Analisis Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara

(1)

ANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh:

BENRY GUNAWAN SITORUS NIM: 100709056

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Sitorus, Benry Gunawan. Analisis Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pustakawan pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan dan pustakawan IAIN Sumatera Utara. Penentuan informan dilakukan dengan teknik pengambilan

informan secara purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pustakawan memiliki mutu kerja yang cukup baik. Pustakawan tidak sering mendapatkan teguran dari pimpinan atau Kepala perpustakaan bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mendapat teguran. Pustakawan IAIN Sumatera utara cukup kreatif dalam memberikan ide atau gagasan terutama untuk pengembangan perpustakaan.

Pustakawan IAIN Sumatera Utara memiliki tanggungjawab yang cukup baik dalam pekerjaannya. Dapat dibuktikan dari kehadiran yang baik setiap hari, selain dalam keadaan sakit. Kesetiaan pustakawan IAIN Sumatera Utara dapat dilihat dari kesediaanya bekerja diluar jam kerja dengan mengikuti jam lembur. Bahkan, salah satu informan menyatakan bahwa pernah bekerja diluar jam kerja tanpa mengikuti jam lembur. Pustakawan IAIN Sumatera Utara memeliki pengetahuan yang cukup baik tentang pekerjaan dan memiliki kepedulian yang baik dengan pekerjaannya. Pustakawan IAIN Sumatera Utara memanfaatkan waktu kerjanya dengan baik. Waktu kerja dalam sehari cukup untuk menyelesaikan setiap pekerjaan masing-masing pustakawan.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia dan segala nikmat yang selalu datang dari-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul :

“Analisis Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, yang tak lepas dari kekurangan dan kelemahan baik itu dalam penulisan maupun penyajiannya. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini dan khususnya untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan penulis.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda SB.Sitorus dan Ibunda T.br Sipahutar yang selalu memberikan kesempurnaan kasih sayang dan untaian mutiara do’a kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

banyak pihak yang memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini baik itu saran, do’a, motivasi, dorongan dan bimbingan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:


(4)

1. Bapak Drs. Belling Siregar, M. Lib, selaku dosen pembimbing I penulis yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, serta arahan dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Abdul Hafis Harahap, S.Sos.,M.I.Kom , selaku dosen pembimbing

II penulis yang telah memberikan petunjuk dan saran dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M. Pd, selaku ketua Departemen Perpustakaan

Dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Staf pengajar Departemen Perpustakaan Dan Informasi Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

5. Bapak Dr. Syahron Lubis, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

6. Abangda Yudi Purnomo, Amd, selaku staf administrasi program studi

yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam masa perkuliahan hingga akhir studi penulis.

7. Seluruh informan yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

memperoleh informasi.

8. Untuk Seluruh saudara tercinta : Abang Jimmi Sitorus, Kakak Nike

Sitorus, Kakak Juni Sitorus, Kakak Shinta Sitorus, yang tak hentinya memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis, terima kasih banyak untuk semuanya.

9. Untuk Nurhalimah Raja Guk-guk yang menjadi motivasi besar penulis


(5)

10.Untuk Abangda Herianto Sihotang dan Abangda Murtopo MT yang selalu membimbing saya dalam segala-galanya.

11.Untuk saudara-saudara seperjuangan saya di GEMAPALA FIB USU :

1216 (Breken, Mitun, Lintong, Saut, Misnok, Aji, Faisal, Roy, Jakop, Jamalum, Bonal), Adik-adik Keong Hutan, Insaider, KJT, PB, yang selalu memberikan semangat menjalani rutinitas setiap harinya.

12.Untuk abangda Arya Wiraga Nasution yang banyak membantu dalam

menyelesaikan skripsi dan memberi semangat. Trimakasih abangda.

13.Untuk Kawan-kawan PUSLO : Nana, Husnul, Benny, Komba, Rizky,

Irsyat, Adli, Novel, Nuel, Ade, Agus, yang selalu memberi dukungan dan bantuan dalam hal apapun.

14.Untuk Adek Frisilia yang membantu dan memberi semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih ya dek.

15.Untuk sahabat-sahabatku stambuk 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang

tak mungkin tersebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

16.Untuk para pengurus PEMA USU, terima kasih atas bantuan dan

dukungannya.

17.Untuk para pengurus Pemuda Pancasila Pimpinan Ranting Padang Bulan,

terima kasih atas bantuan baik moral maupun moril.

18.Untuk para pengurus dan keluarga besar IMPUS, terima kasih atas


(6)

Tak akan cukup merangkum bantuan dan kebaikan sekian banyak orang dalam selembar kertas dan kalimat terbatas ini, maka itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh pihak yang pernah bersama penulis. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya.

Medan, 27 April 2015 Penulis

Benry Gunawan Sitorus 100709056


(7)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... ... 6

1.5 Ruang Lingkup ... ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ... ... 7

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... ... 7

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... ... 7

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... ... 8

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... ... 9

2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 11

2.2 Kinerja ... ... 12

2.2.1 Pengertian Kinerja ... ... 12

2.2.1.1 Kinerja Pustakawan... ... 13

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 15

2.2.3 Tujuan Kinerja ... ... 16

2.2.4 Standar Kinerja ... ... 17

2.2.5 Aspek-aspek Kinerja ... ... 19

2.2.6 Aspek-aspek Penilaian Kinerja ... ... 20

2.2.7 Tujuan Penilaian Kinerja ... ... 21

2.2.8 Penilaian Kinerja dan Manfaat Penilaian Kinerja... 23

2.2.9 Langkah-langkah Peningkatan Kinerja ... ... 24

2.3 Pustakawan ... ... 26

2.3.1Pengertian Pustakaan ... ... 26

2.3.2 Jabatan Fungsional Pustakawan ... ... 27


(8)

2.3.4 Pekerjaan atau Tugas pustakawan ... ... 31

2.3.5 Kompetensi Pustakawan ... ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... ... 40

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 41

3.3 Fokus Penelitian ... ... 41

3.4 Informan ... ... 41

3.5 Jenis dan Sumber Data... 42

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 43

3.7 Instrumen Penelitian... 44

3.8 Analisis Data... 44

3.9 Keabsahan Data... ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Karakteristik Informan ... 47

4.2 Kategori ... 49

4.2.1 Kepemimpinan ... 50

4.2.2 Hasil Kerja atau Mutu Kerja... 55

4.2.3 Kejujuran... 56

4.2.4 Kreativitas... 57

4.2.5 Kecakapandan tanggung jawab... 58

4.2.6 Kedisiplinan... 59

4.2.7 Kesetiaan... ... 61

4.2.8 Kepribadian... 62

4.2.9 Keandalan... ... 63

4.2.10 PengetahuanTentang Pekerjaan... 64


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan... 67

5.2 Saran ... 69


(10)

DAFTAR TABEL


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I: Pedoman Wawancara... 72 Lampiran II: Hasil Wawancara ... 74


(12)

ABSTRAK

Sitorus, Benry Gunawan. Analisis Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pustakawan pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan dan pustakawan IAIN Sumatera Utara. Penentuan informan dilakukan dengan teknik pengambilan

informan secara purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pustakawan memiliki mutu kerja yang cukup baik. Pustakawan tidak sering mendapatkan teguran dari pimpinan atau Kepala perpustakaan bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mendapat teguran. Pustakawan IAIN Sumatera utara cukup kreatif dalam memberikan ide atau gagasan terutama untuk pengembangan perpustakaan.

Pustakawan IAIN Sumatera Utara memiliki tanggungjawab yang cukup baik dalam pekerjaannya. Dapat dibuktikan dari kehadiran yang baik setiap hari, selain dalam keadaan sakit. Kesetiaan pustakawan IAIN Sumatera Utara dapat dilihat dari kesediaanya bekerja diluar jam kerja dengan mengikuti jam lembur. Bahkan, salah satu informan menyatakan bahwa pernah bekerja diluar jam kerja tanpa mengikuti jam lembur. Pustakawan IAIN Sumatera Utara memeliki pengetahuan yang cukup baik tentang pekerjaan dan memiliki kepedulian yang baik dengan pekerjaannya. Pustakawan IAIN Sumatera Utara memanfaatkan waktu kerjanya dengan baik. Waktu kerja dalam sehari cukup untuk menyelesaikan setiap pekerjaan masing-masing pustakawan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peran pustakawan sebagai tenaga profesional memang sangat diperlukan bagi perpustakaan perguruan tinggi di tempat kerjanya. Perannya yang utama adalah sebagai pengorganisasi bahan pustaka bagi pemenuhan kebutuhan pemakai dan sebagai pembimbing tentang penggunaan bahan pustaka untuk kepentingan pemakai sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan kata lain keberadaan pustakawan di perpustakaan perguruan tinggi diperlukan untuk mendayagunakan bahan pustaka yang dimiliki secara maksimal, sehingga bahan pustaka tidak hanya disimpan saja, tetapi harus diatur dan diorganisasikan sesuai tujuan dan fungsi perpustakaan. Untuk mewujudkan hal tersebut pustakawan harus mampu dan selalu berusaha membangun atau mengembangkan kinerjanya ke arah yang lebih baik dengan lebih memperhatikan kualitas layanan terhadap pemakai. Hal inilah yang membuat sumber daya manusia perlu ditingkatkan.

