UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yaitu fase lag, fase log fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian Pelczar, 2008 dan Pratiwi, 2008.
a. Fase lag
Merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikroorganisme pada suatu lingkungan baru. Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan
jumlah sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel dan sel mengalami perubahan dalam komposisi kimiawi.
b. Fase log eksponensial
Merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat
media, dan kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan massa yang bertambah secara eksponensial. Aktivitas metabolik yang
dihasilkan seimbang. Bila nutrisi dalam kultur habis, laju pertumbuhan dapat terhambat, sehingga hasil metabolisme yang bersifat racun akan
tertimbun dan menghambat pertumbuhan. c.
Fase stasioner Pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan terjadi keseimbangan antara
jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik.
d. Fase kematian
Yaitu jumlah sel yang mati lebih cepat daripada terbentuknya sel baru. Faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi
produk buangan yang toksik.
2.2.3 Teknik Pewarnaan
Tujuan dilakukan pewarnaan adalah Pelczar Chan, 2008 : 1.
Mengamati dengan lebih baik bentuk sel mikroorganisme secara kasar 2.
Mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme 3.
Membantu mengindetifikasi dan membedakan organisme yang serupa.
a. Pewarnaan Gram
Merupakan salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk bakteri. Pertama kali diuraikan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam publikasi pada tahun 1884 oleh ahli bakteriologi Christian Gram yang berasal dari Denmark. Bakteri yang diwarnai dengan metode Gram
dibagi menjadi dua kelompok. Pada kelompok bakteri Gram positif mempertahankan zat pewarna ungu kristal dan tampak berwarna ungu
tua. Sedangkan pada kelompok bakteri Gram negatif akan terjadi kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi
warna merah safranin, tampak berwarna merah. Tabel 2. Tabel Pewarnaan Gram Pelczar Chan, 2008
Larutan Dan Urutan
Penggunaannya Reaksi pada Bakteri
Gram Positif Gram Negatif
1. Ungu
kristal UK
Sel berwarna ungu Sel berwarna ungu
2. Larutan
yodium Y Komplek UK-Y terbentuk di dalam sel;
sel tetap berwarna ungu Kompleks UK-Y tebentuk di dalam
sel; sel tetap berwarna ungu 3.
Alkohol Dinding sel mengalami dehidrasi, pori-
pori menciut; daya rembes dinding sel dan membran menurun, UK-Y tak
dapat keluar dari sel; sel tetap berwarna ungu
Lipid terekstraksi dari dinding sel, pori-pori mengembang, kompleks
UK-Y keluar dari sel; sel menjadi tak berwarna
4. Safranin
Sel tak terpengaruhi, tetap ungu. Sel menyerap zat pewarna, menjadi
merah.
2.3 Metabolit Sekunder
2.3.1 Metabolit Sekunder Tanaman
Metabolit sekunder diproduksi tanaman sebagai bagian dari sistem pertahanan diri, baik terhadap perubahan lingkungan atau serangan penyakit
Tisnadjaja, 2006. Fungsi dari metabolit sekunder mulai menarik perhatian karena bisa digunakan sebagai sistem pertahanan diri dari herbivora dan infeksi
mikroba, sebagai atraktan untuk penyerbukan, agen alelopati, penghalang sinar UV dan molekul sinyal dalam pembentukan nitrogen pada nodul akar di tanaman
kacang-kacangan. Metabolit sekunder juga menarik penggunaannya sebagai pewarna, serat, perekat, minyak, lilin, agen penyedap, obat-obatan dan parfum.
Metabolit sekunder dipandang sebagai sumber potensial alami untuk obat batu
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ginjal, antibiotik, insektisida dan herbisida Croteau dkk., 2000 dan Dewick, 2002.
a. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa yang paling kuat dan sebagai antioksidan paling efektif untuk digunakan oleh manusia, dan karena
manusia tidak dapat memproduksi flavonoid, maka bisa didapatkan dari suplemen makanan. Penelitian dilakukan bahwa konsumsi makanan
secara normal dari buah dan sayuran, cukup untuk kebutuhan radikal bebas yang dibutuhkan oleh manusia. Kegunaan flavonoid dirangkum
oleh Patel 2008 adalah sebagai antioksidan, antiatherosklerosis, antiplatelet, antitrombogenik, antivirus, antiinflamasi, antiartritis,
antidiare, dll. Flavonoid banyak terdapat pada jaringan epidermis daun dan kulit
buah dengan kegunaan yang bervariasi dan bersifat penting. Pada tumbuhan, flavonoid berguna sebagai pelindung sinar UV, pigmentasi,
stimulasi pembentukan nitrogen di nodul dan ketahanan terhadap penyakit Koes dkk, 1994; Pierpoint, 2000. Flavonoid dibagi menjadi
flavon, flavonol, 3-flavanol, isoflavon, flavanon dan antosianidin Crozier, 2006.
Gambar 2. Stuktur utama flavonoid Crozier, 2006
b. Tanin