4. Tuturan Interogatif sebagai Ekspresi Pragmatik Persilaan
Bentuk persilaan dengan tuturan nonimperatif lazimnya digunakan dalam situasi formal dengan penuh basa basi. Situasi yang dapat ditemukan misalnya dalam
kegiatan resmi dan perayaan tertentu Rahardi, 2005: 147. Misalnya :
Siswa : “Sudah ditunggu pak, apakah Bapak bersedia pidato
sekarang ?”
Kepala Sekolah : “Apakah para pesertanya sudah di dalam?”
Informasi indeksial : Dituturkan seorang siswa kepada kepala sekolah untuk mempersilakan memberi
pidato pada peringatan HUT sekolah.
5. Tuturan Interogatif sebagai Ekspresi Pragmatik Larangan
Di dalam menyatakan makna imperatif larangan dapat digunakan tuturan interogatif agar terdengar santun.
Misalnya : Guru
: “Siapa yang mau mendapat hukuman karena ribut di kelas? Informasi indeksial :
Dituturkan seorang guru di kelas yang siswanya sedang gaduh.
2.5.4 Konteks
Bahasa dan konteks merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Bahasa membutuhkan konteks tertentu dalam pemakaiannya, demikian juga
sebaliknya konteks baru memiliki fungsi dalam situasi interaksi yang diciptakan, tetapi fungsi bahasa juga membentuk dan menciptakan situasi tertentu dalam
interaksi yang sedang terjadi Duranti dalam Rusminto, 2012:54.
2.5.4.1 Jenis-Jenis Konteks
Dengan cara yang lebih konkret, Syafi‟ie dalam Rusminto, 2012: 55 membedakan konteks ke dalam empat klasifikasi yaitu sebagai berikut.
1. Konteks fisik yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam
suatu komunikasi. 2.
Konteks epitemis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh penutur dan mitra tutur.
3. Konteks linguistik yang terdiri atas kalimat-kalimat atau ujaran-ujaran
yang mendahului atau mengikuti ujaran tertentu dalam suatu peristiwa komunikasi, konteks linguistik ini disebut juga dengan istilah koteks.
4. Konteks sosial yakni relasi sosial dan latar yang melengkapi hubungan
antara penutur dan mitra tutur.