Suatu perpustakaan yang dikelola dengan baik dan dapat menempati peran yang penting dan strategis, melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik akan memberikan sejumlah nilai atau manfaat. Jika ditinjau dari berbagai segi, sebuah perpustakaan mengandung sejumlah nilai positif bagi penyelenggara maupun para pemakainya. Hanya saja, karena satu dan lain hal, maka belum semua nilai yang semestinya ada tersebut dapat dicapai. Atau mungkin saja, baik bagi pengelola maupun pengguna perpustakaan belum sepenuhnya menyadari adanya nilai tersebut. Dengan memahami, menyadari, dan kemudian mengambil hikmahnya


(14)

ada kemungkinan merupakan salah satu pendorong untuk berusaha memanfaatkan perpustakaan secara lebih berdaya guna.

Peningkatan kinerja pustakawan perlu mendapatkan perhatian utama, oleh karena sumber daya manusia ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan kemampuanya dan hasilnya diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja perpustakaan. Seluruh pegawai yang bekerja di perpustakaan perlu diatur sedemikian rupa dan dalam hal ini disebut manajemen sumber daya manusia. Pustakawan yang mempunyai kinerja yang baik, tentunya akan menunjang kemajuan suatu perpustakaan, karena pada hakikatnya prinsip kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi sesuai etika dan moral serta tidak melanggar hukum.

Etika dan moralitas haruslah menjadi perilaku, pilihan hidup, kepribadian, dan karakter yang dapat diperlihatkan dalam rutinitas hubungan kerja sehari-hari di perpustakaan. Implementasi moralitas dan etika di tempat kerja akan memperkuat integritas pribadi, untuk memahami apa yang baik dan apa yang tidak baik dalam satu persepsi. Tanpa moralitas dan etika, maka setiap perilaku kerja sangat berpotensi untuk menjadi tidak jujur dalam kepentingan masing-masing pihak. Bila setiap pihak di tempat kerja berlomba-lomba untuk memikirkan kepentingannya masing-masing, dan mengabaikan kepentingan dari visi dan misi perpustakaan, maka dalam waktu singkat perpustakaan akan menjadi tidak efektif, dan secara perlahan-lahan kinerja pustakawan akan meredup.

Salah satu bentuk perhatian itu adalah dengan cara meningkatkan atau mengembangkan sumber daya manusia. Kemampuan kinerja pegawai di suatu perpustakaan dapat ditingkatkan melalui seminar, penataran, pendidikan formal


(15)

dan lain-lain. Peningkatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepuasan pustakawan, meningkatkan kinerja, mengatasi kekurangan dan meningkatkan kualitas kerja.

Unit pelayanan perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara merupakan perpustakaan pusat perguruan tinggi yang bernaung di bawah badan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate 20371, Sumatera Utara. UPT perpustakaan IAIN Sumatera Utara merupakan lembaga penyedia sumber informasi yang sangat diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran yang berkualitas, misalnya dalam rangka mencari literatur untuk mengerjakan tugas, skripsi, dan mencari acuan untuk penelitian.

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) memiliki 18 orang pegawai yang ditempatkan di unit pelayanan perpustakaan. 5 orang diantaranya memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan, dan 13 orang tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan tetapi mendapatkan pelatihan-pelatihan kepustakawanan.

Kegiatan pelayanan di perpustakaan tidak terlepas dari peran pustakawan yang mempunyai tugas cukup besar dalam memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan. Dari hasil observasi awal peneliti menemukan permasalahan yang umum dirasakan para pustakawan di IAIN Sumatera Utara dalam beberapa hal sering ditemui pada pekerjaan yaitu adanya pustakawan yang merasa kurang nyaman saat bekerja di tempat atau bagian dia ditugaskan sehingga menimbulkan efek negatif terhadap pelaksanaan tugasnya, beberapa pustakawan ada yang merasa kurangnya tantangan kerja. Hal ini dapat disebabkan oleh


(16)

pustakawan ditugaskan di posisi yang pekerjaannya sudah lama sekali dikerjakan, adanya ketidak sesuaian kemampuan kerja pustakawan dengan posisi pekerjaan yang diterimanya sekarang sehingga membuat pekerjaan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan tugas yang ditetapkan oleh kepala perpustakaan dan hal ini membuat kinerja pustakawan tersebut terhadap pekerjaannya menjadi belum maksimal, konflik-konflik yang terjadi dengan rekan kerja dalam satu bidang kadang-kadang terjadi sehingga menggangu rutinitas pekerjaan dan adanya rutinitas pekerjaan yang dijalankan sama setiap harinya menjadi faktor utama yang membuat mereka merasa jenuh dan timbulnya kebosanan terhadap pekerjaan. Adanya sejumlah pustakawan IAIN Sumatera Utara yang tidak tertib waktu, pelayanan yang kurang ramah, sehingga diduga dapat menyulitkan pengguna mendapatkan informasi yang dibutuhkannnya.

Kata kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:503) memiliki pengertian, “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja”. Dalam hal ini kata kinerja lebih dikaitkan dengan pengertian peningkatan kerja. Kinerja pustakawan berdasarkan defenisi konteks Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat dirangkum dalam sebuah analisis defenisi yaitu sebuah proses, cara, usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga perpustakaan untuk menghasilkan prestasi dan peningkatan kerja tenaga pustakawan yang efektif dan profesional. Dengan ini diharapkan pustakawan akan mampu mendapat pengakuan profesi bergengsi dimata masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:770) kinerja diartikan sebagai: “(a) sesuatu yang dicapai (b) prestasi yang diperlihatkan (c) kemampuan kerja”.


(17)

Fenomena di atas menarik perhatian penulis untuk mengetahui lebih mendalam mengenai kinerja pustakawan, sebab selama ini komentar tidak diakomodir menjadi suatu rekomendasi atau masukan yang dapat membangun kinerja pustakawan menjadi lebih baik, melainkan sekedar komentar yang dibaca sepintas kemudian dilupakan.

Berdasarkan berbagai alasan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di perpustakaan IAIN Sumatera Utara dengan judul

Analisis Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya pada penelitian ini adalah “Bagaimana Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara,

sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja pustakawan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam

melakukan penelitian pada topik yang sama.

3. Penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang

Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan.

4. Bagi pembaca sebagai informasi tentang Kinerja Pustakawan pada

Perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas yang menjadi ruang lingkup penelitian adalah kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara.


(19)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan tinggi adalah suatuperpustakaan yang diselenggarakan oleh sebuah Perguruan tinggi dan dikelola sepenuhnya oleh Perguruan tinggi tersebut dengan tujuan membantu kelancaran pelaksanaan Tri Dharmanya. Menurut Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (1994: 1), bahwa :

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga perguruan tinggi induknya, yang bersama-sama dengan unit kerja bagian lainnya tetapidalam peranan yang berbeda melaksanakan program Tri Dharmanya.

Sedangkan Sulistyo-Basuki (1991:51), menyatakan bahwa :

perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi atau badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.

Sehubungan dengan pengertian di atas Hasugian (2009:79)

mengemukakan bahwa “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi”.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unit kerja yang berada dibawah naungan perguruan tinggi yang berperan menunjang terlaksananya Tri Dharma yang diemban perguruan tinggi dengan mengumpulkan, mengolah dan melayankannya kepada sivitas akademika perguruan tinggi penyelenggara perpustakaan tersebut.


(20)

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Setiap melaksanakan suatu kegiatan harus memiliki tujuan, begitu juga dengan perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi harus memiliki tujuan yang sesuai dengan lembaga perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung.

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia menurut Hasugian (2009: 80) : “adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan perguruan tinggi harus benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma tersebut.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 47): Sebagai unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut:

1. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan pustaka lainnya

untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi.

2. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang

bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources).

3. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan

perpustakaan.

4. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk

melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaanbahan perpustakaan.

5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan

program perpustakaan.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi secara umum adalah:

a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi,

lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.

b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat

akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama sampai pada mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.


