Adapun untuk meningkatkan pemahaman itu ada beberapa tahapan- tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :
- Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban. Pada
tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul
di luar dengan apa yang ingin digali.
- Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data. Setelah
kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini.
- Mencari alternatif penjelasan bagi data. Setelah kaitan antara kategori
dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan.
Dari keterangan di atas dapat diperoleh informasi bahwa kegiatan analisis data merupakan suatu kegiatan dimana data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data yang menggunakan metode wawancara diorganisasikan dan diproses sedemikian rupa menurut pola tertentu. Kegiatan analisis data dapat
dilakukan saat proses pengumpulan data berlangsung dan juga setelah kegitan pengumpulan data.
3.9 Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan
meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
- Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil observasi.
- Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini,
berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
- Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan dan pustakawan pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri IAIN Sumatera Utara. Dari
hasil wawancara dengan informan kunci I
1
diperoleh informan lain sebanyak 5 orang I
2
, I
3
, I
4
, I
5
, I
6
, pada proses wawancara bersama para informan ditemukan data yang selalu sama dan berulang-ulang. Namun penulis masih meneruskan
penggalian data kepada informan lain dengan harapan akan menemukan data baru. Berikut adalah daftar karakteristik informan :
Tabel 2 : Daftar Karakteristik Informan Kode
Informan Nama
Informan Jabatan Informan
Lokasi Wawancara
I Dra.Retno
Sayekti, MLIS Kepala
Perpustakaan
Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
IAIN Sumatera Utara
I Imran Benawi,
BA Bagian Pengolahan
Pengklasifikasian
Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
IAIN Sumatera Utara
I Hildayati
Raudah Hts, S.Sos
Bagian Pengolahan
Pengimputan Data
Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
IAIN Sumatera Utara
I Drs.Sapril,
M.Pd
Bagian Sirkulasi Perpustakaan Institut
Agama Islam Negeri IAIN Sumatera Utara
I Misdar Piliang,
S.Sos
Bagian Pengadaan Perpustakaan Institut
Agama Islam Negeri IAIN Sumatera Utara
I Triana Santi,
S.AG,SS,MM Bagian
Pengembangan
Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri
IAIN Sumatera Utara
Informan pertama I
1
adalah informan yang berhasil diwawancarai dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I
2
, I
3
, I
4
, I
5
dan I
6
. Kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan wawancara tersebut. I
1
diwawancarai bertempat di Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri IAIN Sumatera Utara lihat lampiran II.
Proses bertemunya penulis dengan I
1
adalah dimulai pada tahap pengamatan di Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri IAIN Sumatera Utara
terlebih dahulu, kemudian langsung menemui I
1
untuk memohon izin wawancara diminta kesediannya dalam proses wawancara. Hal ini diperlukan karena mereka
memiliki jam bekerja dan memiliki aktivitas lain. Penulis masuk ke ruangan kepala Perpustakaan untuk melakukan proses wawancara pada jam kerja pegawai
perpustakaan. Penulis kemudian bertemu dangan I
1
dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis. Untuk informan selanjutnya
pelaksanaan wawancara dilakukan dengan membuat janji terlebih dahulu. Karena sebagian pustakawan bekerja di ruangan yang berbeda atau memiliki kegiatan
lain, sehingga memiliki rutinitas yang padat. Wawancara berlangsung secara informal, wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara dan dengan
wawancara mendalam depth interview. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak
diharuskan pada suatu tempat. Pelaksanaan wawancara lebih dominan dilakukan pada pagi dan siang hari tepatnya berada di Perpustakaan Institut Agama Islam
Negeri IAIN Sumatera Utara. Suasana dan kondisi wawancara bersifat latar
alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.
Begitu juga dengan bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan selama percakapan adalah bahasa informal. Meskipun terkadang penulis menggunakan
istilah bidang Ilmu Perpustakaan. Bahasa informal juga digunakan untuk memancing percakapan awal kepada informan, kemudian menggunakan pedoman
wawancara. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa masih ada yang
perlu ditambahi atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya.
4.2 Kategori