138
3. Responden 3 Taaruf a. Gambaran Kepuasan Pernikahan
1 Communication
Responden sangat menekankan pentingnya komunikasi dalam sebuah rumah tangga kepada istri responden, karena menurut responden rumah tangga itu
dibangun dengan komunikasi. Responden mengatakan bahwa salah satu penyebab keretakan dalam rumah tangga itu karena komunikasi yang tidak nyambung.
Selama ini komunikasi responden dengan istri sudah cukup baik sekali. Biasanya sebelum tidur, responden dan istri saling bercerita dan saling berbagi tentang hal-
hal yang mereka alami setiap harinya. Responden juga selalu terbuka dan jujur pada istri, responden selalu menceritakan segalanya pada istri, hal sekecil apapun
selalu responden ceritakan pada istri.
2 Leisure Activity
Responden memanfaatkan waktu luangnya bersama keluarga dengan pergi bersilaturahim ke tempat keluarga, ke tempat teman dan yang paling sering pergi
berenang. Istri responden suka berenang, jadi responden merasa ikut senang bila dapat menyenangkan hati istri. Terkadang istri responden mengajak responden
untuk pergi berdua tanpa membawa anak-anak. Responden menyadari mungkin karena dahulu responden tidak pacaran jadi istri terkadang masih ingin jalan-jalan
berdua. Tapi responden merasa belum bisa untuk pergi berdua saja dan meninggalkan anak-anak dalam waktu lama. Responden merasa tidak lengkap bila
anak-anak tidak ikut serta bila responden dan istri pergi berdua. Responden sesekali masih sering pergi berdua dengan istri, misal ketika mengantar istri
Universitas Sumatera Utara
139 mengaji atau kemana, tapi jika untuk pergi dalam waktu lama, responden merasa
tidak bisa untuk meninggalkan anak-anak.
3 Religious Orientation
Responden merasa bahwa religiusitas responden setelah menikah mengalami peningkatan dibandingkan dengan saat sebelum menikah. Responden
merasa bahwa peningkatan religiusitas dan ibadah-ibadah responden disebabkan karena setelah menikah sudah ada istri yang sering mengingatkan responden akan
ibadah-ibadah responden.
4 Conflict Resolution
Menurut responden, masalah dalam rumah tangga dapat mendewasakan dan membuat responden semakin cinta kepada istri. Responden merasa bahwa
dengan adanya masalah membuat responden belajar bagaimana menyikapi setiap permasalahan dengan bijak. Masalah juga membuat responden merasa bahwa istri
responden semakin dewasa, karena sering diberi masukan dan nasehat membuat istri semakin baik dan berubah pola pikirnya. Perubahan pola pikir istri yang
semakin dewasa dan kepatuhan istri dalam menerima dan mengikuti saran dan nasehat responden dalam menghadapi masalah membuat responden semakin cinta
pada istri, karena responden merasa senang memiliki istri yang patuh dan taat pada suami dan mau menerima setiap masukan responden dengan baik, sehingga
cinta responden menjadi semakin besar kepada istri. Responden menyikapi masalah dengan bersikap diam. Responden
menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan istri bila sedang ada masalah. Ketika responden merasa perasaan istri sudah melunak dan hati istri sudah tenang,
Universitas Sumatera Utara
140 baru kemudian responden menanyakan masalah yang terjadi dan membicarakan
bersama solusi atas permasalahan yang terjadi.
5 Financial Management
Responden mempercayakan sepenuhnya kepada istri dalam hal mengelola keuangan. Responden menilai bahwa kondisi ekonomi responden saat ini masih
kurang baik. Untuk memnuhi kebutuhan responden dan keluarga selama ini memang sudah mencukupi, namun terkadang responden juga harus membantu
membiayai keperluan keluarga responden, sehingga terkadang keuangan responden masih kurang mencukupi. Menurut responden kalau kurang, namanya
manusia akan merasa kurang terus. Responden berusaha untuk memaksimalkan keuangan yang ada agar
mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga. Untuk menjaga kepercayaan antara responden dan istri, responden selalu mengkomunikasikan dan
meminta izin pada istri bila responden ingin memberikan bantuan keuangan kepada istri, begitu pula sebaliknya dengan istri, bila ada pengeluaran di luar
kesepakatan keuangan yang telah ada, maka responden dan istri akan selalu saling mengkomunikasikannya satu sama lain.
6 Sexual Orientation
Responden selalu mengkomunikasikan dengan istri bila ingin melakukan hubungan seksual. Responden selalu melakukan hubungan seksual dengan istri
dalam keadaan sama-sama mau. Bila responden sedang capek atau istri sedang capek, responden dan istri tidak akan melakukan hubungan seksual. Menurut
responden, lebih baik ditunda bila sedang capek dan cari waktu dimana keduanya
Universitas Sumatera Utara
141 sudah fit untuk melakukan hubungan seksual, misalnya di pagi hari, sehingga
keduanya dapat menikmati hubungan seksual tersebut. Setiap kali selesai berhubungan, responden selalu mengucapkan terima kasih kepada istri, begitu
pula sebaliknya, istri juga mengucapkan terima kasih kepada responden setiap kali selesai berhubungan seksual.
