Maksim Kesepakatan Maksim Simpati

Tuturan di atas jika dilihat dari panjang pendeknya tuturan, tuturan pertama terlihat sangat pendek sehingga unsur memerintahnya secara langsung, sedangkan tuturan ketiga menggunakan penanda kesantunan tolong sehingga dari tuturan tersebut dapat dilihat bahwa tuturan yang paling panjang memiliki kesantunan yang lebih tinggi.

2.5.3.1.2 Urutan Tuturan sebagai Penentu Kesantunan Linguistik

Pada kegiatan bertutur yang sesungguhnya seseorang sering mengutarakan maksud-maksud tertentu dengan cara mengatur tata urutan tuturan tersebut. Tuturan yang ditata urutannya dapat terkesan lebih santun. Berikut ini disajikan contoh. 1 Ruangan ini akan digunakan rapat, bersihkan meja ini Cepat 2 Cepat Bersihkan meja ini Ruangan ini akan digunakan rapat. Tuturan pertama yang memerhatikan tata letak dan urutan terlihat lebih santun.

2.5.3.1.3 Intonasi dan Syarat-Syarat Kinesik sebagai Penentu Tuturan

Kesantunan Linguistik Sunaryanti dalam Rahardi, 2005:123 menyatakan bahwa intonasi adalah tinggi- rendah suara, panjang-pendek suara, keras-lemah suara, jeda, irama, dan timbre yang menyertai tuturan.dapat dikatakan bahwa panjang pendek suatu tuturan menentukan peringkat kesantunan pemakaian tuturan dalam bahasa Indonesia. Disamping intonasi, kesantunan juga dipengaruhi oleh syarat-syarat kinesik yang dimunculkan lewat bagian-bagian tubuh penutur seperti : 1 ekspresi wajah, 2 sikap tubuh, 3 gerakan jari-jemari, 4 gerakan tangan, 5 ayunan tangan, 6 gerakan pundak, 7 goyangan pinggul, 8 gelengan kepala.

2.5.3.1.4 Ungkapan-Ungkapan Penanda Kesantunan sebagai Penentu Kesantunan Linguistik

Ungkapan penanda kesantunan itu merupakan realisasi dari tuturan yang disampaikan secara santun. Penanda tersebut meliputi hal sebagai berikut. 1. Penanda kesantunan tolong sebagai penentu kesantunan linguistik 2. Penanda kesantunan mohon sebagai penanda kesantunan linguistik 3. Penanda kesantunan silakan sebagai penanda kesantunan linguistik 4. Penanda kesantunan mari sebagai penanda kesantunan linguistik 5. Penanda kesantunan biar sebagai penanda kesantunan linguistik 6. Penanda kesantunan ayo sebagai penanda kesantunan linguistik 7. Penanda kesantunan coba sebagai penanda kesantunan linguistik 8. Penanda kesantunan harap sebagai penanda kesantunan linguistik 9. Penanda kesantunan sudikiranyasudikahsudi apalah kiranya sebagai penanda kesantunan lingustik.

2.5.3.2 Kesantunan Pragmatik

Makna pragmatik bahasa Indonesia dapat dituturkan dengan cara yang berbeda- beda. Pragmatik imperatif kebanyakan wujudkan dengan tuturan nonimperatif pragmatik imperatif banyak diungkapkan dalam tuturan deklaratif dan tuturan interogatif. Penggunaan tuturan nonimperatif untuk menyatakan makna imperatif itu, biasanya mengandung unsur ketidaklangsungan Rahardi, 2005: 134. Dengan