BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi merupakan suatu perlindungan atau proteksi yang berperan penting pada saat sekarang ini. Asuransi dapat memberikan perlindungan bagi
kesehatan, pendidikan, harta benda, hari tua maupun kematian. Seperti yang kita ketahui, tiap-tipa manusia akan berusaha untuk bertahan hidup. Namun untuk
bertahan hidup manusia memiliki kendala yaitu manusia tidak akan bisa mengetahui apa yang terjadi padanya di masa depan. Karena itu manusia
membutukan perlindungan seperti asuransi ini. Kehidupan dan kegiatan manusia, pada hakikatnya mengandung berbagai
hal yang menunjukan sifat “tidak kekal” yang selalu menyertai kehidupan dan kegiatan manusia pada umumnya. Sifat tidak kekal termaksud, selalu meliputi dan
menyertai manusia, baik ia sebagai pribadi, maupun ia dalam kelompok atau bagian kelompok masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
Keadaan yang tidak kekal yang merupakan sifat alamiah tersebut mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat diramalkan lebih dahulu secara tepat.
Sehingga dengan demikian termaksud tidak akan pernah memberikan rasa pasti. Karena tidak adanya suatu kepastian, tentu saja akhirnya sampai pada suatu
keadaan yang tidak pasti pula. Keadaan tidak pasti tersebut dapat berwujud dalam berbagai bentuk dan peristiwa, yang biasanya selalu dihindari. Keadaan tidak pasti
terhadap setiap kemungkinan yang dapat terjadi baik dalam bentuk atau peristiwa
yang belum tentu menimbulkan rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai resiko.
1
Pada sisi lain, manusia sebagai makhluk Tuhan dianugerahi berbagai kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat
yang lebih dari makhluk lain mencari daya upaya guna mengatasi rasa tidak aman tadi sehingga ia merasa menjadi aman. Dengan daya upayanya tersebut manusia
berusaha bergerak dari ketidakpastian menjadi suatu kepastian, sehingga ia selalu dapat menghindarkan atau mengatasi resiko-resikonya, baik secara individual atau
bersama-sama.
2
Usaha dan upaya manusia untuk menghindari dan melimpahkan merupakan resikonya kepada pihak lain beserta proses pelimpahan sebagai suatu
kegiatan itulah yang merupakan embrio atau cikal bakal perasuransian yang dikelola sebagai suatu kegiatan ekonomi yang rumit sampai saat ini.
3
Di dalam melaksanakan kegiatan perekonomian sehari-hari, kita selalu menghadapi risiko. Risiko yang dihadapi bisa bersifat risiko murni maupun
spekulatif. Sedangkan di dalam dunia usaha atau bisnis, risiko yang dihadapi lebih bervariasi lagi, yaitu risiko biasa yang rutin sampai dengan risiko yang dapat
menyebabkan kerugian yang sangat besar.
4
1
Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta; Sinar Grafika, 2008 hal 2.
2
Ibid .
3
ibid
4
Agus Purwoto
Pada dasarnya risiko-risiko di atas, timbul dari peristiwa tak pasti, tak terprediksi dan tak mungkin terhindarkan karena keterbatasan kemampuan yang
dimiliki manusia itu sendiri. Untuk menghadapi risiko tersebut, maka manusia dapat melakukan manajemen risiko guna mengatasi risiko agar manusia tidak
terhambat dalam mencapai kesejahteraannya. Menurut Emmet J. Vaughan dan Therese M. Vaughan dalam bukunya yang berjudul Essential of Insurance : A
Risk Management Perspective mengemukakan beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk meminimkan risiko kerugian yaitu dengan menghindari risiko risk avoidance, menahan risiko risk retention, memindahkan risiko risk
transfer , membagi risiko risk sharing, dan mengurangi risiko risk reduction.
5
Asuransi telah mulai berkembang di Eropa pada abad ke-17, termasuk negara Belanda, sejalan dengan perkembangan industri dan perdagangan yang
terjadi di Negara yang bersangkutan. Perkembangan asuransi, khususnya di Negara Belanda dibawa ke negara jajahannya, termasuk Indonesia karena Belanda
juga melakukan aktivitas perdagangan, baik dengan negara lain atau dengan penduduk pribumi di negara Indonesia.
6
KUHD Indonesia pada dasarnya merupakan KUHD Belanda yang ditetapkan secara konkordan di Indonesia. Ketentuan asuransi yang sudah diatur
dalam KUHD, menjadikan kegiatan asuransi tumbuh dan berkembang dengan pesat di Indonesia. Apalagi dengan lahirnya Undang-undang Nomor 2 Tahun
5
Kun Wahyu Wardana, Hukum Asuransi Proteksi Kecelakaan Transportasi, Bandung; Mandar Maju, 2009, Hal 24.
