Batubara Panas Bumi dan Hidro

DEWAN ENERGI NASIONAL 52

3.3.3.3 Batubara

Batubara merupakan salah satu andalan pasokan energi nasional, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun sebagai komoditi ekspor. Batubara dapat mendukung ketahanan energi nasional, karena cadangannya relatif besar dan pemanfaatannya merupakan salah satu cara mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Pemanfaatan batubara sejauh ini adalah sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik dan industri. Total produksi batubara di tahun 2003 sekitar 114 juta ton dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 449 juta ton. Sebagian besar produksi batubara atau 73,2 batubara digunakan sebagai komoditi ekspor Grafik 3.30. Indonesia menjadi pengekspor batubara terbesar di dunia meskipun cadangannya hanya sebesar 3 dari cadangan dunia. Pasokan batubara untuk pembangkit listrik mengalami kenaikan sebesar 10 per tahun selama periode 2003-2013. Pasokan batubara untuk industri besi, keramik, pulp pada periode yang sama mengalami kenaikan rata-rata 4,2 per tahun. Pasokan batubara untuk keperluan domestik sebagian kecil diimpor terutama untuk memenuhi keperluan khusus seperti batubara kalori tinggi untuk reduktor industri besi baja. 01-07 Outlook Final.indd 52 122214 5:58:48 PM 53 OUTLOOK ENERGI INDONESIA Sumber : Kementerian ESDM, diolah oleh DEN, 2013 Note : Ratio ekspor =total eksportotal produksi Grafik 3.30. Perkembangan Produksi, Ekspor dan Impor Batubara

3.3.3.4 Panas Bumi dan Hidro

Pemanfaatan tenaga panas bumi di Indonesia adalah sebagai energi primer adalah untuk pembangkit listrik. Selain itu, panas bumi juga dapat dimanfaatkan langsung di industri pertanian, seperti untuk pengeringan hasil pertanian, sterilisasi media tanaman, dan budi daya tanaman tertentu. Pada umumnya pemanfaatan panas bumi secara langsung dikelola oleh daerah setempat untuk keperluan pariwisata. Produksi uap panas bumi pada tahun 2003 adalah sebesar 47,16 juta ton uap dan pada tahun 2013 produksi uap panas bumi mengalami kenaikan cukup besar mencapai 69,29 juta ton uap atau meningkat 3,9 per tahun. Grafik 3.31 merupakan gambaran produksi uap dari panas bumi. 01-07 Outlook Final.indd 53 122214 5:58:52 PM DEWAN ENERGI NASIONAL 54 Sumber : Kementerian ESDM Grafik 3.31. Perkembangan Produksi Uap Panas Bumi 01-07 Outlook Final.indd 54 122214 5:58:57 PM 55 OUTLOOK ENERGI INDONESIA BAB IV Tantangan Pengelolaan Energi 01-07 Outlook Final.indd 55 122214 5:59:01 PM DEWAN ENERGI NASIONAL 56 Tantangan Pengelolaan Energi Kondisi pengelolaan energi Indonesia masih cukup memprihatinkan terlihat dari beberapa tantangan yang saat ini dihadapi sektor energi, diantaranya adalah perubahan paradigma pembangunan energi nasional, dengan keharusan mengurangi dan menghentikan ekspor energi fosil, sehingga harus mencari pengganti peran sektor energi dalam APBN; harga energi yang terjangkau oleh masyarakat dan mengurangi subsidi yang ada pada harga tersebut; pemanfaatan energi baru terbarukan belum optimal; kondisi infrastruktur yang belum optimal; prioritas pembangunan energi untuk mencapai target bauran energi nasional yang ditetapkan dalam KEN 2050; dan desentralisasi perencanaan, tanggung jawab pembangunan energi nasional serta menyiapkan cadangan energi nasional. Diharapkan dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, dapat menjawab tantangan yang tersebut diatas. 01-07 Outlook Final.indd 56 122214 5:59:05 PM 57 OUTLOOK ENERGI INDONESIA

4.1 Target KEN

Kebijakan Energi Nasional KEN menuju tahun 2050 yang telah disusun oleh Dewan Energi Nasional dan ditetapkan oleh Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No 79 Tahun 2014 tentang kebijakan Energi Nasional KEN yang merupakan penjabaran dari Undang-Undang No 30 Tahun 2007 tentang Energi, dalam rangka untuk menuju kemandirian dan ketahanan energi nasional yang berdaulat. KEN disusun berdasarkan asas kemanfaatan, rasionalitas, efisiensi berkeadilan, peningkatan nilai tambah, berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan hidup, ketahanan nasional, dan keterpaduan dengan mengutamakan kemampuan nasional. Adapun tujuan pengelolaan energi diantaranya adalah: i tercapainya kemandirian pengelolaan energi, ii terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam negeri maupun di luar negeri, iii tersedianya sumber energi dari dalam negeri danatau luar negeri untuk pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri, pemenuhan kebutuhan bahan baku industri dalam negeri dan peningkatan devisa Negara, iv terjaminnya pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan, v termanfaatkannya energi secara efisien di semua sektor, vi tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu danatau yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata dengan cara menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak mampu, membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat mengurangi disparitas antardaerah vii tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi dalam negeri agar mandiri dan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia viii terciptanya lapangan kerja, dan ix terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup. Kebijakan yang disusun untuk mencapai kemandirian dan ketahanan energi didahului dengan membuat proyeksi kebutuhan energi nasional sampai tahun 2050. Proyeksi jangka panjang dibuat untuk mengantisipasi kebutuhan energi Indonesia yang dapat menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Proyeksi yang dibuat sampai tahun 01-07 Outlook Final.indd 57 122214 5:59:10 PM