14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya telah dilakukan untuk merespon masalah remaja, antara lain melalui program di sekolah, masyarakat, keluarga dan kelompok sebaya. Dari
berbagai upaya tersebut, keluarga terutama pola asuh orangtua, telah diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam membentuk sikap dan perilaku
remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja, pengawasan orangtua dan komunikasi orangtua dengan remaja. Diantara proses
pola asuh tersebut, komunikasi orangtua dengan remaja diketahui berpengaruh terhadap pembentukan karakter, sikap dan perilaku remaja.
Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok umur 10-24 tahun remaja sekitar 27,6 atau kurang lebih 64 juta jiwa,dari total penduduk Indonesia
berdasarkan Sensus Penduduk 2010.Jumlah yang banyak ini memerlukan perhatian khusus dalam pembinaannya dari semua pihak,apalagi usia remaja
adalah masa pancaroba,masa pencarian jati diri, ditambah lagi dengan arus globalisasi dan informasi yang kian tak terkendali,mengakibatkan perilaku hidup
remaja menjadi tidak sehat yang selanjutnya berdampak pada tiga resiko Triad KRR Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS. Kondisi ini apabila dibiarkan terus
menerus maka akan mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia 10-20 tahun yang akan datang. Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja,khususnya
remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Data dari Departemen Kesehatan 2009 Medan, Jakarta Pusat, Bandung, dan Surabaya mempunyai
Universitas Sumatera Utara
15 teman yang sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah dan 6,9
responden telah melakukan hubungan seks pranikah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.
Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka. Melihat jumlahnya yang sangat besar,maka remaja sebagai
generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat secara jasmani,rohani,mental dan spiritual. Faktanya,berbagai penelitian menunjukkan
bahwa remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol di kalangan remaja
yaitu permasalahan seputar TRIAD KRR Seksualitas,HIV dan AIDS serta Napza,rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan
Median usia kawin pertama perempuan relatif masih rendah yaitu 19,8 tahun SDKI 2007.
Menurut data Badan Narkotika Nasional tahun 2008, menunjukkan bahwa pengguna NAPZA sampai dengan tahun 2008 adalah 115.404 kasus, dimana
51.986 kasus dari total pengguna adalah mereka yang berusia remaja 16-24 tahun. Diantara pengguna remaja tersebut terdiri dari pelajar sekolah berjumlah
5.484 kasus dan mahasiswa berjumlah 4.055 kasus. Untuk kasus AIDS 49,5 diantaranya adalah kelompok usia 20-29 tahun Kemenkes RI,2011. Jika
dikaitkan dengan karakteristik AIDS yang gejalanya baru muncul setelah 3-10 tahun terinfeksi, maka hal ini semakin membuktikan bahwa sebagian besar dari
mereka yang terkena AIDS telah terinfeksi pada usia yang lebih muda. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional.2012.Pedoman
Pengelolaan Bina Keluarga Remaja. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
16 Permasalahan remaja yang diuraikan tersebut sangat kompleks dan
mengkhawatirkan karena permasalahan tersebut akan mengurangi kesempatan remaja untuk mempraktekkan perilaku hidup sehat, serta mengganggu
perencanaan kehidupan di masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan
penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis,
memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga. Sebagai Implementasi Undang-Undang nomor 52 tahun 2009, tentang
Perkembangan kependudukan dan Pembangunan Keluarga,pasal 48 ayat 1b yang mengatakan bahwa ‘’Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses
informasi, pendidikan, konseling dan pel ayanan tentang kehidupan berkeluarga’’,
maka Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN sebagai salah satu institusi pemerintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan
kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana Program Genre Program Genre dilaksanakan melalui pendekatan dari dua sisi yaitu
pendekatan kepada remaja itu sendiri dan pendekatan kepada keluarga yang mempunyai remaja. pendekatan kepada remaja dilakukan melalui pengembangan
Pusat Informasi dan Konseling RemajaMahasiswa PIK RM, sedangkan pendekatan kepada keluarga dilakukan melalui pengembangan kelompok Bina
Keluarga Remaja BKR. Pendekatan kepada remaja dan keluarga besar didasari oleh hasil Survei Demografi Kependudukan Indonesia SDKI, 2003, yang
menunjukkan bahwa remaja lebih menyukai untuk menceritakan permasalahannya
Universitas Sumatera Utara
17 kepada teman sebaya 71,dan kepada orangtua 31. Meskipun remaja
memilih menceritakan permasalahan kepada teman sebayanya, namun peran keluarga tetap penting karena remaja masih dalam pembinaan dan pengasuhan
orangtua, dimana pembentukan karakter dimulai dari keluarga. Data menunjukkan bahwa keluarga melalui pola asuh orangtua, telah
diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan karakter remaja, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Proses pola asuh
orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja, pengawasan orangtua dan komunikasi orangtua dengan remaja. Melalui komunikasi, orangtua hendaknya
menjadi sumber informasi dan pendidik utama tentang kesehatan reproduksi remaja, juga tentang perencanaan kehidupan remaja di masa yang akan datang.
