Pengertian Dakwah TINJAUAN TEORI
dilaksanakan secara teratur untuk memengaruhi cara berfikir, berperasaan, bersikap dan bertindak dalam mewujudkan ajaran Islam di seluruh sendi kehidupan.
Agar tuntutan diatas bisa terwujud, maka kita harus memahami unsur-unsur yang terkait dengan dakwah ini. Unsur-unsur dakwah yang dimaksud disini adalah
keseluruhan aspek yang terkait langsung dalam proses dakwah, meliputi subjek, objek, pesan, sarana, metode dan tujuan dakwah. Unsur-unsur ini adalah suatu
komponen atau bagian yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Hubungan antar unsur tersebut sangat menentukan efektivitas dan efisiensi dalam dakwah.
a. Subjek Dakwah Da’i
Subjek dakwah da’i adalah orang yang melakukan aktivitas dakwah.
Yaitu, orang yang berusaha mengubah situasi yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT, baik secara individu maupun kelompok organisasi, sekaligus sebagai
pemberi informasi dan pembawa misi. b.
Objek Dakwah Mad’u Objek dakwah adalah penerima dakwah
mad’u. Yakni, seluruh umat manusia, termasuk dai itu sendiri yang pada lain waktu ia juga menjadi objek
dakwah. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa penerima dakwah Islam adalah seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Setiap manusia berhak menerima
dakwah, selama ia berakal, laki-laki atau perempuan, tanpa memandang kebangsaan, warna kulit, pekerjaan, daerah, tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Bila dilihat dari aspek agama, maka mad’u ada yang muslim atau mukmin,
kafir, munafik, musyrik, dan lain sebagainya. c.
Pesan Dakwah Maudhu’ Pesan dakwah adalah wahyu dan tuntutan yang sempurna yang dibawa oleh
para Nabi dan Rasul, kemudian dilanjutkan oleh tokoh-tokoh dakwah dai, mubalig dengan satu tujuan: amar makruf nahi mungkar, dalam kondisi dan situasi
bagaimanapun. Jadi, al-
maudhu’ adalah isi pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang bersumber
pada Al- Qur’an dan Hadits. Secara umum maudhu’ dakwah dapat diklasifikasikan
menjadi empat masalah pokok, yaitu: akidah keimanan; syariah hukum; muamalah hubungan sosial; dan masalah akhlak tingkah laku.
d. Sarana Dakwah Wasa’il al-Dakwah
Berdakwah harus disampaikan dengan cara-cara yang santun, beradab dan menjunjung tinggi martabat manusia sebagai makhluk yang dimuliakan Allah di
muka bumi. Apalagi, secara faktual kondisi objek dakwah atau sasaran dakwah Islam sangat heterogen, dilihat dari sisi pemahaman dan pengalaman
keagamaannya, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, lingkungan kerja, tempat tinggal, dan lain-lain.
Oleh karena itu, dakwah membutuhkan sarana-sarana yang membuatnya dapat mencapai berbagai kalangan. Sarana atau media dakwah adalah perangkat
yang digunakan pelaku dakwah ad- da’i agar diterima oleh obyek dakwah al-
mad’u, di antaranya yaitu dakwah bil-lisan, seperti berpidato, ceramah, diskusi,
bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. Kemudian dakwah bil qalam, seperti membuat karya tulis, menulis artikel, menulis surat pembaca, dan lainnya. Lalu
dakwah bil i’lsmi, melalui televisi, majalah, radio, koran, blog, Twitter, Facebook
dan lain-lain. Dakwah bil-haal, terwujud dalam perbuatan-perbuatan nyata dan mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat, dirasakan dan
diteladani oleh mad’u.
7
e. Metode Dakwah Thariqoh al-Dakwah
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang dai komunikator kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.
8
Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented menempatkan penghargaan yang mulia atas
diri manusia. Dakwah ini secara umum ada tiga berdasarkan al- Qur’an surat An-
Nahl; 125, yaitu: Metode Bil Hikmah, Metode Mau’izhah Hasanah dan Metode
Mujadalah. f.
Tujuan Dakwah Maqashid al-Dakwah Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah
agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam tataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang berkaitan dengan masalah pribadi, keluarga
maupun sosial kemasyarakatan, agar memperoleh kehidupan yang penuh keberkahan, kebaikan di dunia dan akhirat serta terbebas dari azab api neraka.
9
7
Aidil Heryana S.SosI, Majalah Ummi edisi Juli 2011, Jakarta: PT. Insan Media Pratama, h. 102-103
8
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, cet 1, h. 43
9
Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, h. 78