(21)

c. Menyediakan ruang belajar bagi pemakai perpustakaan.

d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

pemakai.

e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh sivitas akademika untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Setiap organisasi memiliki fungsi tertentu yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi juga memiliki fungsi.

Fungsi utama Perpustakaan Perguruan Tinggi ada empat sebagaimana yang dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (1991:107-110):

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaan yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan. Proses pengembangan potensi tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan informasi yangada di perpustakaan.

2. Fungsi Informasi

Proses belajar bagi mahasiswa menuntut mahasiswa untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan mengembangkannya dalam tugas individu, kelompok dan terstruktur ataupun pembuatan makalah, masalah informasi bidang studi, masalah kewajiban yang berkaitan dengan tugasnya sebagai warga negara dan masalah peningkatan mutu akademik dapat dipecahkan dengan menelusuri informasi yang ada diperpustakaan.

3. Menunjang Kegiatan Penelitian

Penelitian tanpa bahan pustaka atau informasi dari perpustakaan tidakakan berhasil. Dalam hal ini Perpustakaan menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari perpustakaan.


(22)

4. Sebagai Tempat Rekreasi atau Hiburan

Mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan yang dialami setelah lelah belajar dengan bahan ringan dan menghiburkan seperti koran, komik, dan majalah yang tersedia di perpustakaan.

Sedangkan dalam buku perpustakaan perguruan tinggi : Buku pedoman (2004: 3) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan merupakan fungsi bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai badan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tingi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan arya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna utuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakuan publikasi karya yang dihasilkan oleh karya perguruan tinginya yakni sivitas akademik dan staf non akademik

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri Dharmanya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam melaksanakan Tri Dharma


(23)

Perguruan Tinggi. Dalam hal ini perpustakaan melaksanakan berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan dan fungsinya terutama menunjang kegiatan belajar mahasiswa.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pada dasarnya perpustakaan memiliki tugas masing-masing, begitu juga dengan perpustakaan perguruan tinggi. Perbedaan tugas ini disebabkan oleh informasi yang diberikan dan pengguna yang dilayani oleh setiap jenis perpustakaan berbeda-beda.

Menurut Syahrial-Pamuntjak (2000 : 5) tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah

Melayani semua keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang sedang bergabung dengan perguruan tinggi yang bersangkutan. Sedangkan Rompas (1985 : 9) menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi mempunyai beberapa tugas pokok yang dapat dibagi atas empat kelompok, yaitu:

a. Mengumpulkan, mengadakan buku dan berbagai penerbitan tertulis

dan terekam

b. Mengolah berupa diklasifikasi, dikatalog, dan sebagainya, bahan

pustaka tersebut agar siap dipakai oleh orang yang akan memakainya.

c. Menyimpan, memelihara, merawat koleksi bahan pustaka.

d. Memberikan pelayanan dan informasi yang disediakan.

Selain itu dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 3) dinyatakan bahwa “Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”.


(24)

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah melayani kebutuhan mahasiwa, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan dan para peneliti yang sedang bergabung dengan perguruan tinggi yang bersangkutan serta menggelola informasi yang mendukung pelaksanaan kurikulum dan tridarma perguruan tinggi, mengembangkan koleksi serta mengolah dan merawat bahan pustaka.

2.2 Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Dalam pencapaian sasaran dan tujuan suatu organisasi dibutuhkan tenaga-tenaga terampil di dalam berbagai bidang. Sumber daya manusia sangat berperan bagi berjalannya suatu organisasi. Pencapaian tujuan suatu organisasi harus memiliki tenaga kerja yang memiliki pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat tercapainya kinerja yang diharapkan organisasi.

Soeprihanto (2000 : 7) menjelaskan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja seseorang atau organisasi selama periode tertentu dibanding dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”.

Prawirasantono (1998 : 168) menjelaskan bahwa :

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2005: 51) Kinerja (performance) yaitu:

Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara ilegal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.


(25)

Berdasarkan pendapat di atas bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya secara baik dan sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan melalui prosedur tertentu yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai.

2.2.1.1 Kinerja Pustakawan

Pustakawan adalah orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) menyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan Menurut Rachman dan Zen (2006, 19-20) pustakawan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Pustakawan ahli adalah mereka yang memiliki kualifikasi ahli dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan minimal sarjana atau berpengalaman lama mengelola perpustakaan secara professional.

2. Pustakawan terampil adalah yang menguasai teori-teori perpustakaan

dan terampil memanfaatkannya dalam melaksanakan tugas-tugas rutin perpustakaan seperti pengadaan, pengolahan dan pelayanan.

3. Pustawan penunjang adalah pustakawan yang banyak melakukan

pekerjaan-pekerjaan administratif atau pekerjaan yang sifatnya umum dan tidak terkait dengan ilmu perpustakaan dan informasi

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa :

Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperolehnya melalui pendidikan dan atau/pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.


(26)

Dalam kode etik IPI dan UU tersebut tidak dicantumkan pendidikan minimal untuk menjadi seorang pustakawan, namun dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi (2004, 166) yang dimaksud dengan pustakawan adalah:

Orang yang bertugas di perpustakaan, memilih, mengolah, meminjamkan, merawat pustaka, menjaga dan mengawasi perpustakaan, serta melayani pengguna. Untuk pustakawan perguruan tinggi paling rendah lulusan sarjana, dengan bidang pendidikan Strata 1 (S1) dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi (Pusdokinfo), atau S1 bidang lain yang memiliki kompetensi dalam pengelolaan perpustakaan, dengan melaksanakan tugas keprofesian dalam bidang perpustakaan.

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 dalam pasal 32 juga menyebutkan bahwa tenaga perpustakaan berkewajiban :

1) Memberikan layanan prima terhadap pemustaka,

2) Menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif; dan

3) Memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan

kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Pustakawan perlu memiliki kemampuan lain untuk meningkatkan kinerjanya, seperti dikemukakan Prabowo Tjitropranoto (1995 , 1) antara lain :

1. Memiliki kemampuan berkomunikasi sehinga dapat dengan mudah

mengidentifikasi keperluan pengguna informasi,

2. Dapat berbahasa asing, terutama bahasa Inggris sehingga

mempermudah hubungan internasional,

3. Memiliki kemampuan mengembangkan teknik dan prosedur kerja

dalam bidangnya, dan

4. Mampu melaksanakan penelitian di bidang perpustakaan untuk

menentukan inovasi baru sebagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan kajian, analisis atau penelitian ilmiah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa pustakawan yang bertugas di perpustakaan haruslah orang yang memiliki pendidikan di bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Dengan kata lain pustakawan mempunyai kompetensi untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Untuk pustakawan


(27)

perguruan tinggi diharuskan minimal Strata 1 (S1) bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau bidang lain yang mempunyai kompetensi dalam pengelolaan perpustakaan. Dengan adanya kompetensi perpustakaan yang baik diharapkan kinerja yang dihasilkan dapat mendukung pencapaian tujuan perpustakaan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Tujuan organisasi akan dapat dicapai dengan baik apabila kinerja individu (individual performance) baik. Para pemimpin perpustakaan sangat menyadari adanya perbedaan antara satu pustakawan dengan pustakawan yang lain, meskipun para pustakawan tersebut berada ditempat yang sama namun produktifitas kerjanya tidaklah sama, oleh karena itu kinerja individu setiap pustakawan akan dapat tercapai apabila didukung dengan upaya bekerja dan didukung oleh organisasinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Mangkunegara ( 2004: 16-17 ) adalah:

1. Faktor Individu

Individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkugan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.


(28)

Sedangkan Simamora yang dikutip oleh Mangkunegara (2006: 14) menyatakan bahwa kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Faktor Individual yang terdiri dari :

1. Kemampuan dan keahlian

2. Latar belakang

3. Demografi

b. Faktor Psikologis yang terdiri dari :

1. Persepsi

2. Attitude

3. Personality

4. Pembelajaran

5. Motivasi

c. Faktor Organisasi yang terdiri dari :

1. Sumber daya

2. Kepemimpinan

3. Penghargaan

4. Struktur

5. Job Design

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor individual, faktor psikologis dan faktor yang ada dalam organisasi.

2.2.3 Tujuan Kinerja

Tujuan kinerja adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia organisasi, dalam penilaian kinerja tidak hanya semata-mata menilai hasil fisik tetapi pelaksanaan pekerjan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal –hal khusus sesuai dengan bidang dan tugasnya semua layak untuk dinilai. Pada hakekatnya ada dua tujuan utama kinerja perpustakaan perguruan tinggi, yakni untuk kepentingan administratif serta dalam rangka peningkatan kinerja pustakawan.


