DEWAN ENERGI NASIONAL
28
PV pemanfaatannya masih relatif kecil, meskipun penyebarannya sudah meluas. Pertumbuhan kapasitas terpasang solar PV tertinggi adalah di Thailand.
3.2.3 Ketenagalistrikan
Pada periode 1990-2011 konsumsi energi listrik ASEAN mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2011 mencapai sebesar 712 TWh dengan total
kapasitas pembangkit mencapai 145.884 MW. Meskipun demikian, kebutuhan listrik per kapita di ASEAN masih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju
Grafik 3.12.
Sumber: Southeast Asia Energy Outlook, IEA 2013 Note : MER Nilai tukar pasar, Data untuk Laos tidak tersedia
Grafik 3.12. Konsumsi Listrik dan Pendapatan Per Kapita ASEAN
Bauran pembangkit listrik di ASEAN sangat bergantung pada bahan bakar fosil, dengan kontribusi gas bumi sebesar 41,2, batubara sebesar 25 dan minyak bumi
memberikan kontribusi sebesar 7,4.
01-07 Outlook Final.indd 28 122214 5:57:00 PM
29
OUTLOOK ENERGI INDONESIA
Untuk pembangkit listrik dari energi terbarukan, pemanfaatannya cukup signifikan yaitu sebesar 26,4, dengan komposisi 20,3 dari pembangkit listrik tenaga air
dan sebesar 2,1 dari pembangkit listrik tenaga panas bumi sedangkan energi terbarukan lainnya sebesar 4,0. Sampai dengan saat ini di wilayah ASEAN belum
ada pembangkit listrik tenaga nuklir komersial, tetapi beberapa negara telah mengkaji kemungkinan untuk menerapkannya.
Konsumsi listrik tumbuh rata-rata sebesar 4,2 per tahun Grafik 3.13, dengan sektor pengguna akhir yang utama adalah sektor rumah tangga. Sektor ini mengalami
peningkatan tercepat dan pangsanya menggeser sektor industri pada akhir periode proyeksi.
Sumber : Southerst Asia Energy Outlook, 2013
Grafik 3.13. Proyeksi Kebutuhan Listrik ASEAN berdasarkan Sektor Pengguna
Sampai dengan tahun 2035, kapasitas pembangkit listrik di ASEAN tumbuh rata-rata sebesar 4,2 per tahun. Jenis pembangkit listrik batubara mengalami pertumbuhan
tertinggi dengan angka 6,2 per tahun, sedangkan pembangkit listrik tenaga gas
01-07 Outlook Final.indd 29 122214 5:57:05 PM
DEWAN ENERGI NASIONAL
30
meningkat sekitar 2,2 per tahun. Untuk pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan mengalami peningkatan sebesar 5,7 per tahun. Sedangkan pembangkit
listrik berbahan bakar minyak terus menurun sekitar 3,1 per tahun dimana sebagian besar dipertahankan untuk melayani daerah-daerah terpencil.
Dalam pengembangan tenaga nuklir, Vietnam telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Rusia untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir
pertama, dengan konstruksi dimulai pada akhir tahun 2014 dan akan masuk dalam bauran listrik sebelum tahun 2025. Thailand memasukkan tenaga nuklir dalam
rencana pembangunan tenaga listriknya pada tahun 2026 dan diperkirakan mulai memproduksi listrik sebelum tahun 2030.
Produksi listrik di ASEAN tumbuh rata-rata sebesar 4,2 per tahun, dari 696 TWh pada tahun 2011 menjadi hampir 1.900 TWh pada tahun 2035. Pangsa pembangkit
batubara berkembang dari 31 menjadi 49, sedangkan pangsa gas turun dari 44 menjadi 28 selama periode proyeksi.
Sumber : Southerst Asia Energy Outlook, 2013
Grafik 3.14. Kapasitas Pembangkit Listrik ASEAN
01-07 Outlook Final.indd 30 122214 5:57:09 PM
31
OUTLOOK ENERGI INDONESIA
3.3 Kondisi Energi Indonesia