Kecamatan Gadingrejo Gambaran Umum Kecamatan Gadingrejo

dataran rendah untuk areal pwersawahan dan 20 lainnya merupakan areal perbukitan. Dengan batas-batas wilayahnya yaitu : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Tanggamus. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Tanggamus. d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan Kabupaten Pesawaran.

2. Keadaan Demografi

Berdasarkan Monografi Kecamatan Gadingrejo, penduduk di Kecamatan Gadingrejo menurut hasil proyeksi pada tahun 2008 berjumlah 66.526 jiwa, yang terdiri dari 34.617 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 31.909 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan.

3. Keadaan Umum Peternakan

a. Kecamatan Gadingrejo

Kecamatan Gadingrejo mempunyai luas lahan persawahan, pekarangan ladang dan perkebunan rakyat yang baik Kecamatan Gadingrejo mempunyai lahan persawahan yang cukup baik yaitu sebesar 2.506 km 2 , yang dapat membantu peternak dalam memenuhi pakan alternatif lain dari alam. Peternak itik secara intensif adalah peternakan yang hanya melakukan aktifitasnya didalam kandang.. Usaha pemasaran telah jelas sasarannya. Pemasaran telur itik,di Kecamatan Gadingrejo pembeli datang sendiri ketempat usaha peternakan. Misalnya, pembeli yang berasal disekitar Gadingrejo membeli untuk usaha telur asin, dalam 1 minggu dapat membeli sekitar 1000 butir telur. Ada pula pembeli dari Metro yang dapat memesan sekitar 4000 – 5000 butir telur dengan skala pembelian 1 minggu. Ada pula pembeli yang menjual telur untuk dijual dipasaran dengan kapasitas sedikit. Transportasi yang digunakan yaitu mobil dari usaha peternakan itik, apabila jarak antar dekat sekitar Gadingrejo, maka telur dapat diantarkan saja. Apabila jarak antar jauh, maka hanya membayar upah bensinnya saja. Sedangkan pengambilan telur diluar Kabupaten, biasanya mereka membawa alat transportasi sendiri. Pemasaran itik afkir telah terdapat pengepul yang berada di Tanjung Karang dengan jumlah pengambilan 80-200 ekorminggu dengan harga Rp 32.000 ekor dan terdapat pula masyarakat sekitar yang mempunyai usaha rumah makan yang mengambil itik afkir tersebut. Pemasaran pupuk kandang yaitu pupuk yang dihasilkan dalam 1 kali proses produksi yaitu satu kandang dapat menghasilkan pupuk kandang sebanyak 10 karung 50 kgkarung dengan harga Rp 10.000karung. Pemasaranya biasanya banyak permintaan dari petani sekitar. b. Kecamatan Ambarawa Pada peternakan itik di Kecamatan Ambarawa, peternak melakukan sistem umbaran di lahan persawahan. Pada waktu mulai mendekati masa panen padi, itik dilepaskan untuk mencari makan, sehingga nutrisi pakan hanya didapatkan dari lahan umbaran. Produksi telur yang dihasilkan dalam 1 ekor itik berkisar 65. Pada lahan umbaran banyak terdapat kekurangannya yaitu itik dapat mengalami stress apabila disekitar lahan umbaran terdapat banyak kendaraan dan binatang liar. Banyak kasus kematian itik secara tradisional yang disebabkan oleh keracunan pestisida, keracunan bangkai dan lainnya. Pemasaran itik secara tradisional, sama halnya dengan pemasaran pada sistem intensif yaitu pembeli langsung memesan kepada peternak, tetapi tidak adanya jasa antar, sehingga pembeli langsung datang ke tempat peternak. Harga telur itik yaitu berkisar Rp 1200 dan itik afkir berkisar Rp 32.000. Penggunaan biaya saat berada di lapangan, menjadi tanggung jawab peternak dari mulai makan, tempat tinggal, pembuatan kandang sementara dan transportasi. Pembayaran nya dilakukan dengan cara memberikan telur sesuai dengan permintaan pemilik rumah yang disinggahi untuk pembuatan kandang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN