UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
atau kuning dan positif steroid bila terbentuk warna hijau Arifin, 2006.
ii. Residu ditambahkan dengan NaOH pekat, warna akan berubah
menjadi kuning pekat. Bila ditambahkan dengan asam pekat atau asam lemah, maka warna kuning akan menghilang Singh, 2013.
e. Pembuatan ekstrak dan uji tanin
Daun rambutan sebanyak 2 g dibersihkan dengan menggunakan air. Daun dipotong dengan ukuran sedang atau kecil, dimasukan kedalam
mortar dan tambahkan alkohol 80, saring dengan kain kasa dan keringkan diatas penangas air. Residu ekstrak dilarutkan dengan 20 mL
air panas, ditambahkan 5 tetes larutan NaCl dan 3 tetes pereaksi ferri klorida FeCl
3
, bagi kedalam 2 tabung reaksi. Hasil positif tanin terhidrolisa memberikan warna biru atau biru-hitam, sedangkan
kondensasi tanin memberikan warna biru-hijau.
3.3.2 Sterilisasi Alat
Alat yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan. Alat kemudian dibungkus dengan kertas pembungkus setelah itu dilakukan sterilisasi.
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada 121
o
C.
3.3.3 Pembuatan Media 3.3.3.1
Nutrient Agar NA
NA ditimbang sebanyak 23 g dilarutkan dalam 1 liter aquades. Setelah semua bahan tercampur, medium dipanaskan hingga larut sempurna, lalu
disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit.
3.3.3.2 Nutrient Broth NB
NB ditimbang sebanyak 9 g dilarutkan dalam 1 liter aquades. Bahan medium dicampur dengan pengadukan dan pemanasan menggunakan hot plate
dan stirrer hingga warna media terlihat bening dan mendidih, kemudian disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.3.3 Mueller-Hinton Agar MHA
Serbuk MHA sebanyak 38 g dilarutkan dalam 1 liter aquades, kemudian dipanaskan sampai mendidih sehingga semuanya larut, kemudian disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit.
3.3.4 Pembuatan Kurva Pertumbuhan Bakteri Uji
Biakan bakteri uji yang telah tumbuh pada agar miring NA ditambahkan dengan 5 mL NaCl 0.9 steril. Sebanyak 0.1 suspensi bakteri uji dimasukkan
ke dalam 200 mL NB steril. Spektrofotometer UV-vis diatur dengan panjang gelombang 600 nm, kuvet dibersihkan kemudian diukur absorban awal NB steril
sebagai kontrol dan NB yang mengandung bakteri pada menit ke-0 t . Setelah
absorban awal ditentukan, media NB digojog pada 120 rpm menggunakan shaker, suhu 27
o
C. Setiap interval 30 menit dilakukan pengukuran absorban untuk mendapatkan kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan diakhiri setelah
melewati fase stastioner.
3.3.5 Isolasi Bakteri Endofit
Daun rambutan dari lokasi pengumpulan segera dicuci dengan menggunakan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada
permukaan daun. Daun selanjutnya dikeringkan dan dimasukan ke kantong plastik dan dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Pusat Laboratorium Terpadu
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahap awal isolasi adalah memotong bagian daun sepanjang ± 2 cm dan selanjutnya disterilisasi bagian permukaan
menggunakan larutan alkohol 70 selama 1 menit, Natrium hipoklorit 5.25 selama 5 menit, dan terakhir dengan larutan alkohol 70 selama 30 detik.
Setelah itu sampel daun dibilas dengan air steril 2 kali masing-masing 1 menit dan ditanam di dalam media agar NA, diletakan pada posisi tertelungkup. Cawan
petri yang sudah mengandung sampel daun diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35
o
C selama 2-7 hari Kumala dkk., 2006.
3.3.6 Pemurnian Isolat Bakteri
Pemurnian isolat bakteri menggunakan metode cawan gores Streak Plate untuk mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang
lain. Isolat yang tumbuh diinokulasi menggunakan ose dengan cara digoreskan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada media NA. Media diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37
o
C selama 24 jam.
3.3.7 Pembuatan Stock Culture dan Working Culture