Minyak Bumi Penyediaan Energi Primer

49 OUTLOOK ENERGI INDONESIA Pertumbuhan konsumsi minyak bumi nasional pada periode yang sama rata-rata sebesar 2,6 per tahun, sedangkan pertumbuhan batubara rata-rata sebesar 9,5 per tahun. Meskipun sudah mengalami penurunan dalam sepuluh tahun terakhir, pangsa minyak masih cukup tinggi yaitu 48,0 tanpa biomassa. Pertumbuhan konsumsi gas yang meliputi gas bumi dan produk gas lebih rendah dari minyak, yaitu hanya sekitar 2,7. Infrastruktur gas di Indonesia yang masih terbatas menjadi kendala penggunaan gas di dalam negeri khususnya gas bumi yang dalam penyalurannya sangat tergantung pada pipa. Pemanfaatan energi baru dan terbarukan belum maksimal disebabkan jenis energi ini belum dapat bersaing dengan energi konvensional seperti minyak dan gas bumi. Biaya pokok produksi energi baru dan terbarukan relatif lebih tinggi dari energi fosil seperti batubara dan gas bumi untuk listrik, dan BBM pada sektor transportasi. Adanya penghapusan subsidi BBM secara bertahap untuk sektor transportasi dan kebijakan feed in tariffs FIT pada sektor kelistrikan akan berdampak pada berkembangnya pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Indonesia.

3.3.3.1 Minyak Bumi

Perkembangan produksi dan pasokan minyak bumi selama 2003 - 2013 menunjukkan kecenderungan menurun, masing-masing sebesar 419,26 juta barel pada tahun 2003 dan menjadi sekitar 300,83 juta barel pada tahun 2013. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh sumur-sumur produksi minyak bumi yang umumnya sudah tua sementara produksi sumur baru relatif terbatas. Peningkatan konsumsi BBM di dalam negeri dan penurunan produksi minyak bumi telah menyebabkan ekspor minyak bumi menurun, sebaliknya impor minyak bumi dan BBM terus meningkat. Perkembangan penyediaan minyak bumi Indonesia 2003 - 2013 sebagaimana pada Grafik 3.28 Dalam perkembangannya kebutuhan mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2006 dikarenakan kenaikan harga BBM hingga dua kali pada tahun tersebut, sehingga menyebabkan konsumsi BBM di dalam negeri turun dan kebutuhan impor minyak bumi dan BBM juga turun. 01-07 Outlook Final.indd 49 122214 5:58:34 PM DEWAN ENERGI NASIONAL 50 Kenaikan Rasio Ketergantungan Impor Indonesia perlu menjadi perhatian, dimana selama periode 2003 - 2013 rasio ketergantungan impor rata-rata 32 per tahun, dan terus meningkat hingga 37 pada tahun 2013. Hal ini disebabkan kemampuan produksi minyak semakin menurun, sedangkan konsumsi terus meningkat. Sumber : Kementerian ESDM, diolah oleh DEN, 2013 Note : Rasio Ketergantungan Impor = Impor Produksi + Impor – Ekspor Grafik 3.28. Perkembangan Produksi, Impor dan Ekspor Minyak 3.3.3.2 Gas Bumi Produksi gas bumi selama periode sepuluh tahun terakhir relatif fluktuatif, dengan rata-rata produksi sekitar 3,07 juta MMSCF per tahun. Sebagian produksi gas bumi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri, PLN, gas kota, gas lift and reinjection , dan own use. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik gas bumi juga dijadikan sebagai komoditi ekspor dalam bentuk LNG dan gas pipa. 01-07 Outlook Final.indd 50 122214 5:58:39 PM 51 OUTLOOK ENERGI INDONESIA Pemanfaatan gas bumi di sektor industri dan kelistrikan dapat menekan biaya bahan bakar karena harga gas bumi relatif lebih murah dan bersih dibandingkan BBM. Selama sepuluh tahun terakhir, gas bumi yang diekspor sebagai gas pipa maupun LNG masih separuh dari total produksi atau hampir sama dengan konsumsi domestik Grafik 3.29. Rendahnya pemanfaatan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik terutama diakibatkan oleh terbatasnya infrastruktur gas bumi, dimana sebagian besar sumber gas bumi terletak di luar Jawa, sedangkan konsumen gas bumi umumnya berada di Jawa. Sumber : Kementerian ESDM, diolah oleh DEN, 2013 Note : Rasio Ketergantungan Ekspor = Ekspor Produksi Grafik 3.29. Perkembangan Produksi dan Ekspor Gas 01-07 Outlook Final.indd 51 122214 5:58:43 PM DEWAN ENERGI NASIONAL 52

3.3.3.3 Batubara