Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

2.3 Jenis-Jenis Tindak Tutur

Austin dalam Rusminto, 2012: 77 mengklasifikasikan tindak tutur atas tiga klasifikasi yaitu 1 tindak lokusi locutionary act, 2 tindak ilokusi illocutionary act, dan 3 tindak perlokusi perlocutionary act. Berikut ini uraian dari masing-masing tindak tutur tersebut.

2.3.1 Tindak Tutur Lokusi

Tindak lokusi adalah tindak proposisi yang berada pada kategori mengatakan sesuatu an act of saying somethingAustin dalam Rusminto, 2012:77. Oleh karena itu, yang diutamakan dalam tindak lokusi adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur. Leech dalam Rusminto, 2012: 77 menyatakan bahwa tindak bahasa ini lebih kurang dapat disamakan dengan sebuah tuturan kalimat yang mengandung makna dan acuan. Contoh: “It is hot here”, makna lokusinya berhubungan dengan suhu udara di tempat itu. Contoh lain „Saya lapar‟, seseorang mengartikan „Saya‟ sebagai orang pertama tunggal si penutur, dan „lapar‟ mengacu pada „perut kosong dan perlu diisi‟, tanpa bermaksud untuk meminta makanan. Dengan kata lain, tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami.

2.3.2 Tindak Ilokusi

Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung daya untuk melakukan tindakan tertentu dalam hubungannya dengan mengatakan sesuatu an act of doing somethings in saying somethings Austin dalam Rusminto, 2012: 77. Contohnya, ” Saya lapar‟. Jika tindak tutur lokusi berkaitan dengan makna, maka tindak ilokusi berkaitan dengan maksud yang dibawakan oleh preposisinya. Jadi, dalam kalimat “saya lapar” memiliki maksud meminta makanan.

2.3.3 Tindak Perlokusi

Tindak perlokusi adalah efek atau dampak yang ditimbulkan oleh tuturan terhadap mitra tutur, sehingga mitra tutur melakukan tindakan berdasarkan isi tuturan Austin dalam Rusminto, 2012: 77-78. Tindakan tersebut seperti janji, tawaran, atau pertanyaan yang terungkap dalam tuturan. Misalnya kata „Saya lapar‟, yang dituturkan oleh si penutur menimbulkan efek kepada mitra tutur, yaitu dengan reaksi memberikan atau menawarkan makanan kepada penutur.

2.4 Peristiwa Tutur

Tindak tutur dan peristiwa tutur sangat erat terkait. Keduanya merupakan dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi. Peristiwa tutur merupakan peristiwa sosial karena menyangkut pihak-pihak yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu. Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur inggris: speech act yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, tindak tutur selalu berada dalam peristiwa tutur. Kalau peristiwa tutur merupakan gejala sosial seperti disebut di atas, maka tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Jika dalam peristiwa tutur lebih dilihat pada tujuan