(29)

Menurut Jacoby yang dikutip oleh Silalahi (2014: 12) memberikan langkah-langkah dalam mengevaluasi untuk mencapai tujuan dalam kinerja organisasi yang juga dapat diterapkan pada perpustakaan antara lain:

- Defenisikan dengan jelas setiap ukuran yang digunakan agar setiap orang

dalam organisasi tersebut dapat mengerti apa yang sedang diukur

- Buat standar ukuran

- Tetapkam baseline dari setiap ukuran tersebut

- Tetapkan standar mutu perpustakaan berdasarkan standar penyelenggaraan

perpustakaan yang baku

- Buatlah target yang hendak dicapai

- Diskusikan hasil secara berkala

Sedangkan, Kinerja perpustakaan untuk tujuan administrasi personalia menurut Leech yang dikutip oleh Silalahi (2014: 12) adalah :

Hasil pengukuran kinerja pegawai akan menjadi dasar untuk menyelesaikan dan menetapkan kompensasi staf, perencanaan dan pengembangan karir dalam wujudnya sebagai promosi dan mutasi atau demosi jabatan dengan pemberian kesempatan kerja yang adil, sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja dan produktifitas organisasi dan unit kerja pada umumnya serta individu-individu staf dalam setiap jabatan mereka khususnya.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kinerja dipahami sebagai derajat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, khususnya untuk mengetahui kebutuhan pemakai serta memungkinkan untuk mendorong pegawai perpustakaan dalam mengembangkan karir, promosi, mutasi atau demosi, sebagai dasaridentifikasi kelebihan dan kekurangan pegawai perpustakaan, sebagai alat perbaikan dalam pengambilan keputusan sebagai pemegang kebijakan.

2.2.4 Standar Kinerja

Standar kinerja adalah pernyataan kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan kinerja suatu perpustakaan dalam mencapai tujuannya. Standar tersebut harus mudah digunakan, terpercaya, valid dan dapat dijadikan alat dalam pengambilan keputusan.


(30)

Standar kompetensi dalam kinerja pustakawan menurut Purjono (2009: 17), antara lain :

1. Komponen kompertensi meliputi pengetahuan serta kemampuan dan

keterampilan yang harus dimiliki oleh pustakawan.

2. Komponen tugas pokok dan fungsi meliputi tugas pokok fungsi serta

wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pustakawan

3. Komponen pekerjaan meliputi jenis dan sifat pekerjaan yang

dilaksanakan oleh pustakawan.

4. Komponen individu meliputi hak-hak dan kewajiban pustakawan.

5. Komponen sistem meliputi prosedur dan mekanisme kegiatan

pustakawan.

6. Komponen pembinaan meliputi peningkatan mutu melalui pendidikan

formal serta pengawasan pustakawan.

Menurut Purjono (2009, 3) standar kinerja pada umumnya untuk ukuran kinerja sumberdaya manusia (SDM) juga memiliki empat kategori antara lain:

1. Indikator kuantitatif yang mengindikasikan jumlah atau angka,

contohnya berupa angka tingkat keluar masuk pegawai dan produktivitas pegawai.

2. Indikator praktis yang mengindikasikan proses yang sedang berjalan,

contohnya berupa nilai invertasi sumberdaya manusia dan jumlah pelatihan bagi pegawai.

3. Indikator sinyal yang secara spesifik menunjukkan gambarn apakah

perpustakaan sedang maju atau sebaliknya, contohnya besarnya pertumbuhan produktivitas pegawai pertahun selama lima tahun terakhir.

4. Indikator yang menunjukkan efek suatu kendali perpustakaan terhadap

perubahan, contohnya pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan pegawai, pengaruh peningkatan motivasi terhadap kinerja staf serta pengaruh teknologi terhadap produktivitas pegawai.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Standar Kinerja adalah persyaratan tugas, fungsi atau perilaku yang ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai sasaran yang harus dicapai oleh seorang karyawan serta Standar yang menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan sebagai kriteria evaluasi kinerja.


(31)

2.2.5 Aspek-aspek Kinerja

Kinerja yang baik dapat tercapai apabila seseorang mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Dalam penentuan kinerja dapat dilihat dari beberapa aspek.

Adapun aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2006 : 18) terdiri dari dua aspek yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif dengan perincian sebagai berikut :

a. Aspek kuantitatif meliputi :

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan

2. Waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam pekerjaan

b. Aspek kualitatif meliputi :

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan

2. Tingkat kemampuan dalam pekerjaan

3. Kemampuan menganalisis data informasi, kemampuan / kegagalan

menggunakan mesin / peralatan

4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan keberatan konsumen)

Sedangkan Menurut Rivai (2005 : 324) aspek-aspek kinerja dapat dikelompokkan menjadi :

1. Kemampuan teknis, yaitu menggunakan pengetahuan, metode, teknik

dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan penelitian yang diperolehnya.

2. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas perusahaan danpenyesuaian bidang gerak dari unit menyeluruh, yang pada intinya memahami tugas, fungsi dan tanggung jawabnya.

3. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan

untuk bekerjasama dengan orang lain, memotivasi staf, melakukan negosiasi dan lain-lain.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kinerja merupakan kemampuan dalam menggunakan suatu metode dalam menyelesaikan pekerjaan,


(32)

kemampuan dalam menyesuaikan bidang operasional dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan.

2.2.6 Aspek-aspek Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja berguna untuk perusahaan serta harus bermanfaat bagi karyawan. Adapun aspek-aspek dalam penilaian pekerja tersebut antara lain pekerjaan yang dihasilkan, kerjasama, inisiatif, pengetahuan, dan kehadiran. Dalam penilaian kinerja dapat dilihat dari beberapa aspek.

Hasibuan yang dikutip oleh Mangkunegara (2006: 17) menyatakan bahwa aspek-aspek penilaian kinerja yang mencakup sebagai berikut :

1. Kesetiaan

2. Hasil kerja

3. Kejujuran

4. Kedisiplinan

5. Kreativitas

6. Kerjasama

7. Kepemimpinan

8. Kepribadian

9. Prakarsa

10.Kecakapan dan tanggung jawab

Selain pendapat di atas, Umar yang dikutip oleh Mangkunegara (2006: 18) membagi aspek-aspek penilaian kinerja sebagai berikut:

1. Mutu pekerjaan

2. Kejujuran karyawan

3. Inisiatif

4. Kehadiran

5. Sikap

6. Kerjasama

7. Keandalan

8. Pengetahuan tentang pekerjaan

9. Tanggung jawab


(33)

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa aspek kinerja merupakan kemampuan karyawan mendedikasikan diri di dalam pekerjaannya serta dengan berjiwa kepemimpinan karyawan dapat mengeksplorasi segala kemampuan baik untuk bekerja secara individu maupun bekerja secara tim dan juga dapat melakukan evaluasi diri sebagai tanggug jawab atas suatu pekerjaan.

2.2.7 Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja berguna untuk perpustakaan serta harus bermanfaat bagi pustakawan, tujuan penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari Sumber Daya Manusia organisasi tersebut. Tujuan penilaian kinerja menurut Werther dan Davis (1996:342), yaitu:

1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer

untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.

2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk

menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.

3. Placement decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion.

4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan

pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

5. Carrer planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir

dan potensi karir yang dapat dicapai.

6. Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan

pegawai.

7. Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan

apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama dibidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen sumber daya manusia.

8. Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa placement decision

tidak diskriminatif.

9. External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh

faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja, faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai.


(34)

10.Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri.

Sedangkan menurut Hasibuan (2012 : 1) bahwa tujuan penilaian kinerja sebagai berikut :

1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk

promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.

2. Untuk mengukur kinerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam

pekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan di dalam

perusahaan.

Sedangkan tujuan penilaian kinerja karyawan menurut Rivai (2011:552), yaitu:

1. Meningkatkan etos kerja.

2. Meningkatkan motivasi kerja.

3. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini.

4. Untuk mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.

5. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji

berkala, gaji pokok, kenaikangaji istimewa dan insentif uang.

6. Untuk pembeda antar karyawan yang satu denganyang lainnya.

7. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam

Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasiatau transfer, rotasi perusahaan, kenaikan jabatan, pelatihan.

8. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk

mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja.

9. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja

menjadi baik.

10. Untuk mendorong pertanggung jawaban dari karyawan.

11. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk

memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya.

12. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah.

13. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui

diskusi tentang kemajuan kerja mereka.


(35)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian kinerja adalah membantu para pegambil keputusan untuk menentukan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja, untuk mengukur kinerja serta sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan dan untuk meningkatkan motivasi kerja.

