Teknik Pengambilan Sampel Teknik dan Prosedur Pengolahan Data

47 suami-istri yang menikah tanpa pacaran ta’aruf. Alasan utama pengambilan jumlah sampel tersebut dengan pertimbangan keterbatasan dari peneliti sendiri baik waktu, biaya maupun kemampuan peneliti.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Medan yaitu di rumah responden. Pengambilan daerah penelitian tersebut adalah dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan sampel penelitian.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan konstruk operasional theory-basedoperational construct sampling. Sampel dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi-studi sebelumnya, atau sesuai tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel sungguh-sungguh mewakili fenomena yang dipelajari Poerwandari, 2001.

D. Teknik Pengambilan Data

Menurut Poerwandari 2001, metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian serta sifat objek yang diteliti. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara yang merupakan teknik utama dalam pengambilan data. Universitas Sumatera Utara 48

1. Wawancara

Wawancara menurut Moleong 2005 adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu, berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Patton dalam Poerwandari, 2001 membedakan tiga pendekatan dasar wawancara dalam memperoleh data kualitatif yaitu wawancara informal, wawancara dengan pedoman umum, dan wawancara dengan pedoman terstandar terbuka. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum, yaitu mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek- aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek cheklist apakah aspek-aspek tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Jenis wawancara yang digunakan dalam wawancara adalah wawancara mendalam in depth-Interview. Banister 1994 menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur. Pedoman wawancara berisi open-ended question yang bertujuan agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2001. Universitas Sumatera Utara 49 Hasil wawancara adalah berupa pernyataan-pernyataan yang menyeluruh dan mendalam mengenai pandangan atau penilaian subjek terhadap pernikahannya, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan subjek dalam pernikahannya, serta upaya dan solusi yang dilakukan subjek dalam menghadapi konflik atau permasalahan dalam pernikahannya.

2. Alat Bantu Pengumpulan Data

Pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan dianalisa berdasarkan atas ”kutipan” hasil wawanca. Oleh karena itu, pencatatan data harus dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangatlah penting dan cukup rumit, untuk itu diperlukan suatu instrumen atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data Moleong, 2005. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Alat perekam tape recorder Alat perekam digunakan untuk memudahkan peneliti untuk mengulang kembali hasil wawancara yang telah dilakukan. Dengan adanya hasil rekaman wawancara tersebut akan memudahkan peneliti apabila ada kemungkinan data yang kurang jelas sehingga peneliti dapat bertanya kembali kepada responden. Penggunaan alat perekam ini dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari responden. Selain itu penggunaan alat perekam memungkinkan peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang akan dikatakan subjek, alat perekam dapat merekam nuansa suara dan Universitas Sumatera Utara 50 bunyi aspek-aspek wawancara seperti tertawa, desahan, dan sarkasme secara tajam Padget, 1998. b. Pedoman wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dinyatakan Poerwandari, 2001. Pedoman wawancara bertujuan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap analisa data nantinya.

3. Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas Poerwandari, 2001. Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan kompleksitas aspek-aspek yang terkait dalam bahasa kuantitatif: variabel dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif Kredibilitas penelitian ini nantinya terletak pada keberhasilan penelitian dalam mengungkapkan pemasalahan-permasalahan dalam kepuasan pernikahan subjek dan aspek-aspek kepuasan pernikahan yang dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan yang diungkapkan subjek. Universitas Sumatera Utara 51