Namun demikian, orangtua sering menghadapi kendala dalam berkomunikasi kepada remajanya, begitu pun sebaliknya.
Untuk mewujudkan Generasi Berencana di Indonesia,program Genre dihadapkan dengan lingkungan strategis, yang berkembang dengan sangat pesat
dan cepat. Salah satu diantaranya adalah globalisasi informasi yang kemudian tanpa disadari telah meliberalisasi dan mengubah norma, etika dan moralitas
agama, menjadi nilai-nilai kehidupan sekuler. Dalam kehidupan remaja perubahan nilai ini, terlihat dari perilaku hidup remaja yang tidak sehat. Apabila perilaku
remaja yang tidak sehat ini terus berlangsung, tentu akan mengganggu tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan kehidupan remaja, baik secara individual
maupun sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, pengembangan kelompok Bina Keluarga
Remaja BKR dapat membantu orangtua dalam memahami remaja,permasalahan
Universitas Sumatera Utara
18 remaja,dan cara berkomunikasi dengan remaja. Melalui kelompok BKR setiap
keluarga yang memiliki remaja dapat saling bertukar informasi dan berdiskusi bersama tentang hal-hal yang berkaitan dengan remaja,meliputi kebijakan
Program Genre, Penanaman Nilai-Nilai Moral Melalui 8 Fungsi Keluarga, Pendewasaan Usia Perkawinan, Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS,
Keterampilan Hidup, Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender, Komunikasi efektif Orangtua terhadap Remaja, Peran Orangtua Dalam Pembinaan Tumbuh
Kembang Remaja, Kebersihan dan Kesehatan Diri Remaja, dan Pemenuhan Gizi Remaja.
Dari berbagai data menunjukkan bahwa keluarga melalui pola asuh orangtua, telah diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam
pembentukan karakter remaja, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan
remaja, pengawasan orangtua, dan komunikasi orangtua dengan remaja. Melalui komunikasi, orangtua hendaknya menjadi sumber informasi dan pendidik utama
tentang kesehatan reproduksi remaja, juga tentang perencanaan kehidupan remaja dimasa yang akan datang. Namun demikian, orangtua sering menghadapi kendala
dalam berkomunikasi dengan remajanya, begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan
informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun
keluarga yang harmonis,dan memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
19 Sebagai implementasi Undang-undang nomor 52 tahun 2009,tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 48 ayat 1 b yang mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses
informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga”, maka Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN sebagai
salah satu institusi pemerintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana Program Genre.
Kelompok Bina Keluarga Remaja ini telah dikembangkan di seluruh Provinsi Indonesia, dan sampai dengan Desember 2011 telah berkembang
sebanyak 33.779 kelompok. Jumlah yang banyak tersebut perlu dikelola dan dibina secara berkesinambungan, sehubungan dengan hal ini maka diperlukan
suatu pedoman yang menjadi acuan atau pegangan bagi pengelola Program Genre di semua tingkatan dan pengelola BKR Kader.
Kegiatan Bina Keluarga Remaja BKR merupakan salah satu Misi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN, yakni
mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, maka salah satu strateginya adalah meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pembinaan keluarga BKR, pembinaan remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga.
Kegiatan Bina Keluarga Remaja merupakan salah satu kegiatan dalam Program Genre yang dilakukan oleh keluarga yang mempunyai remaja untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua atau keluarga lain dalam pembinaan tumbuh kembang remaja. Dengan adanya program Bina Keluarga
Remaja BKR, orang tua diharapkan memiliki pengetahuan untuk membina
Universitas Sumatera Utara
20 remaja dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berperilaku sehat dan
terhindar dari resiko Triad KRR. Oleh karena pentingnya Pembinaan Keluarga Remaja ini makan Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN Kota Medan mengadakan dan menjalankan program Bina Keluarga Remaja untuk mengatasi
permasalahan remaja yang dituangkan dalam penelitian yang berjudul
“Respon Siswa dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan di Yayasan Fajar Islam SMK NAMIRA TECHNOLOGY NUSANTARA.
1.2 Perumusan Masalah