2.2.8 Penilaian Kinerja dan Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan setiap organisasi dalam melihat sejauh mana tingkat keberhasilan pekerjaan yang dilakukan setiap

pekerja. Penilaian kinerja juga dapat menciptakan, memelihara suatu iklim dan

suasana yang baik di perpustakaan. Soeprihanto (2000 : 129) mengemukakan bahwa, yang dapat melakukan penilaian adalah :

1. Atasan langsung

2. Rekan sekerja

3. Evaluasi diri (penilaian sendiri)

4. Penilaian oleh panitia

5. Penilaian oleh bawahan

Sedangkan Rivai (2005: 66) menyatakan bahwa :

Penilaian kinerja adalah suatu proses untuk penetapan pemahaman bersama tentang apa yang akan dicapai, dan suatu pendekatan untuk mengelola dan megembangkan orang dengan cara peningkatan dimana peningkatan tersebut akan dapat dicapai di dalam waktu yang singkat ataupun lama.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penilaian kinerja merupakan penetapan peningkatan kinerja yang akan dicapai dalam waktu singkat atau lama dan penilaian kinerja dilakukan oleh atasan langsung atau rekan kerja yang ada dilingkungan organisasi dan semua pihak di lingkungan organisasi yang mengetahui atau memehami tentang kinerja.


(36)

Pelaksanaan penilaian kinerja bermanfaat bagi pihak manajemen organisasi dalam mengambil berbagai kebijakan, karena penilaian yang dilakukan dapat menjelaskan tingkatan-tingkatan kinerja pustakawan dalam organisasi tersebut. Tingkatan kinerja tersebut dikelompokkan ke dalam tingkat kinerja tinggi, menengah atau rendah, sesuai target atau di bawah target.

Menurut Siagian (1999: 24) bahwa penilaian kinerja bermanfaat untuk:

1. Perbaikan prestasi kinerja,

2. Penyesuaian kompensasi,

3. Keputusan penempatan,

4. Kebutuhan latihan dan pengembangan,

5. Perencanaan dan pengembangan karir,

6. Memperbaiki penyimpangan proses staffing,

7. Mengurangi ketidakakuratan informasi,

8. Memperbaiki kesalahan desain pekerjaan,

9. Kesempatan kerja yang adil,

10.Membantu menghadapi tantangan external.

Dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui secara tepat apa yang sedang dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui penilaian kinerja dapat disusun rencana, strategi dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil sehubungan dengan pencapaian tujuan karir yang diinginkan. Bagi pihak manajemen, penilaian kinerja sangat membantu dalam mengambil keputusan seperti promosi, pengembangan karir, mutasi, PHK, penyesuaian kompensasi, dan kebutuhan pelatihan.

2.2.9 Langkah-langkah Peningkatan Kinerja

Kinerja dapat ditingkatkan bila organisasi dalam suatu instansi mampu menciptakan iklim dan suasana yang kondusif serta menyusun pembagian kerja yang jelas. Menurut Mangkunegara (2006: 22) dalam rangka peningkatan kinerja, ada tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut :


(37)

1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja. Dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu :

a) Mengidentifikasikan masalah melalui data dan informasi yang

dikumpulkan terus-menerus mengenai fungsi-fungsi bisnis.

b) Mengidentifikasikan masalah melalui karyawan

c) Memperhatikan masalah yang ada.

2. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan. Untuk memperbaiki

masalah tersebut, diperlukan beberapa informasi, antara lain:

a) Mengidentifikasikan masalah

b) Menentukan tingkat keseriusan masalah

3. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab

kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri.

4. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

kekurangan tersebut.

5. Melakukan rencana tindakan tersebut

6. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum

7. Mulai dari awal, apabila perlu.

Sedangkan Bacal yang dikutip Mangkunegara (2006: 23) menyatakan bahwa ada 24 (duapuluh empat) point dalam peningkatan kinerja sebagai berikut :

1. Membuat pola pikir yang modern

2. Kenali manfaat

3. Kelola kinerja

4. Bekerjalah bersama karyawan

5. Rencana secara tepat dengan sasaran jelas

6. Satukan sasaran karyawan

7. Tentukan insentif kinerja

8. Jadilah orang yang mudah ditemui

9. Berfokuslah pada komunikasi

10.Lakukan tatap muka

11.Hindarkan resiko pemeringkatan

12.Jangan lakukan Penggolongan

13.Persiapkan penilaian

14.Awali tinjauan secara benar

15.kenali sebab

16.Akui keberhasilan

17.Gunakan komunikasi yang kooperatif

18.Berfokuslah pada perilaku dan hasil

19.Perjelas kinerja

20.Perlakuan konflik dengan apik

21.Gunakan disiplin bertahap

22.Kinerja dokumen

23.Kembangkan karyawan


(38)

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa dalam peningkatan kinerja ada langkah-langkah yang harus dilakukan seperti melakukan identifikasi permasalahan yang dihadapi setiap pustakawan dan mengevaluasi masalah tersebut.

2.3 Pustakawan

2.3.1 Pengertian Pustakawan

Pustakawan merupakan petugas perpustakaan yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan perpustakaan dan juga merupakan faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya pelayanan perpustakaan.

Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dalam kode etik yang dikutip Hermawan dan Zen (2006: 3) menyatakan bahwa :

Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

Sedangkan menurut Soeatminah (1992: 161) bahwa :

Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berijazah dibidang ilmu perpustakaan,dokumentasi dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan.

Berdasarka uraian di atas diketahui bahwa pengertian pustakawan adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berijazah dibidang ilmu perpustakaan yang melaksanakan tugas atau kegiatan di unit-unit yang ada perpustakaan.


(39)

2.3.2 Jabatan Fungsional Pustakawan

Profesi pustakawan diakui secara legal oleh Pemerintah Republik Indonesia sejak diterbitkannya Surat Keputusan Menpan nomor 18 Tahun 1988, orang-orang yang menyandang kedudukan dan melaksanakan profesi tersebut dengan berbagai persyaratan sesuai aturan yang ditetapkan, dihargai dengan diberi angka kredit untuk kenaikan pangkat dan tunjangan jabatan sesuai jenjangnya, dan sekarang telah mengalami revisi menjadi Surat Keputusan Menpan nomor 132 Tahun 2002: 68 dimana dinyatakan bahwa pustakawan adalah:

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan. Pekerjaan yang tercakup dalam profesi pustakawan meliputi bidang-bidang, 1). Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka / sumber informasi, 2). Pemasyarakatan Pusdokinfo, 3). Pengembangan profesi. (Aziz, 2006 : 39)

Dalam Surat Keputusan Menpan nomor 132 tahun 2002: 52 tersebut dinyatakan bahwa jabatan fungsional pustakawan terdiri dari 2 jenis jabatan yaitu “Pustakawan Tingkat Terampil dan Pustakawan Tingkat Ahli”.

Selanjutnya dalam keputusan MENPAN Nomor: 132 tahun 2002: 14 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dinyatakan bahwa :

1. Pejabat fungsional Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang

diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah atau unit tertentu lainnya.

2. Kepustakawanan adalah ilmu dan profesi di bidang perpustakaan,

dokumentasi dan informasi.

3. Pekerajaan Kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan

unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multi media, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, termasuk pengembangan profesi.


(40)

4. Unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya terdiri dari 1.000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.

5. Pustakawan tingkat terampil adalah Pustakawan yang memiliki dasar

pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Diploma II perpustakaan, Dokumentasi dan informasi atau Diploma bidang lain yang disetarakan.

6. Pustakawan Tingkat Ahli adalah Pustakawan yang memiliki dasar

pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Sarana Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Sarjana bidang lain yang disetarakan. (Jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya, 2006 : 3-4).

Dari keputusan MENPAN 132/KEP/M.PAN/12/2002 tersebut dikenal dua kelompok pustakawan yaitu:

(1) Pustakawan Tingkat Terampil yang terdiri dari 3 (tiga) jenjang jabatan

seperti pustakawan pelaksana, pustakawan pelaksana lanjutan, dan pustakawan penyelia; dan

(2) Pustakawan Tingkat Ahli yang terdiri dari 4 (empat) jenjang jabatan

seperti pustakawan pertama, pustakawan muda, pustakawan madya, dan pustakawan utama.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa Jabatan Fungsional Pustakawan terdiri dari Pustakawan tingkat terampil dan Pustakawan tingkat ahli. Pustakawan, adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana penyelenggara tugas utama kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi pada instansi pemerintah. Jabatan Fungsional Pustakawan adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.


(41)

2.3.3 Jenjang Jabatan dan Pangkat Pustakawan

Jabatan fungsional Pustakawan di Indonesia mulai diterapkan sejak tahun 1988 yaitu dengan terbitnya SK Menpan nomor 18/1988. Penerapan jabatan fungsional ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai sekaligus untuk menetapkan dan mengukur kompetensi pegawai perpustakaan melalui sistem penilaian pelaksanaan pekerjaan. Jenjang jabatan diukur berdasarkan prestasi yang dimilikinya yang dicerminkan dengan angka kredit kumulatif yang dicapai oleh pegawai yang bersangkutan. Dengan demikian seseorang yang menduduki jabatan tertentu ia telah memiliki kompetensi untuk jabatan tersebut.

Dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2014 : 4) jabatan fungsional pustakawan didefinisikan secara jelas bahwa jabatan fungsional pustakawan adalah, “Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan”.

Selanjutnya dalam buku tersebut dinyatakan bahwa jabatan fungsional terdiri dari dua jenis:

(1) Pustakawan Tingkat Terampil yang terdiri dari Pustakawan Pelaksana

Pustakawan Pelaksana Lanjutan dan Pustakawan Penyelia.

(2) Pustakawan Tingkat Ahli yang terdiri dari Pustakawan Pertama,

Pustakawan Muda, Pustakawan Madya dan Pustakawan Utama.

Berdasarkan SK Menpan Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2002 Bab IV Pasal 6 tentang jenjang jabatan dan pangkat fungsional pustakawan terdiri dari :

(1) Jenjang Jabatan Pustakawan tingkat terampil dari yang terendah sampai

dengan yang tertinggi, adalah :

a. Pustakawan Pelaksana.

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan.


(42)

(2) Jenjang pangkat Pustakawan sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai jenjang jabatan, adalah :

a. Pustakawan Pelaksana :

1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b.

2. Pengatur, golongan ruang II/c.

3. Pengatur Tingkat I, Golongan ruang II/d

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan :

1. Penata Muda, golongan ruang III/a.

2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

c. Pustakawan Penyelia :

1. Penata, golongan ruang III/c.

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

(3) Jenjang jabatan Pustakawan tingkat ahli dari yang terendah sampai dengan

yang tertinggi, adalah :

a. Pustakawan Pertama.

b. Pustakawan Muda.

c. Pustakawan Madya.

d. Pustakawan Utama.

(4) Jenjang pangkat Pustakawan sebagaimana dimaksud ayat (3) sesuai jenjang

jabatan, adalah :

a. Pustakawan Pertama :

1. Penata Muda, golongan III/a.

2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b

b. Pustakawan Muda :

1. Penata, golongan III/c.

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d

c. Pustakawan Madya :

1. Pembina, golongan IV/a.

2. Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.

3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

d. Pustakawan Utama :

1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d.

2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa jabatan fungsional pustakawan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak yang terdiri dari dua jenis, yaitu pustakawan tingkat

terampil dan pustakawan tingkat ahli yang melaksanakan kegiatan


(43)

2.3.4 Pekerjaan atau Tugas pustakawan

Setiap pustakawan mempunyai tugas yang merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan setiap harinya di perpustakaan.

Pustakawan sebagai orang yang ahli dibidang perpustakaan memiliki beberapa pekerjaan kepustakawanan antara lain meliputi bidang-bidang:

1. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber

informasi yang meliputi: pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka, penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka dan pelayanan informasi.

2. Pemasyarakatan PUSDOKINFO, antara lain: penyuluhan, publisitas,

pameran

3. Pengembangan profesi antara lain: membuat karya tulis, menyusun

pedoman, menerjemahkan/menyadur buku dan bahan bidang pusdokinfo, memimpin unit pepustakaan, menyusun kumpulan tulisan untuk di publikasikan, dan memberi konsultasi pustakawan yang bersifat konsep. (Aziz. 2006 : 46)

Sedangkan dalam Buku Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka kreditnya (2006 : 4) dinyatakan bahwa :

Pekerjaan Kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multimedia, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, termasuk pengembangan profesi.

Tugas pokok pustakawan harus disesuaikan dengan jabatan fungsional pustakawan tersebut, antara lain:

1. Tugas pokok Pustakawan Tingkat Terampil meliputi pengorganisasian

dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

2. Tugas pokok Pustakawan Tingkat Ahli meliputi pengorganisasian dan

pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. (Buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, 2006 : 5)


(44)

Berdasarkan SK Menpan Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2002 Bab V Pasal 7 tentang rincian kegiatan dan unsur yang dinilai dalam pemberian angka kredit fungsional pustakawan disebutkan bahwa :

(1) Rincian kegiatan Pustakawan tingkat terampil sesuai dengan jenjang

jabatan, sebagai berikut :

a. Pustakawan Pelaksana, yaitu :

1. Menghimpun alat seleksi bahan pustaka;

2. Melakukan survei bahan pustaka;

3. Membuat dan menyusun desiderata;

4. Meregistrasi bahan pustaka;

5. Melakukan verifikasi data bibliografi;

6. Melakukan katalogisasi sederhana;

7. Melakukan katalogisasi salinan;

8. Mengalihkan data bibliografi secara manual;

9. Mengalihkan data bibliografi secara elektronis;

10.Membuat kelengkapan bahan pustaka;

11.Mengelola jajaran bahan pustaka;

12.Merawat bahan pustaka dalam rangka pencegahan / preventif;

13.Merawat bahan pustaka dalam rangka penanganan / treatment;

14.Melakukan layanan sirkulasi;

15.Melakukan layanan perpustakaan keliling;

16.Menyediakan bahan pustaka koleksi setempat;

17.Mengumpulkan data untuk statistik;

18.Melakukan publisitas.

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan. yaitu:

1. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan koleksi;

2. Mengumpulkan data dalam rangka survei minat pemakai;

3. Mengidentifikasi bahan pustaka dalam rangka penyiangan bahan

pustaka;

4. Mengelola hasil penyiangan;

5. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengolahan bahan pustaka;

6. Melakukan klasifikasi sederhana;

7. Mengelola data bibliografi dalam bentuk kartu katalog;

8. Mengelola data bibliografi dalam bentuk basis data;

9. Menyusun daftar tambahan pustaka;

10.Membuat kliping;

11.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

12.Mengidentifikasi bahan pustaka dalam rangka penyimpanan dan

pelestarian;

13.Mereproduksi bahan pustaka kepustakaan kelabu;


(45)

15.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional layanan informasi;

16.Melakukan layanan bahan pandang dengar;

17.Menyediakan bahan pustaka melalui silang layan;

18.Melakukan bimbingan membaca;

19.Melakukan cerita pada anak-anak;

20.Mengumpulkan data untuk tinjauan kepustakaan;

21.Mengumpulkan data untuk informasi teknis;

22.Mengolah dan menyusun data statistik;

23.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyuluhan;

24.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

publisitas;

25.Menyusun materi publisitas berbentuk berita, sinopsis, brosur dan

leaflet;

26.Menyusun materi publisitas berbentuk poster/gambar peraga;

27.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

pameran;

28.Menyiapkan materi dan penataan pameran;

29.Menjadi pemandu penyelenggaraan pameran.

c. Pustakawan Penyelia, yaitu:

1. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan koleksi;

2. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengolahan bahan pustaka;

3. Melakukan katalogisasi yang bersifat kompleks;

4. Membuat anotasi;

5. Menyunting data bibliografi;

6. Menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya;

7. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

8. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional layanan

informasi;

9. Melakukan layanan rujukan cepat;

10.Melakukan penelusuran literatur untuk bahan bacaan;

11.Melakukan bimbingan pemakai perpustakaan;

12.Membina kelompok pembaca;

13.Menyebarkan informasi terbaru/kilat berbentuk lembar lepas;

14.Menyebarkan informasi terseleksi berbentuk lembar lepas;

15.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyuluhan;

16.Melaksanakan penyuluhan massal dengan cara menggunakan alat

bantu audio-visual tentang kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada pemakai perpustakaan;

17.Melaksanakan penyuluhan massal tanpa alat bantu tentang kegunaan

dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada pemakai perpustakaan;


(46)

18.Melaksanakan penyuluhan tatap muka dalam kelompok tentang kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada pemakai;

19.Melaksanakan penyuluhan perpustakaan tentang pengembangan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola perpustakaan tingkat kelompok;

20.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

publisitas;

21.Menyusun materi publisitas berbentuk slide, pandang dengar;

22.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional pameran;

23.Menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan pameran.

