Skrining Fitokimia Daun Nephelium lappaceum Segar

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta anhidrat, larutan NaCl 0.9, FeCl 3 , HCl, H 2 SO 4 , pereaksi Lieberman- Bourchardat, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, logam magnesium, gentian violet, larutan lugol, safranin, kertas saring, antibiotik kloramfenikol Oxoid, kapas, aluminium foil.

3.2.3 Determinasi Tanaman

Sampel tanaman daun rambutan Nephelium lappaceum diidentifikasi di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi, LIPI Cibinong.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Skrining Fitokimia Daun Nephelium lappaceum Segar

a. Pembuatan ekstrak daun segar dan uji saponin Daun rambutan sebanyak 2 g dibersihkan dengan menggunakan air. Daun dipotong dengan ukuran sedang atau kecil, dimasukan kedalam mortar dan tambahkan pasir bersih, lalu disaring dengan menggunakan kasa. Tambahkan akuades sambil dikocok kuat-kuat selama 1 menit, saponin positif ditunjukan dengan adanya bisa yang stabil selama 30 menit Harbone, 1996. b. Pembuatan ekstrak daun segar dan uji alkaloid Daun rambutan sebanyak 4 g dibersihkan dengan menggunakan air. Daun dipotong dengan ukuran kecil, dimasukkan kedalam mortar dan tambahkan kloroform amoniak 10 ml dan pasir bersih. Campuran disaring kedalam tabung reaksi dengan diperas menggunakan kain kasa. Kemudian tambahkan 0.5 mL 1 M H 2 SO 4 dan di homogenkan. Pisahkan antara lapisan asam atas dan lapisan kloroform bawah. Uji alkaloid dengan metode Culvenor-Fitzgerald Lapisan asam atas dibagi menjadi 2 tabung reaksi, masing- masing diberikan pereaksi Dragendorff dan pereaksi Mayer. Reaksi positif apabila menunjukan endapan kuning jingga dengan pereaksi Dragendorff dan endapan putih dengan pereaksi Mayer. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Pembuatan ekstrak daun segar untuk uji terpenoidsteroid, fenolik dan flavonoid Daun rambutan sebanyak 2 g dibersihkan dengan menggunakan air. Daun dipotong dengan ukuran sedang atau kecil, dimasukkan kedalam mortar dan tambahkan alkohol 80, saring dengan kain kasa dan keringkan diatas penangas air. Kemudian lemaknya dihilangkan dengan pencucian heksan beberapa kali sehingga warna pigmen hilang atau larutan heksana tidak berwarna lagi. i. Terpenoid dan steroid. Tambahkan residu dengan 10 mL kloroform amoniak dan aduk campuran selama 5 menit, lalu saring dan tambahkan natrium sulfat anhidrat, dan bagi menjadi dua tabung reaksi. Masing- masing tabung ditambahkan pereaksi Liberman-Bourchardat 3 tetes asam asetat anhidrat + 1 tetes asam sulfat pekat. Hasil positif apabila terbentuk warna merah merupakan terpenoid dan warna hijau-biru merupakan steroid. ii. Fenolik. Tambahkan residu dengan 3 mL pereaksi FeCl 3 dan 1 mL larutan H 2 SO 4 pekat. Hasil positif bila terbentuk warna dari merah-kecoklatan menjadi biru atau lembayung. iii. Flavonoid. Tambahkan residu dengan 20 mL alkohol dan pindahkan masing-masing 10 mL kedalam 2 tabung reaksi. Masing-masing tabung ditambahkan 0.5 mL asam klorida pekat. Dilakukan uji dengan pereaksi Willstatter. Pada pereaksi Willstatter ditambahkan 3-4 butir logam Magnesium Mg. Bila terjadi perubahan warna, tambahkan 1 mL amil alkohol, kocok kuat-kuat dan amati perubahan warna. d. Pembuatan ekstrak eter untuk uji terpenoidsteroid dan flavonoid Daun rambutan sebanyak 2 g dibersihkan dengan menggunakan air. Daun dipotong dengan ukuran sedang atau kecil, dimasukan kedalam mortar dan tambahkan eter saring dengan kain kasa dan keringkan diatas penangas air. i. Residu ditambahkan asam asetat anhidrat 3 tetes dan H 2 SO 4 pekat 1 tetes. Hasil positif terpenoid bila terbentuk warna oranye, merah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau kuning dan positif steroid bila terbentuk warna hijau Arifin, 2006. ii. Residu ditambahkan dengan NaOH pekat, warna akan berubah menjadi kuning pekat. Bila ditambahkan dengan asam pekat atau asam lemah, maka warna kuning akan menghilang Singh, 2013. e. Pembuatan ekstrak dan uji tanin Daun rambutan sebanyak 2 g dibersihkan dengan menggunakan air. Daun dipotong dengan ukuran sedang atau kecil, dimasukan kedalam mortar dan tambahkan alkohol 80, saring dengan kain kasa dan keringkan diatas penangas air. Residu ekstrak dilarutkan dengan 20 mL air panas, ditambahkan 5 tetes larutan NaCl dan 3 tetes pereaksi ferri klorida FeCl 3 , bagi kedalam 2 tabung reaksi. Hasil positif tanin terhidrolisa memberikan warna biru atau biru-hitam, sedangkan kondensasi tanin memberikan warna biru-hijau.

3.3.2 Sterilisasi Alat