Jenis-Jenis Asuransi KESIMPULAN DAN SARAN A.

4. Kesejahteraan Anggota Apabila beberapa orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan membayar kontribusi iuran kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu berkedudukan sebagai penanggung. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian atau kematian bagi anggota tertanggung, perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota tertanggung yang bersangkutan. Wirjono Projodikoro menyebut asuransi seperti ini mirip dengan perkumpulan koperasi. Asuransi ini merupakan asuransi saling menanggung omderlinge verzekering atau asuransi usaha bernama mutual insurance yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anggota. 31 Setelah ditelaah dengan seksama, asuransi saling menanggung tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi murni, melainkan hanya mempunyai unsur-unsur yang mirip dengan asuransi kerugian atau asuransi jumlah. Penyetoran uang iuranoleh anggota perkumpulan semacam premi oleh tertanggung merupakan pengumpulan dana untuk kesejahteraan anggotanya atau untuk mengurus kepentingan anggotanya misalnya bantuan upacara bagi anggotanya yang mengadakan selamatan, bantuan biaya penguburan bagi anggota yang meninggal dunia dan biaya perawatan bagi anggota yang mengalami kecelakaan atau sakit, serta cacat tetap. 32

C. Jenis-Jenis Asuransi

31 Ibid , Hal 15. 32 Ibid . KUHD kitab Undang-Undang Hukum Dagang dalam pasal 247 merinci asuransi dalam 5 Jenis yaitu : 1. Asuransi terhadap Kebakaran; 2. Asuransi yang mengancam hasil-hasil pertanian di sawah; 3. Asuransi jiwa; 4. Asuransi di lautan dan perbudakan; 5. Asuransi pengangkutan darat dan sungai-sungai serta di perairan-perairan pedalaman. 33 Buku I Kitab Undang-Undang Hukum Dagang mengatur tentang jenis asuransi yang poin 1, poin 2, dan poin 3 di atas, sedangkan jenis asuransi yang poin 4 dan 5 diatur dalam Buku II Kitab Undang-undang Hukum Dagang. Dari jenis-jenis asuransi yang disebutkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, dapat dilakukan penggolongan besar sebagai berikut : 1. Asuransi kerugian atau asuransi umum yang terdiri dari asuransi kebakaran dan asuransi pertanian 2. Asuransi jiwa 3. Asuransi pengangkutan laut, darat dan sungai 34 Jika diperhatikan dalam jenis-jenis asuransi pada pasal 247 KUHD dengan perkembangan saat ini terdapat perbedaan. Perkembangan pertanggungan itu sendiri pada sat ini kurang sesuai karena pada saat ini sudah banyak dikenal jenis-jenis pertanggungan yang tidak tercantum di dalam pasal tersebut dan juga 33 Djoko Prakoso, Op.Cit, Hal 56. 34 Junaedy Ganie, Op.Cit., Hal 86. melingkupi atau kriteria yang dipakai pembuat undang-undang tidak tepat seperti : 1. Pertanggungan kebakaran memiliki arti murni hanya dilihat menanggung kepentingan atas suatu benda bergerak dan benda tidak bergerak. Benda tersebut tidak dalam keadaan dikirm atau diangkut, sedangkan kerugian karena kebakaran yang menimpa kapal dan barang-barang yang dalam perjalanan untuk dikirim atau diangkut menjadi digolongkan dalam pertanggungan laut. 2. Mengenai pertanggungan sakit, dalam arti murni menurut sifatnya seseorang yang menderita suatu penyakit atau dalam keadaan sakit itu tidak dapat bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya sehingga untuk kerugiannya itu akan dibayar oleh penanggung dan masih banyak kepentingan lain dari tertanggung yang dapat dikaitkan dalam peristiwa sakit itu misalnya akibat sakitnya itu menderita rugi karena harus membayar ongkos perawatan, pemondokan dan lain-lain, sehingga diperlukan pertanggungan biaya sakit ziektekosten verzekerinh. Menurut ketentuan pasal 268 KUHD “Suatu pertanggungan dapat mengenai segala kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang, dapat diancam oleh sesuatu bahaya, dan tidak dikecualikan oleh undang-undang”. Definisi ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat ini karena kepentingan yang diasuransikan tidak lagi terbatas pada kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang sebagaimana halnya dengan jiwa seseorang. Kebutuhan masyarakat telah jauh melampaui kebutuhan terhadap asuransi kebakaran semata untuk mempertanggungkan kepentingan mereka mengingat risiko-risiko yang timbul kemudian melahirkan kebutuhan terhadap jenis-jenis asuransi baru. Batasan atas objek asuransi dalam Pasal 268 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang meliputi objek asuransi atas kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang, dapat diancam oleh suatu bahaya yang tidak dikecualikan oleh undang-undang sudah tidak sesuai praktik industri sudah sejak lama. Dari ketentuan Pasal 247 dan 268 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dapat diartikan bahwa walaupun terdapat keterbatasan dalam ketentuan-ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, ketentuan-ketentuan tersebut tidak menutup munculnya jenis-jenis asuransi yang baru sepanjang ketiga kriteria tersebut di atas terpenuhi semua dalam kesepakatan di antara para pihak yang akan mengikatkan diri. 35 1. Asuransi Kerugian schade verzekering Molengraaff membedakan 2 dua bentuk utama asuransi, yaitu : Merupakan pertangggungan hak-hak kekayaan, bagian-bagian-bagian dari kekayaan. a. Ini adalah asuransi untuk mendapatkan ganti rugi jika kekayaanmengalami kekurangan. Demikian ini disebut juga asuransi kekayaan. b. Kerugian yang diderita akan diganti, sebab itu untuk asuransi ini disyaratkan adanya kemungkinan kerugian yang dapat dinilai dengan uang. kehilangan atau untung yang seharusnya diterima. 35 Ibid, Hal 86-87. 2. Asuransi Sejumlah Uang sommen verzekering Merupakan pertanggungan untuk mendapatkan sejumlah uang tertentu, terlepas dari kerugian yang diderita, terhadap suatu kejadian biasanya mengenai diri tertanggung atau orang lain yang belum tentu kapan akan terjadi. Ini juga dinamakan asuransi orang jiwa, sakit, cacat, dan lain-lain a. sejumlah uang akan dibayar; b. kemungkinan kerugian yang didapat dinilai dengan uang biarpun hanya kerugian ekonomis tidak di syaratkan. 