Uji Aktivitas Antibakteri Profil KLT

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penambahan pereaksi Dragendorff dan warna putih setelah penambahan pereaksi Mayer.

c. Uji fenolik

Supernatan diletakkan di atas plat tetes dan ditambahkan larutan besi III klorida. Hasil positif dinyatakan dengan adanya perubahan warna larutan menjadi biru-hitam.

d. Uji flavonoid

Supernatan dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan alkohol 70 dan dipanaskan. Campuran ditambahkan lempeng logam magnesium dan setetes asam klorida pekat. Hasil positif mengandung flavonoid bila terjadi perubahan warna larutan menjadi kuning.

e. Uji saponin

Supernatan ditambahkan aquades dan dipanaskan hingga mendidih. Kemudian larutan dikocok kuat dan apabila terbentuk busa yang stabil selama 10 menit maka sampel dinyatakan mengandung saponin.

f. Profil KLT

Fase gerak dibuat campuran alkohol – etil asetat 8:2 dimasukkan ke dalam chamber dan dibiarkan sampai jenuh. Pada plat KLT ditotolkan supernatan dan dimasukkan ke dalam chamber, dielusi sampai tanda batas atas dan dibiarkan sampai kering. Plat diamati pada sinar UV 254 nm dan 366 nm.

3.3.12 Uji Aktivitas Antibakteri

Inokulum bakteri uji OD 600nm ~ 0.1 setara 10 7 CFUmL diambil sebanyak 1 mL, kemudian dituang pada permukaan cawan petri. Kemudian pada cawan dituangkan media MHA yang masih cair dengan suhu sekitar 45 o C – 50 o C. Campur antara media dengan suspensi bakteri uji dengan cara cawan dimiringkan dan diputar. Tunggu hingga media memadat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Masing-masing supernatan bakteri endofit diserapkan ke cakram steril sebanyak 20 µl. Kontrol positif yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri yaitu kloramfenikol. Cakram lalu diletakkan pada permukaan media uji. Kontrol negatif yaitu media steril Nutrient Broth. Sebanyak 20 µl larutan kontrol negatif diserapkan ke cakram steril. Cakram isolat, kontrol positif, dan kontrol negatif yang sudah kering diletakkan pada permukaan media uji kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C, selama 24 jam. Diamati zona hambat yang terbentuk setelah inkubasi dan diukur diameter zona hambat yang terbentuk. 32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi Daun Rambutan

Dalam penelitian ini dilakukan determinasi tanaman, terutama pada daun rambutan yang digunakan untuk penelitian isolasi bakteri endofit. Determinasi tanaman bertujuan untuk memastikan kebenaran tanaman yang digunakan untuk penelitian. Dari hasil identifikasi terhadap daun rambutan Nephelium lappaceum L. yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi, LIPI Cibinong, menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah daun rambutan Nephelium lappaceum L.. Hasil determinasi dapat dilihat di Lampiran 1.

4.2 Skrining Fitokimia Daun Nephelium lappaceum L. Segar

Pada penelitian dilakukan skrining fitokimia pada daun segar Nephelium lappaceum. Untuk melakukan skrining metabolit sekunder pada daun segar, diperlukan pembuatan ekstrak daun segar, yang dilakukan dengan cara menghaluskan daun segar menggunakan blender hingga halus lalu ditambahkan dengan pelarut eter atau alkohol Gambar 7. Gambar 7. Daun segar rambutan Dokumentasi pribadi