6
H.K. Martono dan Eka Budi Thajono, Asuransi Transportasi Darat-Laut-Udara, Bandung; Mandar Maju, 2011 hal 1.
1992 tentang Usaha Perasuransian, maka secara perlahan dan bertahap masyarakat Indonesia sudah mulai berminat untuk melakukan usaha asuransi baik asuransi
terhadap harta kekayaan, benda-benda berharga, maupun jiwanya untuk mengalihkan resiko mereka kepada perusahaan asuransi.
Dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tersebut di atas, maka telah diberi landasan hukum dan ruang bagi tumbuhnya Perusahaan Pialang
Asuransi yang dapat menjadi mediator bagi tertanggung dan penanggung untuk menyelesaikan klaim dan tugas-tugas lain yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Dengan lahirnya undang-undang tesebut maka banyak perusahaan asuransi yang berkembang di Indonesia seperti halnya PT Prudential
Life Assurance Indonesia. Seiring dengan perkembangan era globalisasi dewasa ini, sarana
transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya. Kekhawatiran terhadap ketidakpastian
uncertainty menimbulkan kebutuhan terhadap perlindungan asuransi, ketidakpastian yang mengandung risiko yang dapat menjadi ancaman bagi
siapapun melahirkan kebutuhan untuk mengatasi risiko kerugian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Risiko yang dihadapi dapat bersumber dari
bencana alam, kelalaian, ketidakmampuan, ataupun dari sebab-sebab lainnya yang tidak diduga sebelumnya, meskipun demikian tidak semua orang membeli
asuransi dan tidak semua risiko diasuransikan. Bagi masyarakat umum, selain menghindarkan risiko, mencegah risiko dan menahan risiko yang dihadapi pada
masa kini maupun di masa depan, asuransi merupakan suatu bentuk penyebaran
risiko yang dimiliki walaupun lebih tepat disebut sebagai bentuk pengalihan risiko.
7
Kini banyak sekali jenis asuransi yang berkembang dalam masyarakat, secara umum asuransi memang suatu cara untuk menangani atau mengantisipasi
risiko-risiko di dalam hidup. Pada dasarnya asuransi terdiri dari asuransi kerugian, asuransi jiwa, asuransi sosial, dan asuransi varia yang diatur dalam berbagai
undang-undang.
8
Salah satu kasus kecelakaan maut yang terjadi di Indonesia adalah kasus kecelakaan yang dialami oleh AQJ anak musisi Ahmad Dhani pada 8 September
2013. Dalam kecelakaan tersebut AQJ yang berusia 13 tahun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak pembatas jalan dan
Sesuai dengan pasal 246 KUHD, pengertian asuransi hanya meliputi asuransi kerugian yang objeknya adalah harta kekayaan. Asuransi jiwa tidak
termasuk dalam rumusan pasal 246 KUHD, karena jiwa manusia bukanlah harta kekayaan. Namun berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
pada prinsipnya jenis asuransi terdiri atas 2 jenis asuransi masing-masing asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Asuransi kerugian adalah asuransi jasa untuk
menanggulangi risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa tidak pasti, sedangkan
asuransi jiwa adalah asuransi jasa untuk menanggulangi risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
7
Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta; Sinar Grafika, 2011 Hal 45-47.
8
Tuti Rastuti, Aspek Hukum Perjanjian Asuransi, Yogyakarta; Pustaka Yustisia, 2011 Hal 15
kemudian menabrak mobil Grandmax dan Avanza yang berlawanan arah. Kecelakaan tersebut menewaskan 7 korban dan 8 orang lainnya mengalami luka-
luka termasuk AQJ. AQJ sebagai penyebab kecelakaan tersebut tentu mengalami kerugian.
Sebagai salah satu nasabah Prudential, maka PT. Prudential Life Assurance wajib menanggung kerugian yang dialami oleh nasabahnya. Namun faktanya,
perusahaan jasa asuransi Prudential yang tidak mau membayar biaya rumah sakit perawatan AQJ. Sebagai orang tua, Ahmad Dhani menganggap Prudential ingkar
janji. Semula Prudential menyatakan siap mengganti semua biaya rumah sakit untuk anaknya, AQJ. Namun belakangan perusahaan itu menolak membayarkan
klaim.
9
B. Permasalahan