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan untuk melakukan penelitian. a. Mengumpulkan data Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dan teori-teori yang berhubungan dengan kepuasan pernikahan, khususnya yang berkaitan dengan pasangan yang menikah dengan pacaran dan tanpa pacaran ta’aruf. b. Menyusun pedoman wawancara Agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan kerangka teori yang ada untuk menjadi pedoman dalam wawancara. Adapun pedoman wawancara yang peneliti gunakan, antara lain: 1 Masa Perkenalan sebelum menikah: a Berapa usia subjek saat menikah? b Bagaimana proses perkenalan subjek dengan pasangan sebelum menikah? c Berapa lama proses perkenalan yang subjek jalani hingga sampai pada pernikahan? d Bagaimana hubungan responden dengan pasangan saat masa perkenalan? 2 Dalam Pernikahan: a Berapa usia pernikahan subjek saat ini? Universitas Sumatera Utara 52 b Bagaimana hubungan responden dengan pasangan di masa-masa awal pernikahan? c Bagaimana pola komunikasi responden dengan pasangan? d Kegiatan apa saja yang responden lakukan bersama dengan pasangan bila memiliki waktu luang? e Bagaimana perubahan religiusitas yang responden rasakan setelah menikah? f Apa saja permasalahan ataupun kendala-kendala yang sering responden alami dalam kehidupan pernikahan? g Bagaimana cara responden menyikapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga responden? h Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi keluarga saat ini? i Bagaimana hubungan seksualitas responden dengan pasangan? j Bagaimana hubungan responden dengan keluarga pasangan responden? k Bagaimana hubungan responden dengan teman dan sahabat setelah menikah? l Bagaimana perasaan responden dengan hadir belum hadirnya anak dalam rumah tangga responden? m Bagaimana pola pengasuhan responden terhadap anak? n Bagaimana pengaruh kehadiran belum hadirnya anak terhadap hubungan responden dengan pasangan? o Bagaimana responden menyikapi perbedaan-perbedaan baik sifat, karakter ataupun kebiasaan antara responden dengan pasangan? Universitas Sumatera Utara 53 p Bagaimana perasaan responden dalam menjalani peran-perannya? c. Persiapan untuk mengumpulkan data Mengumpulkan informasi tentang calon subjek penelitian. Setelah mendapatkannya, lalu peneliti menghubungi calon subjek untuk menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. d. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara Setelah memperoleh kesediaan dari subjek penelitian, peneliti meminta subjek untuk bertemu dan kemudian peneliti berusaha membangun rapport. Setelah itu, peneliti dan subjek penelitian menentukan dan menyepakati waktu untuk pertemuan selanjutnya untuk mengadakan wawancara penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki beberapa tahap pelaksanaan penelitian, antara lain: a. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dilakukan dengan tujuan agar memastikan responden dalam keadaan sehat dan tidak berhalangan dalam melakukan wawancara. Universitas Sumatera Utara 54 b. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk menandatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan bahwa responden mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian sewaktu- waktu serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap responden. c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim. Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2001. d. Melakukan analisa data Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai, kemudian dibuatkan salinannya dan diserahkan kepada pembimbing. e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian. Dengan memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan data Universitas Sumatera Utara 55 dan diskusi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya.

3. Tahap Pencatatan Data

Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat perekam dengan persetujuan subjek penelitian sebelumnya. Dari hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara yang dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di atas kertas.

F. Teknik dan Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif adalah berupa kata-kata. Untuk itu kita perlu melakukan analisis data. Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2005. Untuk melakukan analisis berdasarkan data tersebut dibutuhkan kehati-hatian agar tidak menyimpang dari tujuan data penelitian. Berdasarkan penjelasan Moleong 2005 proses analisis data adalah sebagai berikut: a. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. b. Mengadakan reduksi data melalui abstraksi. c. Menyusunnya kedalam satuan-satuan. d. Kategorisasi satuan-satuan dengan memberikan koding. e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Universitas Sumatera Utara 56 Menurut Poerwandari 2001 proses analisa data adalah sebagai berikut : a. Organisasi data secara sistematis untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan dan menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian. b. Koding dan analisis. Peneliti kemudian menyusun transkripsi verbatim atau catatan lapangan sedemikian rupa sehingga ada kolom kosong sebelah kanan atau kiri transkrip untuk tempat kode-kode tertentu, kemudian secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip. Selanjutnya peneliti mulai memberi perhatian pada substansi data yang telah dikumpulkan. c. Pengujian terhadap dugaan. Peneliti akan mempelajari data yang kemudian akan mengembangkan dugaan-dugaan yang juga merupakan kesimpulan sementara. Pengujian terhdap dugaan berkaitan erat dengan upaya mencari penjelasan yang berbeda mengenai data yang sama, dalam hal ini peneliti harus mengikutsertakan berbagai perspektif untuk memungkinkan keluasan analisis serta memeriksa bias-bias yang mungkin tidak disadari. d. Strategi analisis. Proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata subjek meupun konsep yang dipilih atau yang dikembangkan peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. Universitas Sumatera Utara 57 e. Interpretasi, yaitu untuk memahami data secara ekstensif dan mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasikan data melalui perspektif tersebut. Ia beanjak dari apa yang secara langsung dsampaikan oleh subjek, untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak segera tertampilkan dalam teks data mentah atau transkripsi wawancara. Universitas Sumatera Utara 58

BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

Pada bagian ini akan diuraikan hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami aspek kepuasan pernikahan maka data akan dijabarkan, dianalisa, dan diinterpretasi per subjek. Interpretasi akan dijabarkan dengan menggunakan aspek-aspek yang terdapat dalam pedoman wawancara.

A. Deskripsi Data 1. Responden 1 Pacaran

a. Data Diri Nama : Ari bukan nama sebenarnya Usia saat menikah : 29 Tahun Usia : 30 Tahun Suku : Minang Urutan kalahiran : Anak ke tiga dari tiga bersaudara Pendidikan : Sarjana Pekerjaan : Pegawai Swasta Penghasilan : Rp. 800.000 bln Universitas Sumatera Utara