UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ginjal, antibiotik, insektisida dan herbisida Croteau dkk., 2000 dan Dewick, 2002.
a. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa yang paling kuat dan sebagai antioksidan paling efektif untuk digunakan oleh manusia, dan karena
manusia tidak dapat memproduksi flavonoid, maka bisa didapatkan dari suplemen makanan. Penelitian dilakukan bahwa konsumsi makanan
secara normal dari buah dan sayuran, cukup untuk kebutuhan radikal bebas yang dibutuhkan oleh manusia. Kegunaan flavonoid dirangkum
oleh Patel 2008 adalah sebagai antioksidan, antiatherosklerosis, antiplatelet, antitrombogenik, antivirus, antiinflamasi, antiartritis,
antidiare, dll. Flavonoid banyak terdapat pada jaringan epidermis daun dan kulit
buah dengan kegunaan yang bervariasi dan bersifat penting. Pada tumbuhan, flavonoid berguna sebagai pelindung sinar UV, pigmentasi,
stimulasi pembentukan nitrogen di nodul dan ketahanan terhadap penyakit Koes dkk, 1994; Pierpoint, 2000. Flavonoid dibagi menjadi
flavon, flavonol, 3-flavanol, isoflavon, flavanon dan antosianidin Crozier, 2006.
Gambar 2. Stuktur utama flavonoid Crozier, 2006
b. Tanin
Tanin merupakan kelompok besar senyawa kompleks yang didistribusikan merata pada berbagai tanaman Harbone, 1987. Menurut
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Makkar 2003, tanin biasa terdapat pada bagian tanaman yang spesifik seperti daun, buah, kulit dahan dan batang. Tanin merupakan senyawa
polifenolik, yang secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : i.
Tanin terhidrolisa yang mempunyai inti pusat karbohidrat dengan asam karboksiklat fenolik berikatan dengan ester, potensial
beracun ke hewan karena dapat menyebabkan toksisitas pada ginjal dan hati bila terakumulasi banyak dan menyebabkan
kematian pada hewan; ii.
Tanin terkondensasi atau protoantosianin yang mempunyai oligomer 2- atau 3-flavanol, seperti katekin, epikatekin, atau
gallokatekin. Tanin memiliki afinitas yang sangat tinggi untuk protein dan
komplek tanin-protein McSweeney, 2003. Tanin adalah polifenol tanaman yang berfungsi mengikat dan mengendapkan protein. Tanin juga
digunakan untuk menyamak kulit Harbone, 1987.
c. Saponin
Saponin merupakan senyawa yang secara struktural mempunyai steroid dan triterpenoid aglikon sapogenin yang berikatan dengan satu
atau lebih oligosakarida dengan ikatan glikosida. Aktivitas biologi saponin adalah untuk interaksi dengan komponen seluler dan membran.
Contohnya adalah saponin dapat menghemolisis sel darah merah dengan interaksi nonspesifik dengan protein membran, fosfolipid, dan kolesterol
di eritrosit Croizer, 2006. Saponin dikarakteristik berdasarkan aktivitas homolitik dan foaming,
dan memberikan rasa pahit dan menggigit astrigensia pada tanaman dengan kandungan saponin tinggi. Saponin mempunyai permeabilitas
terhadap sel mukosa usus halus dan sebagai transpor nutrisi. Saponin juga dapat menghambat enzim pencernaan, seperti tripsin dan kimotripsin, dan
juga menghambat degradasi protein dengan membentuk komplek saponin-protein Makkar dkk., 2006.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Alkaloid