151
Raja Kediri yang terkenal ialah Jayabaya 1130-1160 yang terkenal dengan Ramalan Jayabaya. Raja terakhir Kediri
ialah Kertajaya. Pada masa pemerintahannya, Kertajaya ingin dihormati dan disembah seperti dewa. Hal ini membuat para
Brahmana tidak senang dan mereka minta perlindungan kepada Ken Angrok sering disebut Arok dari Tumapel. Ken
Arok akhirnya dapat mengalahkan Kertajaya pada tahun 1222. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Kediri. Ken
Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singosari.
Perebutan kekuasaan menjadi ciri khas kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok 1222-1227. Keberadaan Kerajaan
Singosari diketahui dari kitab Pararaton dan kitab
Negarakertagama yang ditulis oleh Prapanca. Sejarah Singosari dimulai dengan tindakan Ken Arok membunuh
Tunggul Ametung, akuwu di Tumapel. Ken Arok yang beristrikan Ken Umang kemudian menikahi istri Tunggul
Ametung, Ken Dedes. Ken Dedes diramalkan akan menurunkan raja-raja besar. Ken Arok kemudian dibunuh
oleh Anusapati anak tirinya. Anusapati memerintah selama 21 tahun, 1227-1248. Kemudian, Tohjaya, anak Ken Arok dan Ken Umang,
membunuh Anusapati pada tahun 1248. Wisnuwardhana, anak dari Anusapati, membunuh Tohjaya dan memerintah sampai tahun 1268. Wisnuwardhana kemudian
digantikan oleh Kertanegara.
Kertanegara adalah raja Singosari yang sangat terkenal. Dia memerintah sampai tahun 1292. Kertanegara bercita-cita menyatukan Nusantara di bawah Singosari. Pada
masa Kertanegara, datang seorang utusan dari negeri Cina, yaitu Kubilai Khan. Raja Kertanegara juga mengadakan ekspedisi Pamalayu tahun 1275, menguasai Kerajaan
Melayu dengan tujuan menghadang serangan tentara Cina agar peperangan tidak terjadi
Gambar 6.19 Arca Ken Arok Sumber:
www.persatuan.web.id.bmp
Gambar 6.20 Wilayah kekuasaan Kerajaan
Singosari Sumber:
www.indonesiawisata.com
152
di wilayah Kerajaan Singasari. Dia banyak mengirimkan armadanya ke luar Singosari. Namun, hal itulah yang kemudian menyebabkan kejatuhannya. Ketika sebagian besar
armadanya keluar Singosari, dia diserang oleh Jayakatwang dari Kediri. Kertanegara tewas, tetapi menantunya, Raden Wijaya lolos karena sedang tidak berada di istana. Raden
Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit.
Dari catatan saudagar Cina, Kho Ku Fei pada tahun 1200, diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Jayabaya, Kediri telah memiliki mata uang emas dan aturan pajak yang teratur. Pada masa Jayabaya pula
dihasilkan cerita Gatutkacasraya dan Hariwangsa yang
ditulis oleh Mpu Panuluh dan kitab Baratayudha yang
ditulis oleh Mpu Sedah. Ku Fei juga mencatat bahwa pada masa ini telah dihasilkan sejumlah candi, antara
lain Candi Panataran dan Candi Tuban.
Pada masa Singosari, Ken Arok telah mengembangkan perekonomian rakyatnya.
Kehidupan masyarakatnya aman dan sejahtera. Ken Arok membuat patung Ken Dedes dan beberapa candi.
Pada masa Kerajaan Singosari, terjadi pembunuhan silih berganti. Gambarkanlah silsilah raja-raja yang pernah memerintah Singosari. Jelaskan
pengaruhnya terhadap kehidupan sosial-ekonomi penduduk kerajaan.
g. Kerajaan Majapahit
Tidak seperti kerajaan-kerajaan sebelumnya, sumber-sumber tentang keberadaan Majapahit banyak ditemukan, antara lain melalui prasasti, kitab-kitab, dan berita-
berita Cina. Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara dari Singosari.
Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja pada tahun 1293. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jaya Wardana 1293 1309 M. Beliau menikah dengan keempat puteri
Kertanegara, yaitu: Dyah Dewi Tribuwaneswari permaisuri, Dyah Dewi Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri. Langkah Raden
Wijaya mengawini putri Kertanegara diduga berlatar belakang politik, agar tidak terjadi perebutan kekuasaan dan seluruh warisan jatuh ke tangannya.
Gambar 6.21 Candi Singosari
Sumber: Dinas Purbakala
History-Activity 9
Gambar 6.22 Beberapa penginggalan sejarah: .
a MandalaAmoghapâúa dari masa Singhasari
abad ke-XIII, Koleksi museum di Jerman;
b Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu
sebagai penggambaran Kertarajasa Jayawardhana
Raden Wijaya, c Tribuanatunggadewi
Sumber: www.indonesiawisata.com
153
Raden Wijaya adalah raja yang bijaksana. Semua pengikut Raden Wijaya diberi jabatan sesuai jasanya. Nambi diangkat menjadi patih. Ronggolawe diangkat menjadi
Bupati Tuban. Sora diangkat sebagai Tumenggung. Kepala desa Kudadu diberi Cima di Kudadu.
Raden Wijaya kemudian digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun 1309, beliau merupakan raja yang lemah. Pada masa pemerintahan Jayanegara, terjadi
serangkaian pemberontakan: Ranggalawe 1231, Lembu Sora 1311, Jurudemung 1313, Nambi 1316, dan Kuti 1319. Pemberontakan-pemberontakan tersebut dapat
dipadamkan karena jasa Gajah Mada. Jayanegara akhirnya dibunuh oleh Tanca, tabib istananya, pada tahun 1328. Gajah Mada kemudian membunuh Tanca.
Seharusnya Gayatri, putri bungsu Raden Wijaya, berhak menjadi raja. Tetapi karena Gayatri memilih bertapa, Tribuwanatunggadewi, putrinya diangkat menjadi raja ketiga
bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Pada masa ini, terjadi pemberontakan Sadeng dan Kesa, tapi semuanya dapat diatasi oleh Gajah Mada. Pada tahun 1350,
Gayatri wafat. Tribuwanatunggadewi segera turun tahta dan digantikan oleh putranya, yaitu Hayam Wuruk artinya ayam jantan muda yang masih berusia 16 tahun.
Hayam Wuruk merupakan raja yang membawa Majapahit mencapai puncak kejayaan. Dengan didampingi Mahapatih Gajah Mada, Hayam Wuruk menjadikan
Majapahit sebagai kerajaan yang sangat besar. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa, Nusa Tenggara, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Malaka, dan Tumasik
Singapura serta Papua Barat.
Majapahit mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan Hayam Wuruk. Luas wilayah pemerintahannya hampir seluas Indonesia sekarang. Gajah Mada sangat berperan
di Majapahit. Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389. Majapahit kemudian mengalami kemunduran. Pengganti Hayam Wuruk adalah putrinya yang bernama Kusumawardhani
bersama suaminya, Wikramawardhana. Pada masa pemerintahan Kusumawardhani, terjadi perang saudara dengan Wirabhumi, saudaranya dari selir Hayam Wuruk. Perang saudara
yang terjadi di Paregreg menyebabkan Wirabhumi terbunuh 1406. Perang Paregreg berlangsung berkepanjangan dan menyebabkan Majapahit menjadi lemah. Bersamaan
dengan itu, Islam mulai masuk ke Nusantara. Setelah Wikramawardhana meninggal, Majapahit pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
Gambar 6.23 Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit Sumber: