Alasan Ta’aruf Ta’aruf 1. Definisi Ta’aruf

25 d. Tidak Berhias Yang Berlebihan Tabarruj Tabarruj ini mempunyai bentuk dan corak yang bermacam-macam yang sudah dikenal oleh orang-orang banyak sejak zaman dahulu sampai sekarang. Ahli-ahli tafsir dalam menafsirkan ayat yang mengatakan: Dan tinggallah kamu hai isteri-isteri Nabi di rumah-rumah kamu dan jangan kamu menampak-nampakkan perhiasanmu seperti orang jahiliah dahulu.” QS Al-Ahzab: 33 Ta’aruf adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu-individu yang telah memiliki komitmen untuk menikah. Pernikahan akan terjadi bila kedua belah pihak dalam proses ta’aruf sepakat untuk melanjutkan hubungannya ke tahap pernikahan, dan sebaliknya pernikahan tidak akan terjadi bila kedua belah pihak atau salah satu pihak tidak sepakat untuk melakukannya, dengan begitu maka proses ta’aruf berakhir sampai disitu, dan masing-masing pihak akan berusaha kembali melakukan proses ta’aruf dengan calon pasangan yang lain.

3. Alasan Ta’aruf

Alasan orang memilih ta’aruf sebagai proses pencarian dan penjajagan calon pasangan hidupnya adalah karena proses ta’aruf ini sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist; antara lain: a. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” Surat Al-Israa’ : 32. Zina yang dimaksudkan dalam ayat di atas diperjelas dalam hadist Rasulullah Saw yang berbunyi: “Telah ditakdirkan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti akan ia lakukan dan tak bisa dihindarinya. Adapun mata maka zinanya adalah Universitas Sumatera Utara 26 melihat, zinanya telinga adalah mendengar, sedangkan zinanya lidah adalah berbicara dan zinanya tangan adalah menyentuh, dan zinanya kaki adalah melangkah, sedangkan zinanya hati adalah membayangkan dan berangan-angan, adapun yang akan membuktikannya adalah kemaluan, ataupun akan mendustakannya.” b. “....Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, dan wanita yang baik-baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik-baik pula”. Surat An-Nur : 26 . Ayat ini meyakinkan individu yang ta’aruf bahwa jodoh mereka kelak akan sesuai dengan diri mereka sendiri, jika ia adalah laki-laki yang baik, maka jodohnya kelak pun adalah wanita yang baik, begitu pula sebaliknya, maka mereka yang ta’aruf tidak merasa takut lagi dengan siapa pun jodoh mereka kelak. c. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali- kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan. HR. Ahmad. Hadist di atas menerangkan bahwa pria dan wanita yang bukan muhrim dilarang untuk berdua-duaan. Proses ta’aruf yang selalu didampingi mediator dalam setiap pertemuaannya merupakan sebuah proses perkenalan pria dan wanita yang sesuai dengan ajaran Islam, sesuai dengan hadist di atas. d. Wanita itu dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah berdasarkan agamanya maka kamu akan selamat. HR. Abi Hurairah. Keutamaan dalam pemilihan pasangan melalui ta’aruf adalah karena dalam proses ini landasan agama seseorang menjadi pertimbangan utama Universitas Sumatera Utara 27 dalam penentuan pasangan. Mediator dalam proses ta’aruf selain berfungsi menjadi perantara antara pria dan wanita yang ingin menikah, juga berperan menjadi informan tentang bagaimana agama individu yang ta’aruf tersebut. Agama disini maksudnya menggambarkan bagaimana tingkat pemahaman individu tentang Islam dan aplikasi individu tersebut dalam menjalankan ajaran Islam dalam kehidupannya sehari-hari.

4. Model - Model Ta’aruf