Hasil Kerja atau Mutu Kerja Kejujuran

4.2.2 Hasil Kerja atau Mutu Kerja

Pustakawan merupakan Sumber Daya Manusisa SDM yang mengolah perpustakaan, begitu pula pustakawan yang bertugas pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Pustakawan merupakan suatu profesi. Di karenakan pustakawan merupakan pekerjaan yang memerlukan pendidikan atau pelatihan. Dalam mengolah perpustakaan maka dibutuhkan berbagai macam tenaga yang terampil di bidangnya agar dapat memperoleh hasil kerja dan mutu kerja yang baik dan sesuai. Untuk mengetahui mutu kerja pustakawan penulis memberikan pertanyaan kepada informan tentang, apakah informan pernah ditegur pimpinan dalam melakukan pekerjaan. Berikut petikan wawancara penulis dengan I 2, I 3, I 4, I 5 dan I 6: I 2 : “Saya pernah ditegur dikarenakan salah kordinasi”. I 3 : “Saya pernah ditegur dikarenakan masalah kedisiplinan”. I 4 : “Saya tidak pernah ditegur”. I 5 : “Saya pernah ditegur dikarenakan salah pemahaman”. I 6 : “saya tidak perah ditegur”. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing pustakawan memiliki mutu kerja yang cukup baik. Pustakawan tidak terlalu sering mendapatkan teguran dari pimpinan atau Kepala perpustakaan bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mendapat teguran. Ini merupakan hasil kerja dan mutu kerja yang cukup baik yang dilakukan pustakawan.

4.2.3 Kejujuran

Pentingnya kejujuran dalam bekerja akan membantu meraih masa depan menjadi jauh lebih baik. Dalam melakukan pekerjaan, memiliki sifat jujur dan loyalitas kepada pekerjaan sangatlah penting, Sifat yang jujur selain membawa kepada arah yang jauh lebih baik, juga akan memudahkan kita dalam melakukan berbagai pekerjaan. Dalam bekerja, kejujuran ini meliputi banyak hal. Salah satunya adalah loyalitas dalam melakukan pekerjaan harus diikuti dengan kejujuran. Demikian pula, sebagai seorang pustakawan, dituntut untuk memiliki kejujuran dalam pekerjaan. Dalam proses analisis kinerja pustakawan, penulis memberikan pertanyaan apakah pustakawan melakukan evaluasi kerja setiap minggu atau setiap bulan. Berikut petikan wawancara penulis tentang evalusi kerja yang dilakukan pustakawan dengan I 2, I 3, I 4, I 5 dan I 6: I 2 : “Pernah setiap bulan, yaitu mengenai jumlah berapa banyak klasifikasi yang dapat saya kerjakan dan membuat laporannya”. I 3 : “Kalau Evaluasi pribadi saya lakukan. Namun evaluasi perunit langsung dilakukan oleh kepala perpustakaan”. I 4 : “Saya Pernah melakukan evaluasi”. I 5 : “Evaluasi saya lakukan namun tidak ada laporannya”. I 6 : “Biasanya pertahun ada evaluasi. Tetapi biasanya evaluasi rutin dilakukan oleh kepala perpustakaan. Kalau saya sewaktu menyusun SKP, setahun sekali , atau enam bulan sekali minimal”. Kejujuran pustakawan Institut Agama Islam Negeri IAIN Sumatera Utara tentang evaluasi kerja hanya dapat dijawab dengan kalimat. Tidak ada laporan tertulis tentang evalusi kerja setiap minggu bahkan setiap bulan. Hal itu juga dikarenakan tidak adanya tuntutan dari pimpinan untuk melakukan evalusi kerja setiap minggu atau setiap bulan.

4.2.4 Kreativitas