pertuturan. Ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial diantara keduanya, akan menjadi semakin kurang santunlah tuturan
itu. Demikian sebaliknya, semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dengan mitra tutur, akan semakin santunlah tuturan yang
digunakan itu.
2.5.3 Kesantunan Linguistik dan Kesantunan Pragmatik
Wujud kesantunan yang menyangkut ciri linguistik akan melahirkan kesantunan linguistik, sedangkan wujud kesantunan yang menyangkut ciri nonlinguistik akan
melahirkan kesantunan pragmatik Rahardi, 2005:158. Dapat disimpulkan bahwa kesantunan secara langsung menggunakan bahasa disebut kesantunan linguistik
atau langsung, sedangkan kesantunan secara pragmatik merupakan kesantunan yang menyangkut ciri nonlinguistik, diungkapkan secara tersirat dan tidak
langsung. Dalam pertuturan, kesantunan linguistik dan kesantunan pragmatik banyak dijumpai dalam tuturan kalimat imperatif. Kalimat imperatif mengandung
maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif biasanya diungkapkan
dengan kisaran dari tuturan yang sangat keras atau kasar hingga ke tuturan yang paling halus atau santun Rahardi, 2005: 79. Dengan demikian, jika kita ingin
memerintah atau
meminta harus
diperhatikan kesantunannya
dengan menggunakan penanda kesantunan dalam kesantunan linguistik atau dengan
diungkapkan secara tidak langsung atau disebut kesantunan pragmatik.
2.5.3.1 Kesantunan Linguistik
Rahardi 2005:118 mengemukakan bahwa kesantunan linguistik tuturan imperatif dalam bahasa indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut : 1 panjang-
pendek tuturan, 2 urutan tuturan, 3 intonasi tuturan dan syarat-syarat kinesik,
4 pemakaian ungkapan penanda kesantunan. 2.5.3.1.1 Panjang-Pendek Tuturan
Di dalam masyarakat bahasa dan kebudayaan Indonesia, panjang atau pendek suatu tuturan menjadi penentu tuturan tersebut mempunyai makna santun dan
penutur dapat diidentifikasi dengan sangat jelas. Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin panjang suatu tuturan yang digunakan akan semakin santunlah
tuturan itu. Selain itu, pada masyarakat bahasa Indonesia basa basi sangat penting kemunculannya pada saat kegiatan bertutur.
Berikut ini disajikan contoh-contoh dari tuturan yang pendek ke tuturan yang panjang.
1 “Bacakan materi diskusi kita”
2 “Bacakan materi diskusi kita kepada para peserta”
3 “Tolong, bacakan materi diskusi kita kepada para peserta”
Informasi indeksial: Dituturkan oleh seorang moderator kepada penyaji materi dalam kegiatan diskusi
di kelas.