2.5.4 Konteks
Bahasa dan konteks merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Bahasa membutuhkan konteks tertentu dalam pemakaiannya, demikian juga
sebaliknya konteks baru memiliki fungsi dalam situasi interaksi yang diciptakan, tetapi fungsi bahasa juga membentuk dan menciptakan situasi tertentu dalam
interaksi yang sedang terjadi Duranti dalam Rusminto, 2012:54.
2.5.4.1 Jenis-Jenis Konteks
Dengan cara yang lebih konkret, Syafi‟ie dalam Rusminto, 2012: 55 membedakan konteks ke dalam empat klasifikasi yaitu sebagai berikut.
1. Konteks fisik yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam
suatu komunikasi. 2.
Konteks epitemis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh penutur dan mitra tutur.
3. Konteks linguistik yang terdiri atas kalimat-kalimat atau ujaran-ujaran
yang mendahului atau mengikuti ujaran tertentu dalam suatu peristiwa komunikasi, konteks linguistik ini disebut juga dengan istilah koteks.
4. Konteks sosial yakni relasi sosial dan latar yang melengkapi hubungan
antara penutur dan mitra tutur.
2.5.4.2 Unsur-Unsur Konteks
Dell Hymes dalam Chaer dan Agustina, 2004: 48-49 mengatakan bahwa suatu
peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen, yang disingkat menjadi SPEAKING, yakni sebagai berikut.
a. Setting and Scene. Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur
berlangsung, sedangkan scene mengacu para situasi tempat dan waktu atau situasi psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan situasi tuturan yang
berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi yang bahasa yang berbeda. Berada di lapangan sepak bola pada waktu ada pertandingan sepak bola
dalam situasi yang ramai tentu berbeda dengan pembicaraan di ruang perpustakaan pada waktu banyak orang membaca dalam keadaan sunyi. Di
lapangan sepak bola seseorang biasa berbicara keras-keras tetapi di ruang perpustakaan sedapat mungkin pelan.
b. Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa
pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima pesan. Dua orang yang bercakap-cakap dapat berganti peran sebagai
pembicara atau pendengar, tetapi dalam khotbah di masjid, khotib sebagai pembicara dan jamaah sebagai pendengar tidak dapat bertukar peran. Status
sosial partisipan sangat menentukan ragam atau gaya bahasa yang digunakan. Misalnya, seorang anak akan menggunakan ragam bahasa yang berbeda
ketika berbicara dengan orang tuanya atau gurunya bila dibandingkan ketika berbicara dengan teman sebayanya.
c. Ends merujuk pada maksud dan tujuan yang diharapkan dari pertuturan.