Penerimaan Peternakan Itik secara Intensif Biaya Usaha Peternakan Itik Petelur secara Tradisional

c. Nilai Sisa Nilai sisa usaha peternakan merupakan peralatan-peralatan yang telah digunakan dalam suatu proses produksi, sampai alat-alat produksi itu habis digunakan Umur ekonomisnya habis dan terdapat nilai jual apabila kita menjualnya lagi. Dalam usaha peternakan itik ini berupa kandang, sekop, generator,cangkul, tempat penampungan telur, mesin penghancur keong, mesin air dan gerobak sorong.

b. Penerimaan Peternakan Itik secara Intensif

Penerimaan pada peternakan itik di Kecamatan Gadingrejo berupa penerimaan penjualan telur, penjualan kotoran dan penjualan itik afkir. Penerimaan yang tinggi dilihat pada rendahnya tingkat mortalitas itik, semakin rendah tingkat mortalitas itik, maka semakin tinggi produksi telur, kotoran dan afkir yang dihasilkan. Penerimaan dari pemeliharaan itik dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Penerimaan dan Pemeliharaan Itik Intensif di Kecamatan Gadingrejo Keterangan Satuan Tahun Jumlah unitekor 1 2 3 Penerimaan Jumlah awal Itik DOD Rp 2.000 1.980 1.960 5.940 Yang Mati ekor 20 20 20 60 Jumlah Akhir 1.980 1.960 1.940 5.880 Itik yang Produktif ekor 1.980 1.960 1.940 5.880 Produksi Telur butir 340.374 525.867 520.545 1.386.786 Produktifitas telur Butir ekor 14,33 22,36 22,36 4 Harga Telur Itik Rpbutir 1.200 1.200 1.200 1.200 Penerimaan Telur Rp 408.448.320 631.040.640 624.653.760 1.664.142.720 Penerimaan Penj. Kotoran Rpkg 0,00 0,00 4.800.000 4.800.000 Penerimaan Penj. Itik Afkir Rp 0,00 0,00 62.080.000 62.080.000 Total Penerimaan Rp 408.448.320 631.040.640 691.533.760 1.731.022.720 Berdasarkan Tabel 15, penerimaan pada peternakan itik ini dapat dikatakan stabil, penerimaan itik ini dapat dilihat dari tingkat kematian itik, apabila tingkat kematiannya tinggi maka tingkat penerimaannya rendah. Apabila tingkat kematiannya rendah, maka tingkat penerimaannya pun tinggi. Penerimaan itik afkir dan kotoran itik dapat dilakukan dalam 1 kali proses produksi 3 tahun.

c. Biaya Usaha Peternakan Itik Petelur secara Tradisional

1 Investasi Pada usaha ternak itik dengan sistem tradisional menggunakan biaya investasi berupa bibit itik. Bibit itik yang digunakan berumur 1 satu minggu, didapat dari Jawa cirebon, dengan harga Rp 8.000ekor. Bibit yang digunakan berjumlah 2000 ekor. 2 Biaya Operasional a. Biaya Tetap Adalah sejumlah uang yang dikeluarkan dalam usaha ternak yang jumlahnya tetap, tidak berubah dalam rangeoutput tertentu dan tidak bergantung pada skala produksi. Biaya tetap pada usaha peternakan itik yaitu upah tenaga kerja. Upah tenaga kerja sebesar Rp 1.200.000 orang bulan, tenaga kerja dalam usaha ternak ini berjumlah 10 orang. b. Biaya Variabel Biaya variabel adalah sejumlah uang yang dikeluarkan dalam usaha ternak yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan volume kegiatan produksi, tetapi untuk setiap satu satuan produksi tetap. Biaya variabel pada peternakan itik secara tradisional berupa Obat-obatan, pakan DOD Konsentrat pur 5-11, Biaya makan untuk peternak, biaya tempat tinggal untuk peternak dan transportasi. Penggunaan biaya variabel pada pemeliharaan itik di Kecamatan Ambarawa adalah 1 Transportasi Pada usaha peternakan itik petelur secara tradisional, biaya yang dikeluarkan berupa biaya transportasi. Transportasi dapat dilakukan dengan menyewa mobil, dengan harga yang berbeda. Biaya transportasi dapat diukur dengan jauh dekatnya lokasi pengembalaan itik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Biaya Transportasi Peternakan Itik Petelur secara Tradisional 2 Makan dan Tempat Tinggal Peternak Sistem pembayaran untuk lokasi tempat tinggal dan makan peternak, dapat dilakukan dengan cara membayar dengan menggunakan hasil telur yang didapatkan. Pada penyewaan lahan usaha peternakan, peternak dapat membuat 10 kandang untuk itik berteduh, dalam pembayaran sewa rumah, peternak dapat membayar 20 butir kandang. Jadi dalam satu hari peternak dapat menyisihkan telurnya sebanyak 200 butir telurhari. Untuk biaya sewa tempat tinggal peternak mempunyai 10 kelompok penggiringan, sehingga masing-masing kelompok memberikan 8 telor harikelompok, jadi dalam satu hari peternak menyisihkan 80 butir hari telur untuk biaya makan. Biaya yang digunakan untuk kegiatan usaha ternak itik dapat dilihat pada Tabel 17. No Lokasi Satuan Biaya 1 Ambarawa-Kalianda Rp 600.000 2 Kalianda-Trimurjo Rp 550.000 3 Trimurjo-Ambarawa Rp 400.000 4 Ambarawa- Kalianda Rp 600.000 5 Kalianda – Lampung Timur Rp 500.000 6 Lampung Timur – Trimurjo Rp 600.000 7 Trimurjo - Ambarawa Rp 400.000 Jumlah Rp 3.650.000 Tabel 17. Biaya Operasional Ternak Itik Petelur dengan Sistem Tradisional di Kecamatan Ambarawa Keterangan Satuan Tahun Jumlah Unit ekor 1 2 3 Biaya Operasional Biaya Variabel Obat-obatan Rp 2.400.000 2.400.000 2.400.000 7.200.000 Pakan DOD Konsentrat Pur 5-11 Rpkg 400.000 0,00 0,00 400.000 Makan Peternak Rp 87.600.000 87.600.000 87.600.000 262.800.000 Tempat tinggal Rp 35.040.000 35.040.000 35.040.000 105.120.000 Transportasi Ambarawa-Kalianda Rp 600.000,00 600.000,00 600.000,00 1.800.000 Kalianda-Trimurjo Rp 550.000,00 550.000,00 550.000,00 1.650.000 Trimurjo-Ambarawa Rp 400.000,00 400.000,00 400.000,00 1.200.000 Ambarawa-Kalianda Rp 600.000,00 600.000,00 600.000,00 1.800.000 Kalianda - Lampung Timur Rp 500.000,00 500.000,00 500.000,00 1.500.000 Lampung Timur - Trimurjo Rp 600.000,00 600.000,00 600.000,00 1.800.000 Trimurjo - Ambarawa Rp 400.000,00 400.000,00 400.000,00 1.200.000 Total Biaya Variabel 129.090.000 128.690.000 128.690.000 386.470.000 Biaya Tetap Tenaga Kerja 10 orang RpHOK 144.000.000 144.000.000 144.000.000 432.000.000 Total Biaya Rp 273.090.000 272.690.000 272.690.000 818.470.000 Berdasarkan Tabel 17. biaya variabel yang terkecil yaitu untuk biaya pembelian obat-obatan. Biaya variabel terbesar dirasakan pada biaya tenaga kerja dan biaya makan peternak pada saat pengembalaannya.

d. Analisis Finansial Ternak Itik Petelur