40
Macam-macam interaksi: 1.
interaksi sosial secara langsung 2.
interaksi sosial secara tidak langsung Pola-pola interaksi:
1. interaksi individu dan individu
2. interaksi individu dan kelompok
3. interaksi kelompok dan kelompok
B. Sosialisasi sebagai Proses Pembentukan Kepribadian
Ketika siswa baru di kelasmu masuk di hari pertamanya, dia belum mengenal siapa pun di kelas itu. Untuk dapat diterima dengan baik oleh warga kelas itu, siswa baru
tersebut harus bersosialisasi dengan seluruh warga kelas. Dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kelasnya. Kegiatan siswa baru yang berkaitan
dengan upaya penyesuaian diri dengan lingkungan kelas barunya itu merupakan suatu proses sosialisasi.
Sosialisasi: suatu proses belajar seorang anggota kelompok untuk mengenal, menghayati, dan berpartisipasi dalam kelompok di lingkungannya sehingga
dia akan merasa menjadi bagian dari kelompoknya tadi.
1. Agen-Agen Sosialisasi
Sosialisasi dapat terjadi dengan bantuan pihak lain. Pihak-pihak yang berfungsi sebagai pelaksana proses sosialisasi biasa disebut sebagai
agen sosialisasi. Para agen sosialisasi ini memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Agen sosialisasi tersebut ialah keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat, dan media massa. Masing-masing agen merupakan media dalam perkembangan kepribadian.
a. Keluarga Socio-Info
Socio-Info
Keluarga merupakan lingkungan pertama seorang anak memulai proses pembentukan kepribadiannya.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dan utama dalam mengenalkan berbagai nilai dan norma kepada
anak. Anak akan berinteraksi dengan ayah, ibu, dan saudara kandung. Di dalam keluarga, orang tua memiliki
peranan penting dalam meletakkan dasar-dasar bersosialisasi berupa nilai dan norma. Nilai dan norma
yang ditanam di dalam keluarga akan menjadi dasar bagi anak untuk bersosialisasi di luar lingkungan keluarga.
Gambar 2.2 Hubungan ayah dan
anak: nilai dan norma yang ditanamkan di dalam keluarga
akan berpengaruh dalam pembentukan k epribadian a nak
Sumber: Dokumen Penulis
41
Tiga hal yang dipelajari anak dalam keluarga ialah tata krama pergaulan, agama dan tata cara beribadah, serta berbagai peran sebagai anggota keluarga.
b. Teman Sebaya Socio-Info
Agen kedua dalam proses sosialisasi ialah teman sebaya. Teman sebaya merupakan kelompok di luar
keluarga yang memiliki peran yang cukup penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Di lingkungan teman
sebaya, anak akan menemukan berbagai kepribadian. Dia mungkin akan menemukan nilai-nilai yang berbeda
dengan nilai-nilai yang diterima di dalam keluarganya. Dengan demikian, anak akan berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungan teman sebayanya. Dalam usaha menyesuaikan diri tersebut, dapat terjadi proses pengaruh-
memengaruhi. Jika kamu bergaul dengan teman-teman
Gambar 2.3 Teman sebaya,
salah satu agen sosialisasi Sumber: Dokumen Penulis
yang suka membaca, kamu pun mungkin akan terpengaruh menjadi seorang yang suka membaca. Jika kamu senang beribadah, sedangkan teman sebayamu tidak, dia
mungkin akan mengikuti kebiasaanmu beribadah.
c. Sekolah
Sekolah memiliki sejumlah tata tertib yang harus dipatuhi warga sekolah. Dengan demikian, anak harus menyesuaikan diri dengan tata tertib tersebut. Di sekolah, anak
mempelajari beberapa hal baru yang belum dipelajarinya dalam keluarga ataupun teman sebaya. Sekolah memperkenalkan aturan baru yang diperlukan bagi para siswa untuk
mulai belajar sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, aturan-aturan yang telah dipelajari anak di rumah dilengkapi dengan aturan-aturan baru yang dipelajari di sekolah
menjadi bekal bagi anak untuk dapat hidup di masyarakat. Jadi, sekolah merupakan agen sosialisasi penghubung antara lingkungan keluarga dan masyarakat. Guru
merupakan agen sosialisasi di sekolah yang berperan penting terhadap pembentukan kepribadian seorang anak.
Di sekolah, anak belajar hal-hal yang cukup berpengaruh dalam pembentukan kepribadiannya: kemandirian, prestasi, universalisme, dan spesifitas
kekhususan.
Anak belajar mandiri, contohnya sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Kerja sama dalam kelas hanya dibenarkan
bila tidak melibatkan penipuan atau kecurangan. Anak belajar meraih prestasi. Sekolah menuntut siswa untuk berprestasi, baik dalam
kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Kemampuan yang diperoleh serta keberhasilan maupun kegagalan yang dicapai menjadi dasar bagi penentuan peran di
masa mendatang.
Socio-Info