137
OUTLOOK ENERGI INDONESIA
6.1 Impor Minyak
Penurunan produksi minyak bumi di bawah 1 juta barel per hari dan pesatnya pertumbuhan konsumsi BBM di dalam negeri mengakibatkan indonesia menjadi net
importir minyak bumi. Sebagai net importir minyak, Indonesia tetap mengekspor minyak bumi tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit jika dibanding dengan jumlah
impornya. Rasio ketergantungan impor sudah mencapai 37 pada tahun 2013 dan diperkirakan meningkat di masa mendatang jika tidak ada penambahan produksi
minyak domestik. Dari hasil proyeksi, ketergantungan impor minyak akan mencapai 72,5 pada tahun
2025 dan 95,5 pada tahun 2050 untuk skenario BaU. Perhitungan tersebut dengan mempertimbangkan tidak ada penemuan eksplorasi baru, menurunnya produksi
minyak, dan hanya ada penambahan dua kilang minyak baru. Untuk skenario KEN, peningkatan ketergantungan impor tidak akan sebesar pada skenario BaU karena
lebih rendahnya kebutuhan BBM dan produk kilang lainnya akibat usaha-usaha konservasi dan diversifikasi dalam mencapai bauran KEN. Ketergantungan impor
minyak untuk skenario KEN akan menjadi 61 pada tahun 2025 dan 90 pada tahun 2050.
Impor BBM akan mencapai 71 juta TOE pada tahun 2025 untuk skenario BaU dan 37 juta TOE untuk skenario KEN. Impor akan meningkat mencapai 290 juta
TOE pada tahun 2050 untuk skenario BaU dan 113 juta TOE untuk skenario KEN. Proyeksi impor BBM telah mengasumsikan bahwa akan ada penambahan 2 kilang
baru masing-masingmemiliki kapasitas 300 ribu barrel per hari. Apabila kebutuhan BBM di masa mendatang hanya mengandalkan produksi kilang dalam negeri maka
perlu ada penambahan kilang minyak baru. untuk skenario BaU penghapusan impor memerlukan adanya penambahan kilang baru dengan kapasitas sebesar
5,7 Juta barel per hari. Untuk memenuhi kebutuhan BBM pada skenario KEN diperlukan penambahan kilang baru dengan kapasitas sebesar 2,2 Juta barel per
hari . Investasi yang dibutuhkan adalah sebesar 28 – 45 milyar USD skenario
01-07 Outlook Final.indd 137 122214 6:05:04 PM
DEWAN ENERGI NASIONAL
138
BaU dan 11 – 18 milyar USD skenario KEN. Perhitungan ini berdasarkan asumsi total biaya investasi sebesar USD 5.000 – 8.000 per barrel per hari World Energy
Investment Outlook , 2003.
Grafik 6.3. Impor Minyak Bumi dan BBM Skenario BaU vs KEN
Pembangunan kilang-kilang baru untuk memenuhi kebutuhan BBM di masa mendatang akan berdampak juga kepada impor minyak bumi. Perkiraan besarnya
impor minyak bumi di masa mendatang didasarkan pada asumsi tidak adanya peningkatan yang signifikan dari produksi minyak bumi nasional. Dalam kondisi
demikian, impor minyak bumi akan mecapai 29 juta TOE pada tahun 2025 dan meningkat mencapai 73 juta TOE pada tahun 2050. Impor minyak mentah akan
semakin besar jika kebutuhan BBM dipasok sepenuhnya dari dalam negeri. Peningkatan produksi minyak diharapkan dapat meningkat dengan adanya kontribusi
dari lapangan tua, penemuan baru di lapangan lama, penemuan baru di daerah frontier, seperti laut dalam dan Indonesia Timur, adanya terobosan dari beberapa EOR yang
01-07 Outlook Final.indd 138 122214 6:05:09 PM
139
OUTLOOK ENERGI INDONESIA
sedang berjalan, serta beberapa lapangan gas yang dapat memberikan kondensat yang cukup besar, seperti gas Masela dan Exxon-Natuna. Tambahan pasokan juga
diharapkan dari shale gas yang berpotensi memberikan produk sampingan berupa minyak yang cukup besar.
6.2 Impor LPG Dan Gas Bumi