36 Jika kita perhatikan jenis asuransi yang dikemukakan oleh Molengraaf, maka dapat dikatakan bahwa asuransi kecelakaan diri termasuk ke dalam jenis asuransi sejumlah uang sommen verzekering, yaitu asuransi yang pertanggungannya berupa sejumlah uang tertentu. Peristiwa yang dipertanggungkan belum tentu kapan terjadi. Asuransi ini disebut juga asuransi orang yang meliputi jiwa, sakit, cacat dan lain-lain dimana asuransi kecelakaan diri meliputi pertanggungan asuransi meninggal dunia, luka-luka dan cacat tetapakibat adanya peristiwa kecelakaan yang belum pasti terjadi. Kita mengetahui bahwa dalam garis besarnya ada 2 jenis asuransi yaitu asuransi sejumlah uang sommen verzekering dan asuransi kerugian schade verzekering , namun seiring perkembangan zaman dan usaha perasuransian 36 Ibid . muncul 3 jenis asuransi lagi yakni asuransi varia varia verzekering, asuransi rekayasa egineering insurance dan asuransi syariah. 37 Asuransi varia merupakan asuransi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 38 Asuransi varia disebut juga asuransi campuran karena merupakan unsur-unsur yang ada dalam asuransi sejumlah uang dan asuransi kerugian. Asuransi varia berkembang untuk mengantisipasi kekakuan KUHD yang hanya mengatur asuransi dalam ruang lingkup yang sempit. 39 1. Asuransi Kredit Jenis-jenis asuransi varia antara lain : 2. Asuransi Deposito 3. Bank Garansi 4. Asuransi Ekspor Impor 5. Asuransi pengangkutan 6. Asuransi Rangka Kapal 7. Asuransi Pertambangan 40 Asuransi rekayasa egineering verzekering adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan kepada pemegang polis tertanggung terhadap risiko-risiko yang timbul selama kegiatan pengerjaan proyek, pembangunan rumah, 37 Mustafa Dib al-Bugha, Buku Pintar Transaksi Syariah Menjalin Kerja Sama Bisnis dn Menyelesaikan Sengketanya Berdasarkan Panduan Islam , Jakarta; Al-Hikmah, 2010, Hal 83. 38 Tuti Rastuti, Op.Cit., Hal 101. 39 Abdul Muis, Op.Cit., Hal 11. 40 Tuti Rastuti, Op.Cit., Hal 113 pemasangan mesin, testing dan commisioning. Jenis-jenis asuransi rekayasa egineering verzekering antara lain : 1. Asuransi Egineering Proyek 2. Asuransi egineering non proyek a. Asuransi peralatan elektronika electronic equipmentinsurancee.e.i b. Asuransi Kerusakan Mesin machinery breakdown insuranceMB 41 Dalam prespektif ekonomi Islam, asuransi dikenal dengan istilah takaful yag berasal dari bahas Arab yakni takafala-yatakafulu-takafulyang berarti saling menanggung atau saling menjamin. 42 Pengertian asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru sumbangan yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai syariah. 43 1. Asuransi Jiwa Bentuk-bentuk asuransi yang dikenal dalam tata hukum Indonesia, yakni sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan peraturan pelaksanaannya, dapat dijabarkan sebagai berikut: 41 Ibid , Hal 141 42 H. Hendi Suhendi dan Deni K. Yusuf, Asuransi Takaful dari Teoritis ke praktis, Bandung; Mimbar Pustaka, 2005, Hal 1. 43 Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 21DSN-MUIX2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah , Jakarta, 17 Oktober 2001., Hal 24. Asuransi jiwa dapat didefenisikan dari dua perspektif, yaitu lingkungan masyarakat dan perorangan. Dari sudut pandang lingkungan masyarakat, asuransi jiwa dapat didefenisikan sebagai perangkat sosial pengalihan risiko keuangan perorangan akibat kematian ke kelompok orang, dan melibatkan suatu proses akumulasi dana oleh kelompok untuk memenuhi kerugian keuangan yang tidak pasti akibat kematian. Dari sudut pandang perorangan, asuransi jiwa dapat didefenisikan sebagai suatu perjanjian polis asuransi yang mana satu pihak pemilik polis membayar suatu perangsang kepada pihak lain penanggung sebagai imbalan persetujuan penanggung untuk membayar jumlah tertentu jika orang yang ditanggung meninggal. Dimana kegunaan asuransi jiwa adalah memberikan perlindungan ekonomis terhadap kerugian yang mungkin terjadi akibat suatu kemungkinan kejadian, seperti kematian, sakit, atau kecelakaan. 2. Asuransi Kerugian Asuransi kerugian dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yakni : a. Asuransi Wajib compulsory insurance Adalah asuransi wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang berkepentingan sehubungan dengan adanya undang-undang atau peraturan pemerintah mengenai hal tersebut. Program asuransi ini diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Asuransi wajib hanya memberikan perlindungan dasar dan lazimnya penyelenggaraan program asuransi ini dimonopoli oleh badan usaha yang ditunjuk pemerintah.Contohnya antara lain : asuransi sosial pegawai negeri sipil, asuransi kesehatan pegawai negeri sipil, asuransi kecelakaan lalu lintas, jaminan sosial tenaga kerja dan lain sebagainya. b. Asuransi Sukarela Voluntary Insurance Asuransi jenis ini dilaksanakan secara sukarela. Masyarakat diberikan secara kebebasan untuk mengasuransikan atau tidak mengasuransikan obyek yang dapat dipertanggungkan. Dalam hal yang bersangkutan memutuskan untuk berasuransi, maka ia juga diberikan kebebasan memilih penanggung perusahaan asuransi. Terkait dengan pelaksanaan asuransi sosial untuk risiko-risiko yang telah dijamin dan hanya menyediakan perlindungan dasar, masyarakat dapat menggunakan mekanisme asuransi sukarela ini untuk meningkatkan jumlah santunan atau coverge merupakan solusi atas keterbatasan program yang disediakan melalui asuransi sosial. 44 1 Asuransi Jiwa Life Insurance Karena sifatnya sukarela maka setiap orang tidak terikat untuk masuk pada jenis asuransi ini, yaitu: 2 Asuransi Kerugian Non Life Insurance atau General Insurance, antara lain sebagai berikut: a Asuransi Kebakaran b Asuransi Pengangkutan Transport Laut, Darat, dan Udara c Asuransi Kendaraan Bermotor 44 Kun Wahyu Wardana, Op.Cit., Hal 30-31. d Asuransi Kendaraan Berat Heavy Equipment Insurance e Asuransi Kecelakaan Diri Personal Accident Insurance f Asuransi Cash g Asuransi Kontruksi Construction’s All Risk Insurance h Asuransi Pemasangan Mesin Erection All Risks Insurance i Asuransi Kerusakan Mesin Machinery Breakdown Insurance j Asuransi Pembongkaran Burglary Insurance k Asuransi Penggelapan Fidelity Guarantee

