Menurut Ombat selaku pencipta lirik makna lirik ini adalah Israel telah memicu kemarahan umat Islam baik di Palestina maupun negara lain atas provokasi yang
mereka lakukan seperti ideologi-ideologi mereka yang intinya menghina Islam. Mereka juga berusaha mengaburkan atau menghilangkan fakta-fakta mengenai
kemerdekaan Palestina dengan berbagai cara. Menurut Hernisya makna dari lirik ini adalah Israel telah menyerang umat
muslim baik di Palestina maupun belahan dunia lain melalui kata-kata mereka. Kata- kata tersebut merupakan buah pemikiran dari ideologi Israel. Perkataan yang buruk
bisa menyebabkan akibat yang tidak terduga yang merugikan baik bagi kita maupun orang lain, seperti timbulnya perang yang sedang terjadi antara Israel dan Palestina.
Menurut Octrisany makna dari lirik ini yakni merupakan suatu gambaran kekejaman Israel terhadap Palestina melalui perkataannya atau hujatannya dan juga
tindakannya dengan berbuat anarkis dan menyakiti hati warga Palestina dan umat Islam melalui ucapannya tersebut.
Menurut Galuh makna dari lirik ini yaitu perkataan yang sangat kejam yang dilontarkan oleh Israel tentu menghina penduduk Palestina. Bahkan bukan hanya
dengan senjata-senjata perang yang dimilikinya untuk menghancurkan penduduk Palestina, juga dengan kata-kata kejam yang menusuk hati para penduduk Palestina.
Menurut analisis penulis makna lirik ini adalah Israel adalah pihak yang memulai api peperangan terhadap Palestina. Palestina sama sekali tidak menginginkan
perang ini terjadi namun Israel yang memancing peperangan dan kebencian ini dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menjajah atau merebut apa yang dimiliki oleh
Palestina. Mereka juga menghina Palestina dengan berbagai ucapan maupun tindakan
yang pada akhirnya melahirkan kebencian pada zionis Israel. Perang ini bukan hanya masalah agama namun juga meluas ke berbagai aspek lain seperti perebutan tanah.
c. Akhlak Kepada Lingkungan
Akhlak kepada lingkungan meliputi akhlak terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan atau benda-benda tidak bernyawa lainnya. Hal ini dapat dicontohkan misalnya,
seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, memetik bunga sebelum mekar, menebang pohon yang menimbulkan kemudharatan dan lain sebagainya.
Akhlak yang dikehendaki oleh Islam adalah menjaga kelestarian dan keselarasan dengan alam.
16
Dalam menggali isi pesan dakwah tentang akhlak kepada lingkungan, penulis juga melibatkan pencipta lirik tersebut dan tiga orang ahli yang berkompeten. Adapun
kalimat dalam lirik lagu Jihad Soldier yang mengandung Akhlak Kepada Lingkungan yaitu:
“Bagi siapapun yang merasa prihatin”
Menurut Ombat makna lirik diatas adalah dia berusaha menyadarkan seluruh umat muslim yang masih memiliki hati untuk turut peduli pada kekacauan yang terjadi
di bumi Palestina, terutama kehancuran pada bangunan dan lingkungan. Menurutnya harusnya kekacauan itu tidak perlu terjadi jika setiap orang bisa berpikir dengan benar
dan lurus bahwa penyerangan yang dilakukan tidak ada gunanya dan hanya semakin menambah kerugian di kedua belah pihak, baik Palestina maupun Israel.
16
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, h. 151
Menurut Galuh makna lirik diatas adalah untuk semua kaum muslim yang merasa sedih dan peduli kepada kaum sesamanya, atas kekejaman Israel kepada
Palestina. Kepedulian ini harus ditunjukan dengan tindakan nyata untuk membantu Palestina dalam memerangi Israel. Karena kesedihan yang dirasakan oleh Palestina
adalah kesedihan bagi semua kaum muslimin di dunia. Menurut analisis penulis makna dari lirik ini adalah untuk mengajak bagi
siapapun, baik pria maupun wanita, muda ataupun tua, yang merasa prihatin atas penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina dan kerusakan yang timbul pada negeri
tersebut, untuk turut membantu meringankan penderitaan mereka. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai macam cara semampu kita, dalam hal kepada lingkungan,
hal yang bisa kita lakukan adalah membantu membangun kembali bangunan yang sudah rusak, seperti rumah sakit, dan juga membantu menanam pohon-pohon di
wilayah bekas perang. Jika hal-hal seperti itu tidak bisa kita lakukan maka kita bisa membantu dimulai dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar, seperti menjaga fasilitas,
menjaga kebersihan dan menjaga tumbuhan dan pohon-pohon yang ada di sekitar kita.