7 Family and Friends
Hubungan responden dengan keluarga sampai saat ini baik-baik saja. Responden rajin bersilaturahim ke rumah keluarganya. Minimal setiap sebulan
sekali responden selalu berkunjung ke rumah sanak keluarga. Tidak ada masalah dalam hubungan responden dengan keluarga. Pihak keluarga responden juga
selalu berbuat dengan responden, jadi selama ini hubungan responden dengan keluarga baik-baik saja.
Setelah menikah, responden tetap menjalin silaturahim dengan teman- teman responden. Sesekali responden dan teman-teman membuat acara untuk bisa
kumpul-kumpul bersama lagi. Bedanya dengan dulu, sekarang responden dan teman-teman sudah pada menikah, sehingga sekarang bila bertemu sudah bisa
membawa istri masing-masing.
8 Children and Parenting
Responden merasa bahagia sekali dengan kehadiran anak dalam rumah tangga responden. Apalagi setelah anak kedua responden lahir, sekarang anak
responden sudah sepasang, satu pria dan satu wanita, ini menambah lengkap kebahagian responden, karena apa yang responden doakan dikabulkan oleh Allah.
Hal ini tidak sesuai dengan teori Hendrick Hendrick 1992 yang menyatakan
Universitas Sumatera Utara
142 bahwa kehadiran anak mempengaruhi penurunan kepuasan pernikahan, karena
menurut responden, responden merasa sangat bahagia dengan hadirnya anak dalam rumah tangganya.
Menurut istri responden, setelah memiliki anak, perhatian responden kepada istri sudah berkurang. Istri responden merasa responden terlalu banyak ke
anak dan melupakan istri. Responden merasa bahwa istri khawatir tidak disayang lagi oleh responden, padahal responden merasa tidak seperti itu. Responden tetap
memperhatikan istri, cuma memang diakui responden perhatian responden ke istri berkurang dan memang lebih cenderung ke anak. Sikap istri responden sesuai
dengan penelitian yang menyatakan bahwa bertambahnya anak menambah stress pasangan dan mengurangi waktu bersama pasangan Hendrick Hendrick,
1992. Menyadari perasaan istri responden yang merasa kurang diperhatikan, responden berusaha memperbaiki diri dan memperlakukan istri dengan lebih
romantis, sehingga istri tetap merasa diperhatikan. Responden berusaha untuk menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak.
Bila responden atau istri sedang marah atau perasaannya tidak enak, maka pengasuhan anak diserahkan pada pasangan yang perasaannya sedang lebih baik.
Sehingga anak tidak merasakan gejolak emosi tidak baik yang dialami orangtuanya. Responden berusaha untuk selalu bersikap baik dihadapan anak-
anaknya, karena anak akan mencontoh bagaimana perilaku orangtuanya.
9 Personality Issue
Responden merasa senang dengan sifat istri yang tegas. Sifat istri yang tegas dapat menutupi n melengkapi sifat responden yang responden akui kurang
Universitas Sumatera Utara
143 tegas. Ketegasan istri dapat menguatkan responden dalam mengambil keputusan,
dan itu sudah terbukti selama ini. Menurut Skolnick dalam Lemme, 1995, salah satu kriteria pernikahan yang memiliki kepuasan yang tinggi bila pasangan
memiliki kepribadian yang cocok, saling memahami satu sama lain dan dapat saling melengkapi dan menutupi kekurangan yang satu dengan kelebihan yang
lainnya. Dibalik ketegasan istri yang bisa melengkapi kekurangan responden yang kurang tegas, istri juga memiliki sifat yang mudah merajuk. Awalnya responden
merasa kecewa dengan sifat istri yang mudah sekali merajuk, namun setelah sering diberi nasehat dan masukan, sekarang sifat istri responden yang mudah
merajuk sudah berkurang.
10 Egalitarian Role
Responden menekankan pada istri bahwa suami istri adalah sebuah tim dalam rumah tangga. Responden tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa dukungan
istri dan sebaliknya istri juga tidak akan bisa maksimal dalam menjalankan peran bila tanpa dukungan suami. Responden dan istri selalu bekerja sama dalam
menjalankan peran-perannya, baik dalam mengurus anak dan mengurus semuanya, dilakukan bersama-sama, sehingga semuanya akan terasa lebih ringan
bila dilakukan secara bersama-sama.
4. Responden 4 Taaruf a. Gambaran Kepuasan Pernikahan