10 dipengaruhi oleh kepuasan pernikahan daripada hal lain dalam kehidupan dewasa,
seperti pekerjaan, persahabatan, hobi, dan aktivitas komunikasi dalam Newman Newman, 2006. Hal ini dapat kita lihat dari fenomena rumah tangga beberapa
artis Ibu Kota yang seringkali diwarnai konflik bahkan perceraian. Kesuksesan yang mereka peroleh dalam pekerjaannya sebagai artis tidak dapat memuaskan
hidup mereka, bahkan kesejahteraan psikologis mereka juga cukup terganggu dengan adanya konflik yang tidak teratasi dalam pernikahannya. Konflik rumah
tangga ini pada akhirnya dapat mempengaruhi performance mereka dalam pekerjaan, hobi, persahabatan, dan aktivitasnya sehari-hari. Ini menunjukkan
bahwa kepuasan pernikahan pada masa dewasa memegang peranan penting untuk mencapai kebahagiaan hidup.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti ingin meneliti tentang gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah dengan pacaran dan tanpa
pacaran ta’aruf.
B. Perumusan Masalah
Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa yang menjadi fokus penelitian. Untuk itu, peneliti mencoba merumuskan masalah
penelitian dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut yaitu bagaimana dinamika kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah dengan
pacaran dan ta’aruf, yang mencakup: 1.
Bagaimana gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah dengan pacaran?
Universitas Sumatera Utara
11 2.
Bagaimana gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah tanpa pacaran ta’aruf?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pernikahan pada
pasangan yang menikah dengan pacaran dan tanpa pacaran taaruf? 4.
Adakah perbedaan kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah melalui proses pacaran dengan pasangan yang menikah tanpa proses
pacaran ta’aruf? 5.
Adakah perbedaan kepuasan pernikahan antara pria dan wanita?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah dengan pacaran dan ta’aruf.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang ingin dicapai adalah diharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan informasi di bidang psikologi pada umumnya dan pada
bidang psikologi perkembangan khususnya, terutama yang berkaitan dengan kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah melalui proses pacaran dan
tanpa pacaran ta’aruf.
2. Manfaat Praktis
a. Memberi informasi pada masyarakat, khususnya bagi individu yang
belum menikah, mengenai gambaran kepuasan pernikahan pada
Universitas Sumatera Utara
12 pasangan yang menikah melalui proses pacaran dan tanpa pacaran
ta’aruf, sehingga mereka dapat menjadi pertimbangan bagi mereka dalam menentukan proses apa yang akan mereka jalani dalam
pemilihan pasangan hidupnya kelak. b.
Memberi informasi pada masyarakat tentang hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan dalam pernikahan pada pasangan yang
menikah melalui proses pacaran dan melalui proses ta’aruf. c.
Diharapkan agar penelitian ini dapat memberi pengetahuan pada pasangan yang menikah dengan pacaran ataupun ta’aruf, terkait
dengan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Latar Belakang
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan. Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, antara lain mengenai definisi pacaran, fungsi pacaran,
tingkatan pacaran, definisi ta’aruf, model-model ta’aruf, etika ta’aruf, proses ta’aruf, definisi pernikahan, fase pernikahan, definisi kepuasan
Universitas Sumatera Utara
13 pernikahan, faktor pendukung kepuasan pernikahan, aspek kepuasan
pernikahan, kriteria kepuasan pernikahan, kepuasan pernikahan pasangan yang menikah dengan pacaran, dan kepuasan pernikahan pasangan yang
menikah dengan ta’aruf serta paradigma penelitian. Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang berisi tentang pendekatan kualitatif, subjek dan lokasi penelitian, teknik pengambilan
data, metode pengambilan data, kredibilitas penelitian, tahap pelaksanaan dan prosedur penelitian, dan teknik dan proses pengolahan data.
Bab IV Analisa Data dan Interpretasi Data Bab ini berisi deskripsi data subjek, analisa dan interpretasi data yang
diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dan pembahasan data-data penelitian sesuai dengan teori yang relevan.
Bab V Kesimpulan, Diskusi dan Saran Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran mengenai
kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah dengan pacaran dan tanpa pacaran ta’aruf. Kesimpulan berisikan hasil dari penelitian yang
telah dilaksanakan dan terdapat diskusi terhadap data-data yang tidak dapat dijelaskan dengan teori atau penelitian sebelumnya karena
merupakan hal baru, serta saran yang berisi saran-saran praktis sesuai dengan hasil dan masalah-masalah penelitian, dan saran-saran metodologis
untuk penyempurnaan penelitian lanjutan.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pacaran 1. Definisi Pacaran
Menurut DeGenova Rice 2005 pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas
bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman 1978 pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum
menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di
Amerika. Benokraitis 1996 menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana
seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan
pasangan hidup. Menurut Saxton dalam Bowman, 1978, pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara
dua orang biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis.
Kyns 1989 menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana
hubungan ini didasarkan karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing. Menurut Reiss dalam Duvall Miller, 1985 pacaran adalah
hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds
Universitas Sumatera Utara