(2) Rincian kegiatan Pustakawan tingkat ahli sesuai dengan jenjang

jabatan sebagai berikut :

a. Pustakawan Pertama, yaitu :

1. Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan koleksi;

2. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan koleksi;

3. Mengumpul data dalam rangka survei minat pemakai;

4. Mengidentifikasi bahan pustaka dalam rangka evaluasi dan penyiangan

koleksi;

5. Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengolahan bahan pustaka;

6. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengolahan bahan pustaka;

7. Melakukan klasifikasi yang bersifat sederhana;

8. Menentukan kata kunci;

9. Membuat sari karangan indikatif;

10.Menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya;

11.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

12.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

13.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional layanan

informasi;

14.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional layanan

informasi;

15.Melakukan layanan rujukan cepat;

16.Melakukan penelusuran literatur untuk bahan bacaan;

17.Melakukan bimbingan membaca;

18.Melakukan bimbingan pemakai perpustakaan;

19.Menyebarkan informasi terbaru/kjlat berbentuk lembar lepas;

20.Menyebarkan informasi terseleksi berbentuk lembar lepas;

21.Mengumpul data untuk dibuat analisis kepustakaan;

22.Mengumpul data untuk informasi teknis;


(47)

24.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional penyuluhan;

25.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyuluhan;

26.Menyusun materi penyuluhan tentang kegunaan dan pemanfaatan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

27.Melakukan penyuluhan massal dengan cara menggunakan alat bantu

audio visual;

28.Melakukan penyuluhan massal tanpa alat bantu;

29.Melakukan penyuluhan tatap muka dalam kelompok;

30.Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola perpustakaan tingkat kelompok;

31.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

publisitas;

32.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

publisitas;

33.Menyusun materi publisitas berbentuk cerpen, skenario, artikel;

34.Menyusun materi publisitas berbentuk berita, sinopsis, brosur, leaflet ;

35.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

pameran;

36.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional pameran;

37.Menjadi pemandu dalam penyelenggaraan pameran;

38.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengkajian;

39.Mengumpul data untuk pengkajian yang bersifat sederhana;

40.Mengumpul data hasil penelitian dalam rangka menyusun rencana

operasional pengembangan perpustakaan;

41.Membuat prototip/model.

b. Pustakawan Muda, yaitu:

1. Menganalisis dan menyusun rencana operasional pengembangan

koleksi;

2. Membuat instrumen dalam rangka survei minat pemakai;

3. Mengolah dan menganalisis data dalam rangka survei minat pemakai;

4. Menyeleksi bahan pustaka;

5. Menetapkan hasil evaluasi dan penyiangan koleksi;

6. Menganalisis dan menyusun rencana operasional pengolahan bahan

pustaka;

7. Menentukan tajuk subyek;

8. Melakukan klasifikasi yang bersifat kompleks;

9. Membuat sari karangan informatif;

10.Menyunting data bibliografi;

11.Menganalisis dan menyusun rencana operasional penyimpanan dan

pelestarian bahan pustaka;

12.Menganalisis dan menyusun rencana operasional layanan informasi;

13.Melakukan bimbingan pemakai sumber rujukan;

14.Melakukan penelusuran literatur untuk penelitian dan atau penulisan


(48)

15.Membina kelompok pembaca;

16.Menyebarkan informasi terbaru/kilat berbentuk paket informasi;

17.Menyebarkan informasi terseleksi berbentuk paket informasi;

18.Membuat resensi/tinjauan buku;

19.Menyusun/menganalisis informasi teknis;

20.Menganalisis dan menyusun rencana operasional penyuluhan;

21.Melakukan identifikasi potensi wilayah dalam rangka penyuluhan;

22.Mengolah hasil identifikasi potensi wilayah dalam rangka penyuluhan;

23.Menyusun materi penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi;

24.Melakukan penyuluhan masal tentang kegunaan dan

25.pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan

26.informasi kepada pemakai dengan cara memberikan

27.penjelasan melalui TV dan radio;

28.Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola tingkat Kabupaten;

29.Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang kegunaan dan

pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Kabupaten;

30.Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang pengembangan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Kabupaten;

31.Menganalisis dan menyusun rencana operasional publisitas;

32.Menyusun materi publisitas berbentuk slide, pandang dengar;

33.Melakukan evaluasi paska publisitas;

34.Menganalisis dan menyusun rencana operasional pameran;

35.Membuat rancangan desain pameran;

36.Menjadi penanggung jawab penyelenggaraan pameran;

37.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengkajian;

38.Menyusun instrumen dalam rangka pengkajian yang bersifat

sederhana;

39.Mengolah data dalam rangka pengkajian yang bersifat sederhana;

40.Menganalisis dan merumuskan hasil kajian yang bersifat sederhana;

41.Mengumpul data dalam rangka pengkajian yang bersifat kompleks;

42.Mengolah data dalam rangka pengkajian yang bersifat kompleks;

43.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan perpustakaan;

44.Melakukan uji coba prototip/model.

c. Pustakawan Madya, yaitu:

1. Menyusun tinjauan kepustakaan (review);

2. Menjadi penanggung jawab/editor dalam pemberian informasi teknis;

Menyusun program intervensi pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

3. Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola tingkat Propinsi;


(49)

4. Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Propinsi;

5. Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang pengembangan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Propinsi;

6. Melakukan evaluasi paska pameran;

7. Menganalisis dan menyusun rencana operasional dalam rangka

pelaksanaan pengkajian;

8. Mengevaluasi dan menyempurnakan hasil kajian yang bersifat

sederhana;

9. Menyusun instrumen dalam rangka pengkajian yang bersifat

kompleks;

10.Menganalisis dan merumuskan hasil kajian yang bersifat kompleks;

11.Menganalisis dan menyusun rencana operasional pengembangan

perpustakaan;

12.Menyusun desain prototip/model;

13.Mengevaluasi dan menyempurnakan prototip/model;

14.Membuat analisis/kritik karya kepustakawanan;

d. Pustakawan Utama, yaitu:

1. Menjadi penanggung jawab dalam pembuatan tinjauan kepustakaan

(review);

2. Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola perpustakaan tingkat Nasional;

3. Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang kegunaan dan

pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat. Nasional;

4. Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang pengembangan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Nasional;

5. Mengevaluasi dan menyempurnakan hasil kajian yang bersifat

kompleks;

6. Menyempurnakan karya dalam rangka membuat analisis/kritik

terhadap kepustakawanan;

7. Menelaah pengembangan di bidang perpustakaan,

8. dokumentasi dan informasi;

Pada uraian di atas jelas dinyatakan bahwa tugas pokok pustakawan memiliki perbedaan pada setiap tingkatannya.


(50)

2.3.5 Kompetensi Pustakawan

Dalam menghadapi era globalisasi pustakawan harus memiliki kompetensi dalam menjalankan profesinya secara prefesional dengan kata lain seorang pustakawan harus memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sikap, nilai, perilaku serta karakteristik pustakawan untuk melaksanakan pekerjaannya dalam memberikan layanan pengguna. Dengan adanya kompetensi yang dimiliki pustakawan akan menjamin terwujudnya layanan yang bermutu.

Menurut Dewiyana (2006: 22) “ Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik atau kepemimpinan”.

Sedangkan Utomo yang dikutip Hermawan dan Zen (2006: 174) menyatakan bahwa “Kompetensi adalah kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sikap, nilai, prilaku, dan karakteristik seseorang yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dengan tingkat kesuksesan secara optimal”.

Berdasarkan hasil diskusi Komisi II DPR RI yang diselengarakan oleh perpustakaan Nasional RI dalam Hermawan dan Zen (2006: 174) menjelaskan bahwa “Kompetensi secara umum adalah kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan, sikap, nilai prilaku, serta karakteristik pustakawan, yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara optimal”.

Kompetensi pustakawan dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme sebagai penyedia informasi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa perpustakaan. Dalam meningkatkan profesionalisme pustakawan ada beberapa


(51)

yang perlu diperhatikan. Menurut Hermawan dan Zen (2006: 176), komponen yang harus di perhatikan dalam peningkatan kompetensi pustakawan yaitu :

1. Penguasaan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan, serta

integritas pustakawan;

2. Kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pustakawan;

3. Kesesuaian dan persyaratan penempatan kerja pustakawan;

4. Pengakuan dan jaminan formal pustakawan kepada masyarakat;

5. Standart kinerja (kualitas dan kuantitas) yang harus dicapai

pustakawan;

6. Sarana dan prasarana untuk peningkatan yang harus dicapai seorang

pustakawan (pendidikan formal dan non formal);

7. Perangkat organisasi kompetensi pustakawan.

Dari uraian di atas dapat diketahui kompetensi pustakawan adalah pengetahuan, kemampuan serta karakteristik yang berhubungan dengan kinerja dalam melaksanakan pekerjaan yang ada di perpustakaan. Dengan adanya komponen-komponen tersebut diharapkan pustakawan mampu meningkatakan kinerja dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai seorang pustakawan yang professional.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Moleong (2013: 6) :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Sedangkan menurut Glazer dan Strauss yang dikutip oleh Pendit (2003: 297) menyatakan bahwa

Data kualitatif dapat mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan untuk membentuk teori tentang hubungan antar manusia, yaitu kondisi, norma, penyimpangan, proses, pola, dan sistem sosial yang ada disebuah masyarakat, sesuai dengan apa yang selama ini dialami dan dirasakan oleh orang-orang dimasyarakat ini.

