Pithecanthropus Homo Jenis Manusia Praaksara di Indonesia

30 • Pithecanthropus mojokertensis ditemukan pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. • Pithecanthropus erectus ditemukan pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois di daerah Trinil, Lembah Sungai Bengawan Solo • Homo wajakensis ditemukan oleh Van Reitschoten pada tahun 1889 dan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. • Homo soloensi ditemukan oleh Ter Haar dan Ir. Oppenorth pada tahun 1931-1934 di Desa Ngandong, di Lembah Sungai Bengawan Solo.

4. Sistem Kepercayaan Manusia Praaksara

Sistem kepercayaan telah berkembang pada masa manusia praaksara. Mereka menyadari bahwa ada kekuatan lain di luar mereka. Oleh sebab itu, mereka berusaha mendekatkan diri dengan kekuatan tersebut. Caranya ialah dengan mengadakan berbagai upacara, seperti pemujaan, pemberian sesaji, atau upacara ritual lainnya. Beberapa sistem kepercayaan manusia purba adalah seperti berikut.

a. Animisme

Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda. Manusia purba percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia. Mereka juga memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu mendiami semua benda, misalnya pohon, batu, gunung, dsb. Agar mereka tidak diganggu roh jahat, mereka memberikan sesaji kepada roh-roh tersebut.

b. Dinamisme

Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dll. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.

c. Totemisme

Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan harimau. Amatilah lingkungan sekitarmu. Apakah masih ditemukan praktik pemujaan seperti animisme, dinamisme, totemisme? Dalam bentuk bagaimana kegiatan tersebut berlangsung? Buatlah dalam sebuah laporan tertulis. History Info Geo-Activity 12 31 Dalam melaksanakan upacara penyembahannya, manusia purba membuat berbagai bangunan dari batu. Masa ini disebut sebagai kebudayaan Megalithik atau Megalithikum kebudayaan batu besar. Bangunan-bangunan tersebut masih dapat ditemui saat ini. Sarana upacara ritual manusia purba antara lain seperti berikut. 1 Peti kubur batu, bangunan yang berfungsi sebagai peti jenazah. Peti kubur ada yang berbentuk kotak persegi panjang, ada pula yang berbentuk kubus dan memiliki tutup dari batu bergambar disebut juga waruga , serta ada pula yang berbentuk menyerupai mangkuk disebut juga sarkofagus . Di dalamnya, selain jenazah, juga terdapat bekal kubur. 2 Menhir, bangunan berupa tiang atau tugu batu sebagai tanda peringatan dan lambang arwah nenek moyang. 3 Punden berundak, bangunan serupa candi yang terbuat dari susunan batu bertingkat. Merupakan tempat melakukan upacara pemujaan. 4 Dolmen, bangunan barupa meja batu tempat meletakkan sesaji dalam memuja roh nenek moyang. Benda purba merupakan aset bangsa yang tak ternilai. Oleh sebab itu, peninggalan- peninggalan tersebut perlu dilestarikan. Demikian juga dengan benda-benda purba yang mungkin saja terdapat di daerahmu. Kamu pun harus turut menjaga kelestariannya. Gambar 1.31 Punden Berundak dan dolmen Sumber: Album Tradisi Megalitik di Indonesia Gambar 1.30 Berbagai bentuk peti kubur batu Sumber: www.e-duksi.net dan Album Tradisi Megalitik di Indonesia