DEWAN ENERGI NASIONAL
58
2050 berbasis potensi sumber daya energi nasional baik yang berasal dari energi fossil maupun sumber energi terbarukan lainnya. Memasuki tahun 2025 energi baru
dan terbarukan mampu berkonstribusi di dalam bauran energi nasional sebesar 87 juta TOE 23 dan pada tahun 2050 bisa bekontribusi sampai 304 juta TOE 31.
Potensi energi terbarukan bila dikembangkan dan pemanfaatanya didukung oleh regulasi yang memiliki kepastian hukum akan membantu mengatasi persoalan
energi nasional kedepan yang sekaligus berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja baru.
4.2 Kebijakan Lainnya
Kebijakan lainnya terkait energi yang menjadi tantangan sekaligus menjadi acuan dalam penyusunan outlook energi diharapkan akan menjembatani permasalahan
dan pemecahan masalah yang saling berkaitan terjadi di sektor energi, antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut:
4.2.1 Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
RAN GRK
Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca RAN GRK adalah pedoman untuk langkah-langkah dalam memfasilitasi perubahan iklim, seperti telah disampaikan
Komitmen Presiden pada Tahun 2007 dalam G - 20 Pittsburgh dan COP 15 untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020. Aksi yang dilakukan dengan
upaya sendiri sebesar 26 dan dengan dukungan Internasional sebesar 26 + 15 yaitu 41 melalui pengembangan EBT dan pelaksanaan konservasi energi di seluruh
sektor. RAN GRK ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
4.2.2 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia MP3EI
Masterplan ini diharapkan mampu mempercepat pengembangan berbagai program pembangunan yang ada, terutama dalam mendorong peningkatan nilai tambah
01-07 Outlook Final.indd 58 122214 5:59:14 PM
59
OUTLOOK ENERGI INDONESIA
sektor-sektor unggulan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan energi, serta pembangunan SDM dan Iptek. Percepatan pembangunan ini diharapkan akan
mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya. adalah sebuah pola induk perencanaan ambisius dari Pemerintah Indonesia untuk dapat mempercepat
realisasi perluasan pembangunan ekonomi dan pemerataan kemakmuran agar dapat dinikmati secara merata di kalangan masyarakat. Percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi ini akan didukung berdasarkan potensi demografi dan kekayaan sumber daya alam, dan dengan keuntungan geografis masing-masing
daerah. MP3EI adalah percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia
menyediakan pembangunan berdasarkan koridor wilayah kepulauan Indonesia untuk mengubah Indonesia menjadi salah satu ekonomi besar dunia pada tahun
2025. Untuk mencapai tujuan ini, pertumbuhan ekonomi riil harus mencapai 7 – 9 pertahun.
Pelaksanaan program utama MP3EI akan mencakup 8 delapan program utama antara lain konektivitas pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan,
pariwisata, telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Sementara Implementasi strategi MP3EI terbagi menjadi 3 tiga elemen antara lain :
Pembangunan 6 enam koridor wilayah ekonomi potensial Indonesia yaitu: 1.
Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa, Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara, serta Koridor Ekonomi Kepulauan
Maluku dan Papua. Penguatan hubungan nasional dan internasional.
2. Penguatan kapasitas sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi
3. nasional untuk mendukung pengembangan program-program utama pada
setiap koridor ekonomi.
01-07 Outlook Final.indd 59 122214 5:59:18 PM
DEWAN ENERGI NASIONAL
60
Pelaksanaan MP3EI akan dikoordinasikan oleh suatu Komite yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia, dimana komite ini akan bertanggung jawab untuk
koordinasi dan evaluasi, identifikasi terhadap strategi dan langkah-langkah yang dilakukan dalam MP3EI tersebut.
4.2.3 Domestic Market Obligation DMO