Pendapat lain dikemukakan oleh Suratmo (2002: 16) bahwa “metode deskriptif adalah penelitian yang didasarkan pada data deskripsi dari suatu status, keadaan, sikap, hubungan atau sistem pemikiran masalah yang menjadi objek penelitian”.

Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati melalui individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan


(1)

2.5 Wawancara dengan Informan V

Misdar Piliang, S.Sos (Bagian Pengadaan )

Hari / Tanggal : Sabtu, 11 April 2015

Waktu : 09.20 WIB

Lokasi : Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera

Utara.

P : Selamat pagi Bu!

I5 : Ya...selamat pagi

P :Maaf mengganggu, boleh saya minta waktunya sebentar Bu?

I5 : Oh..silahkan..silahkan..ada yang bisa saya bantu?

P : Begini Bu, saya mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan, saya

sedang menyusun skripsi Bu, saya mohon bantuan Ibu untuk wawancara sebentar mengenai skripsi saya, karena penelitian saya mengenai analisis kinerja pustakawan pada perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara.

I5 : Oh... Belum selesai juga ya???

P : hehehehehhe.... Belum Bu.

I5 : iya...iya... Silahkan duduk sini lah...

P : Bersedia tidak bekerja di luar jam normal pekerjaan Ibu?

I5 : Siap.

P : Pernah tidak mengevaluasi pekerjaan dalam perminggu atau perbulan?

I5 : Evaluasi shi ada, tapi tidak di buat lah laporannya. Evaluasi untuk diri

sendiri aja.

P : Pada saat jam kerja pernah tidak melakukan aktivitas lain, seperti

contohnya makan, main catur, main game atau yang lainnya?

I5 : Hahahahahahah.... Pernah... Ini contohnya lagi nonton dari youtobe.


(2)

P : Pernah tidak mengajukan ide/gagasan untuk pengembangan perpustakaan di luar pekerjaan kepada kepala perpustakaan?

I5 : Pernah. Saya kemaren ajukan Stock opname.

P : Dalam sebulan berapa banyak Ibu tidak masuk kerja?

I5 : Saya masuk selalu. Kemaren tidak masuk dikarenakan saya sakit, kan

tidak mungkin saya paksakan.

P : Pernah tidak memimpin kelompok kerja dalam perbaikan perpustakaan?

I5 : Tidak Pernah.

P : Apakah Ibu sering di tegur atasan dalam melakukan pekerjaan?

I5 : Pernah, Cuma tidak sering. Ya Cuma karna salah pemahaman aja

kemaren.

P : Bagaimana komentar Ibu terhadap pengguna perpustakaan yang rewel?

I5 : ya saya menanggapinya biasa saja. Tidak terlalu diambil pusing juga lah.

Yang penting di layani saja.

P : Menurut Ibu apa yang lebih dari diri Ibu dalam melakukan pekerjaan?

I5 : hahahahah.... apa ya?? Menurut saya shi biasa-biasa saja. Tidak ada yang

terlalu menonjol juga. Yang penting lakukan yang terbaik saja.

P : Apakah Ibu pernah mengikuti seminar/pelatihan yang berhubungan

dengan pekerjaan Ibu?

I5 : Pernah, tapi tidak rutin. Hanya pada saat undangan-undangan saja.

P : Apakah waktu perhari Ibu kerja sudah cukup untuk menyelesaikan

pekerjaan Ibu?

I5 : Cukup lah. Tapi pada waktu pengadaan banyak, disitu kadang waktunya

sedikit kurang


(3)

I5 : Tidak sering, hanya pada saat pengadaan menumpuk saja baru lembur

kerjanya.

P : Okelah Bu....sekali lagi terima kasih banyak atas bantuannya ya Bu.


(4)

2.6 Wawancara dengan Informan VI

Triana Santi, S.AG,SS,MM (Bagian Pengembangan)

Hari / Tanggal : Senin, 13 April 2015

Waktu : 10.20 WIB

Lokasi : Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera

Utara.

P : Selamat pagi Buk!

I6 : Ya...selamat pagi

P :Maaf mengganggu, boleh saya minta waktunya sebentar Buk?

I6 : Oh..silahkan..silahkan..ada yang bisa saya bantu?

P : Begini Buk, saya mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan, saya

sedang menyusun skripsi Buk, saya mohon bantuan Ibu untuk wawancara sebentar mengenai skripsi saya, karena penelitian saya mengenai analisis kinerja pustakawan pada perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara.

I6 : Oh... harus hari ini wawancaranya?

P : Iya Bu, Sabtu kemaren udah saya wawancarai kepala perpustakaan dan

sebagian pustakawannya Bu. I6 : oh.. iya..iya... silahkan.

P : Bersedia tidak bekerja di luar jam normal pekerjaan Buk?

I6 : kalau kita disini di luar jam kerja kita lemburkan. Jadi ada tambahan

insentif istilahnya. Tapi kalau kerjaannya mendesak sekali-sekali pernah juga kita di luar jam kerja kita kerja tanpa dibayar.

P : Pernah tidak mengevaluasi pekerjaan dalam perminggu atau perbulan?

I6 : Biasanya pertahun kita evaluasi. Tapi biasanya kalau yang rutin kepala

yang evaluasi, itu haknya kepala untuk mengevaluasi. Kalau kita sendiri ya waktu menyusun SKP, setahun sekali la, atau enam bulan sekali minimal.


(5)

P : Pada saat jam kerja pernah tidak melakukan aktivitas lain, seperti contohnya makan, main catur, main game atau yang lainnya?

I6 : ya pernah la. Ya bekerja itu sambil minum-minum ya pernah. Karna

kalau bekerja pun terus-terusan kan bisa jenuh kita. Kesehatan kita pun kan harus kita jaga.

P : Pernah tidak mengajukan ide/gagasan untuk pengembangan perpustakaan

di luar pekerjaan kepada kepala perpustakaan?

I6 : Pernah. Misalnya cemana yang cocok untuk sirkulasi, efektifnya supaya

peminjam teratur. Misanya dibagian pengadaan supaya cepat prosesnya kita kasih ide.

P : Dalam sebulan berapa banyak Ibu tidak masuk kerja?

I6 : kalau tidak sakit tidak ada. Seperti bulan lalu penuh saya hadir selalu.

Karna kan kita sudah ada kinerja, jadi kinerja kita itu di hargai.

P : Pernah tidak memimpin kelompok kerja dalam perbaikan perpustakaan?

I6 : Pernah. Kita kan ada team, team digitalisasi contohnya. Itukan ada

ketuanya dan saya yang menjadi ketuanya dan penanggung jawabnya kepala.

P : Apakah Ibu sering di tegur atasan dalam melakukan pekerjaan?

I6 : Hampir tidak pernah.

P : Bagaimana komentar Ibu terhadap pengguna perpustakaan yang rewel?

I6 : ya namanya pengunjung. Pengunjungkan adalah raja ya... ya saya biasa

saja. Ya palingan di layani saja lah, tidak pernah saya marah-marah.

P : Menurut Ibu apa yang lebih dari diri Ibu dalam melakukan pekerjaan?

I6 : Apa ya...? ya kalau itu yang menjadi tanggung jawab saya ya saya

kerjakan. Kalau bisa pekerjaan itu saya kerjakan secepatnya. Itu makanya kalau kepala itu perintahkan saya pekerjaan tidak pernah kecewa. Ya gitu


(6)

la, kalau ada pekerjaan langsung saya kerjakan, tidak pernah menunggu hari esok, supaya tidak menumpuk pekerjaan itu.

P : Apakah Ibu pernah mengikuti seminar/pelatihan yang berhubungan

dengan pekerjaan Ibu?

I6 : Pernah, karna kita pustakawan yang mengikuti seminar yang

berhubungan dengan pekerjaan. Biasanya itu setahun sekali. Untuk tahun ini kita belum ada. Nanti kita dapat undangan dari Baperasda, untuk tahun 2015 belum ada.

P : Apakah waktu perhari Ibu kerja sudah cukup untuk menyelesaikan

pekerjaan Ibu?

I6 : Sudah....

P : Apakah Ibu sering lembur dalam melakukan pekerjaan?

I6 : Ya.. kalau untuk pekerjaan sehari-hari rutin saya waktunya itu sudah

cukup. Kecuali ada pekerjaan yang menumpuk tiba-tiba, itu baru kita lembur.

P : Okelah Bu....sekali lagi terima kasih banyak atas bantuannya ya Bu.