atau salah satu pihak tidak sepakat untuk melakukannya, dengan begitu maka proses ta’aruf berakhir sampai disitu, dan masing-masing pihak akan
berusaha kembali melakukan proses ta’aruf dengan calon pasangan yang lain.
3. Alasan Ta’aruf