32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Daun Rambutan
Dalam penelitian ini dilakukan determinasi tanaman, terutama pada daun rambutan yang digunakan untuk penelitian isolasi bakteri endofit. Determinasi
tanaman bertujuan untuk memastikan kebenaran tanaman yang digunakan untuk penelitian.
Dari hasil identifikasi terhadap daun rambutan Nephelium lappaceum L. yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi, LIPI
Cibinong, menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah daun rambutan Nephelium lappaceum L.. Hasil determinasi dapat dilihat di Lampiran 1.
4.2 Skrining Fitokimia Daun Nephelium lappaceum L. Segar
Pada penelitian dilakukan skrining fitokimia pada daun segar Nephelium lappaceum. Untuk melakukan skrining metabolit sekunder pada daun segar,
diperlukan pembuatan ekstrak daun segar, yang dilakukan dengan cara menghaluskan daun segar menggunakan blender hingga halus lalu ditambahkan
dengan pelarut eter atau alkohol Gambar 7.
Gambar 7. Daun segar rambutan Dokumentasi pribadi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 3. Hasil Uji Skrining Metabolit Sekunder Daun Segar
Uji Pereaksi
Perubahan Warna Keterangan
Saponin
Ekstrak + akuades kocok kuat
busa stabil +
Alkaloid Meyer, Dragendorf
Tidak ada endapan -
Terpenoid Steroid
Residu etanol 80 + kloroform + asam asetat
anhidrat 3 tetes + asam sulfat pekat 1 tetes
Merah +
Residu eter + asam asetat anhidrat 3 tetes +
asam sulfat pekat 1 tetes
Kuning kehijauan +
Flavonoid Residu alkohol 80 +
etanol + logam Mg + HCl pekat + amil
alkohol Abu-abu
-
Residu eter + NaOH pekat kuning pekat +
asam pekatencer warna hilang
Kuning pekat warna hilang
+
Fenolik Residu alkohol 80 +
FeCl
3
Ungu tua +
Tanin Residu alkohol 80 +
FeCl
3
+ NaCl Hijau-hitam
+
Dari hasil diatas, diketahui bahwa daun Nephelium lappaceum positif mengandung metabolit sekunder yaitu saponin, terpenoid, steroid, fenolik dan
tannin. Dari hasil diketahui bahwa pada daun segar positif mengandung saponin.
Pengujian saponin dilakukan dengan cara penambahan akuades pada ekstrak daun, lalu dikocok kuat-kuat selama 10 detik, hasil postif ditunjukan dengan
adanya busa yang stabil selama 30 menit. Pada penelitian ini, busa yang dihasilkan stabil selama lebih dari 1 jam.
Pada skrining alkaloid ekstrak daun segar ditambahkan pelarut kloroform, kemudian ditambahkan dengan H
2
SO
4
pekat, lalu dihomogenkan. Kloroform berguna dalam memutuskan ikatan antara asam tanin-alkaloid yang terikat secara
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ionik, saat ikatan terputus alkaloid akan bebas lalu diikat oleh H
2
SO
4
pekat dan asam tanin terikat oleh kloroform. Lapisan asam atas dibagi menjadi 2, dan
masing-masing ditambahkan dengan pereaksi Mayer dan Dragendorff. Hasil menunjukan bahwa ekstrak daun segar tidak mengandung alkaloid
Pada skrining terpenoidsteroid, fenolik dan flavonoid dilakukan proses penghilangan lemak atau pigmen klorofil dari ekstrak daun segar. Ektrak daun
segar ditambahkan dengan alkohol 80, lalu dilakukan partisi pelarut-pelarut dengan menggunakan n-heksan digunakan untuk menghilangkan pigmen warna
klorofil pada daun, akan terlihat 2 lapisan yaitu lapisan n-heksan dan alkohol hingga n-heksan tidak berwarna lagi Gambar 8. Residu yang didapat akan
dilanjutkan untuk diuji terpenoidsteroid, fenolik dan flavonoid. Pada uji skrining terpenoidsteroid didapatkan hasil bahwa daun Nephelium lappaceum
mengandung terpenoid yang dilihat dari adanya warna merah dengan menggunakan pereaksi Lieberman-Bouchardat.
Pada penelitian Dharmadewi 2014 diketahui bahwa ekstrak metanol 95 daun rambutan mengandung senyawa steroid, namun pada penelitian didapatkan
hasil bahwa daun rambutan mengandung terpenoid. Maka, dilakukan metode pengujian lain berdasarkan Arifin 2006, dengan cara daun segar ditambahkan
dengan eter, lalu saring dengan menggunakan kasa. Residu ekstrak daun segar dikeringkan diatas penangas air, lalu tambahkan 3 tetes asam asetat anhidrat dan 1
tetes asam asetat anhidrat. Hasil positif terpenoid yaitu warna oranye, merah atau kuning, dan positif steroid yaitu warna hijau. Pada hasil penelitian didapatkan
warna kuning dengan sedikit kehijauan, maka disimpulkan bahwa daun rambutan mengandung terpenoidsteroid.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 8. Pembuatan ekstrak etanol daun segar dengan n – heksana
Dokumentasi pribadi Pada uji fenolik, residu yang ditambahkan dengan FeCl
3
dan H
2
SO
4
akan menghasilkan warna biru atau lembayung bila positif mengandung fenolik.
Namun, pada literatur lain disebutkan bahwa untuk menguji fenolik dengan menambahkan FeCl
3
akan menghasilkan warna ungu tua Kar, 2003 dan didapatkan hasil warna ungu tua-hitam yang menunjukan daun positif
mengandung fenolik. Pada uji flavonoid dilakukan uji dengan pereaksi Wilstatter, yang
dilakukan dengan cara residu ditambahkan dengan alkohol, logam magnesium dan HCl pekat. Bila positif mengandung flavonoid akan menghasilkan warna merah,
kuning dan jingga. Namun, pada pengujian dihasilkan warna hijau pucat abu-abu pucat yang berarti ekstrak daun segar negatif flavonoid. Menurut penelitian
Dharmadewi 2014 dan Maradona 2013, bahwa daun rambutan mempunyai flavonoid, sedangkan pada hasil penelitian didapatkan hasil negatif pada daun
rambutan. Maka dari itu, dilakukan metode lain untuk pengujian flavonoid. Pada literatur Farnsworth 1966 diketahui bahwa kandungan flavonoid pada tanaman
segar akan menghilang apabila dilakukan ekstraksi menggunakan metanol atau alkohol, maka dari pelarut bisa diganti dengan menggunakan petroleum eter.
Untuk pengujian flavonoid dilakukan dengan metode uji NaOH Audu, 2007. Daun segar yang telah dihancurkan ditambahkan dengan pelarut eter, lalu
disaring dengan menggunakan kasa. Ekstrak daun segar ditambahkan dengan NaOH dan adanya perubahan warna dari hijau menjadi kuning intens. Lalu
ditambahkan dengan asam encer CH
3
COOH, maka didapatkan warna kuning menghilang. Menurut Cowan 1999 senyawa flavonoid dan terpenoid bisa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diekstraksi dengan menggunakan eter, karena itu digunakan eter untuk pengujian ini.
Pada penelitian ini didapatkan hasil daun rambutan segar mengandung senyawa metabolit sekunder saponin, terpenoidsteroid, flavonoid, fenolik, dan
tanin.
4.3 Isolasi, Pemurnian dan Peremajaan Bakteri Endofit