tindak ilokusi berkaitan dengan maksud yang dibawakan oleh preposisinya. Jadi, dalam kalimat “saya lapar” memiliki maksud meminta makanan.
2.3.3 Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi adalah efek atau dampak yang ditimbulkan oleh tuturan terhadap mitra tutur, sehingga mitra tutur melakukan tindakan berdasarkan isi tuturan
Austin dalam Rusminto, 2012: 77-78. Tindakan tersebut seperti janji, tawaran, atau pertanyaan yang terungkap dalam tuturan.
Misalnya kata „Saya lapar‟, yang dituturkan oleh si penutur menimbulkan efek
kepada mitra tutur, yaitu dengan reaksi memberikan atau menawarkan makanan kepada penutur.
2.4 Peristiwa Tutur
Tindak tutur dan peristiwa tutur sangat erat terkait. Keduanya merupakan dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi. Peristiwa tutur
merupakan peristiwa sosial karena menyangkut pihak-pihak yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu. Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan
rangkaian dari sejumlah tindak tutur inggris: speech act yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, tindak tutur selalu berada dalam
peristiwa tutur. Kalau peristiwa tutur merupakan gejala sosial seperti disebut di atas, maka tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan
keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Jika dalam peristiwa tutur lebih dilihat pada tujuan
peristiwanya, tetapi dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan
tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu Chaer dan Agustina, 2009:47. Oleh karena itu, interaksi yang terjadi antara
seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tuturan. Peristiwa
serupa juga dapat ditemukan dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, dan sebagainya.
Bagaimana dengan percakapan di bus kota atau kereta api yang terjadi antara para
penumpang yang tidak saling kenal pada mulanya dengan topik pembicaraan yang tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti,
apakah dapat disebut sebagai peristiwa tutur?secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat disebut sebagai sebuah peristiwa tutur sebab pokok
percakapan tidak menentu berganti-ganti menurut situasi, tanpa tujuan, dilakukan oleh orang-orang yang tidak sengaja untuk bercakap-cakap dan
menggunakan ragam bahasa yang berganti-ganti Chaer dan Agustina, 2009:48.
Bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tertentu.. Di dalam peristiwa tutur, bermacam-macam tuturan dapat
diekspresikan untuk menyatakan satu tujuan tuturan, dan bermacam-macam tuturan dapat dinyatakan untuk tujuan yang sama.
Tujuan tuturan adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan tindakan bertutur. Komponen ini yang melatarbelakangi tuturan karena semua tuturan
memiliki suatu tujuan Tarigan, 2009:33. Oleh karena itu, penutur perlu menguasai cara bertutur dengan baik agar segala tuturan yang ingin disampaikan
kepada lawan tuturnya dapat diterima dengan baik pula.
2.5 Kesantunan Bertutur
2.5.1 Teori Kesantunan
Leech 1983 adalah salah seorang pakar yang memberi teori kesantunan berbahasa. Leech dalam Chaer, 2010: 56 mengajukan teori kesantunan
berdasarkan prinsip kesantunan politenes principles yang di
jabarkan menjadi maksim ketentuan. Keenam maksim itu adalah maksim 1 kearifan tact. 2 kedermawanan Generosity, 3 pujian agreement, 6
simpati simphaty Leech, dalam Rusminto, 2012: 111-118.
Berikut ini uraian dari keenam maksim tersebut. 1.
Maksim Kearifan
Maksim ini mengandung prinsip sebagai berikut. a.
Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin. b.
Buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin. Contoh:
A : “Mari saya bawakan tas Anda.”
B : “Tidak usah.”
Dalam tuturan di atas, tampak dengan jelas bahwa apa yang dituturkan si A sungguh memaksimalkan keuntungan bagi si B.