2.5.3.1 Kesantunan Linguistik
Rahardi 2005:118 mengemukakan bahwa kesantunan linguistik tuturan imperatif dalam bahasa indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut : 1 panjang-
pendek tuturan, 2 urutan tuturan, 3 intonasi tuturan dan syarat-syarat kinesik,
4 pemakaian ungkapan penanda kesantunan. 2.5.3.1.1 Panjang-Pendek Tuturan
Di dalam masyarakat bahasa dan kebudayaan Indonesia, panjang atau pendek suatu tuturan menjadi penentu tuturan tersebut mempunyai makna santun dan
penutur dapat diidentifikasi dengan sangat jelas. Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin panjang suatu tuturan yang digunakan akan semakin santunlah
tuturan itu. Selain itu, pada masyarakat bahasa Indonesia basa basi sangat penting kemunculannya pada saat kegiatan bertutur.
Berikut ini disajikan contoh-contoh dari tuturan yang pendek ke tuturan yang panjang.
1 “Bacakan materi diskusi kita”
2 “Bacakan materi diskusi kita kepada para peserta”
3 “Tolong, bacakan materi diskusi kita kepada para peserta”
Informasi indeksial: Dituturkan oleh seorang moderator kepada penyaji materi dalam kegiatan diskusi
di kelas.
Tuturan di atas jika dilihat dari panjang pendeknya tuturan, tuturan pertama terlihat sangat pendek sehingga unsur memerintahnya secara langsung,
sedangkan tuturan ketiga menggunakan penanda kesantunan tolong sehingga dari tuturan tersebut dapat dilihat bahwa tuturan yang paling panjang memiliki
kesantunan yang lebih tinggi.
2.5.3.1.2 Urutan Tuturan sebagai Penentu Kesantunan Linguistik
Pada kegiatan bertutur yang sesungguhnya seseorang sering mengutarakan maksud-maksud tertentu dengan cara mengatur tata urutan tuturan tersebut.
Tuturan yang ditata urutannya dapat terkesan lebih santun. Berikut ini disajikan contoh.
1 Ruangan ini akan digunakan rapat, bersihkan meja ini Cepat
2 Cepat Bersihkan meja ini Ruangan ini akan digunakan rapat.
Tuturan pertama yang memerhatikan tata letak dan urutan terlihat lebih santun.
2.5.3.1.3 Intonasi dan Syarat-Syarat Kinesik sebagai Penentu Tuturan
Kesantunan Linguistik
Sunaryanti dalam Rahardi, 2005:123 menyatakan bahwa intonasi adalah tinggi- rendah suara, panjang-pendek suara, keras-lemah suara, jeda, irama, dan timbre
yang menyertai tuturan.dapat dikatakan bahwa panjang pendek suatu tuturan menentukan peringkat kesantunan pemakaian tuturan dalam bahasa Indonesia.
Disamping intonasi, kesantunan juga dipengaruhi oleh syarat-syarat kinesik yang dimunculkan lewat bagian-bagian tubuh penutur seperti : 1 ekspresi wajah, 2