3. Pesan Syariah
Syariah adalah hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan Tuhan, maupun antara manusia itu sendiri.
17
Hukum syariah disebut juga sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna maka peradaban mencerminkan dirinya dalam
17
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, cet. Ke-1, h. 90
hukum-hukumnya. Pelaksaan syariah merupakan sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syariah inilah yang akan
selalu menjadi kekuatan peradaban di kalangan kaum muslimin.
18
Syariah Islam mengembangkan hukum bersifat komprehensif yang meliputi segenap kehidupan manusia. Kelengkapan ini mengalir dari konsepsi Islam tentang
kehidupan manusia yang diciptakan untuk memenuhi ketentuan yang membentuk kehendak Ilahi. Materi dakwah yang menyajikan unsur syariah harus dapat
menggambarkan atau memberikan informasi yang jelas di bidang hukum dalam bentuk status hukum yang bersifat wajib, mubbah dibolehkan, mandub dianjurkan, makruh
dianjurkan supaya tidak dilakukan dan haram dilarang. Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat
Islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan.
Kelebihan dari materi syariah Islam antara lain bahwa ia tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Syariah ini bersifat universal, bahkan hak seluruh manusia. Dengan adanya
materi syariah ini, maka tatanan sistem dunia akan teratur dan sempurna. Pengertian syariah mempunyai dua aspek hubungan yaitu hubungan antara
mansuai dengan Tuhan vertikal yang disebut ibadah, dan hubungan antara manusia dengan sesama horizontal yang disebut muamalah.
Pesan dakwah yang mengandung kategori Syariah diantaranya adalah: a.
Ibadah
18
Ismail R. Al-Faruqi, Menjelajah Atlas Dunia Islam, Bandung: Mizan, 2000, h. 305
Ibadah menurut bahasa kata Ibnu Sayyidah ialah merendahkan diri. Diambil dari perkataan mereka
Thariq ma’bad, yakni jalan yang ditentukan sering dilalui orang. Darinyalah diambil kata
‘Abd hamba, karena ketundukannya kepada Tuhannya. Ibadah, Khudhu, Tadzallul dan istikanah adalah kata-kata yang hampir
sama maknanya. Ibadah adalah sejenis ketundukan yang hanya menjadi hak Pemberi
kenikmatan dengan berbagai nikmat yang paling tinggi, seperti kehidupan, pemahaman, pendengaran dan penglihatan. Al-Jauhari berkata, makna asal Ududiyyah
ialah tunduk dan merendahkan, sedangkan Ibadah maknanya adalah ketaatan. Sedangkan ibadah menurut istilah yang didefinisikan oleh Syaikhul Islam r.a adalah
suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya berupa ucapan dan perbuatan, baik yang nampak maupun yang tersembunyi
“Jihad fisabilillah”
Jihad adalah salah satu tema pokok dalam al-Quran. Pembahasan jihad dalam al-Quran cukup mewarnai sebagian ayat-ayat al-Quran yang diturunkan di Makkah dan
Madinah. Hal ini menunjukkan urgensi jihad dalam sejarah pembentukan dan perkembangan syariat Islam. Islam datang membawa nilai-nilai kebaikan dan
menganjurkan manusia agar memperjuangkannya hingga mengalahkan kebatilan. Tetapi hal itu tidak dapat terlaksana dengan sendirinya, kecuali melalui perjuangan
jihad menghadapi musuh
19
.
19
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu’I atas Berbagai Persoalan Umat
Cet. XIX: Bandung: Mizan, 2007. h. 501