D. Polis dan Premi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pengadaan Jenis Ikan Nilai Ekonomi Tinggi Antara Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Dengan CV. Avansa

0 51 113

Tinjauan Yuridis Perjanjian Program Kemitraan Bantuan Usaha Kepada Ekonomi Kecil di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Medan

3 61 100

“Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PT. Bank Central Asia, Tbk dengan PT. Dana Purna Investama (Studi Penelitian pada PT. Bank Central Asia, Tbk Kanwil V Medan)

4 73 109

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

8 122 120

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 40 102

MODEL PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS Model Penyelesaian Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Dalam Kecelakaan Lalu Lintas.

0 2 15

MODEL PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS Model Penyelesaian Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Dalam Kecelakaan Lalu Lintas.

0 2 24

ANALISIS YURIDIS PRAKTIK ASURANSI KECELAKAAN ATAS KECELAKAAN TUNGGAL AKIBAT KERUSAKAN JALAN.

0 0 2

A. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi - Tinjauan Tentang Praktik Asuransi Kecelakaan Terhadap Tertanggung Sebagai Pelaku Kecelakaan

0 2 36

A. Latar Belakang - Tinjauan Tentang Praktik Asuransi Kecelakaan Terhadap Tertanggung Sebagai Pelaku Kecelakaan

0 0 15