Kerja Sama Status dan Peran dalam Masyarakat
47 b. Akomodasi
Akomodasi adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. Akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam
kehidupan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Artinya, akomodasi merupakan bentuk penyelesaian tanpa mengorbankan salah satu pihak. Adakalanya, pertentangan yang terjadi sulit diatasi
sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara. Misalnya, perkelahian antara dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua
siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian. Adapun tujuan akomodasi adalah seperti berikut.
1 Mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan paham. 2 Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer. 3 Memungkinkan terwujudnya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang
hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan. 4 Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah,
misalnya lewat perkawinan campuran.
Bentuk-bentuk akomodasi: koersi coercion, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsolidasi, toleransi, saling tidak bereaksi stalemate, dan ajudikasi.
Socio-Info
Socio-Activity 4
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan bentuk-bentuk akomodasi. Misalnya, kita sering berusaha untuk menyesuaikan keinginan kita dengan
kepentingan orang lain. Hal itu kita lakukan agar tidak terjadi ketegangan atau perpecahan. Bentuk-bentuk akomodasi yang dapat kita temua seperti koersi,
arbitrasi, mediasi, kompromi, toleransi, dan konsolidasi. Bekerjalah bertiga. Amatilah berbagai bentuk akomodasi yang terjadi di
lingkunganmu. Buat laporan kelompokmu dalam bentuk tabel seperti berikut. Kumpulkan hasilnya pada gurumu.
Bentuk Akomodasi Kegiatan
1. ..................................... 2. .....................................
dst. ..........................................................................
..........................................................................
48 c. Asimilasi
Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha- usaha mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia.
Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Bila kedua
kelompok masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok masyarakat itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya,
orang Jawa yang bertransmigrasi ke Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat sehingga batas-batas antara kelompok masyarakat tidak begitu jelas lagi terlihat satu
dengan lainnya. Banyak di antara mereka yang menikah dengan penduduk setempat.
Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut. 1 Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
2 Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung
dan intensif untuk waktu lama. 3 Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-
masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Proses asimilasi dapat berlangsung dengan mudah atau dapat juga dihambat. Faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah sebagai berikut. 1 Toleransi
2 Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi 3 Sikap menghargai kehadiran orang asing dan kebudayaannya
4 Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat 5 Memiliki persamaan historis dalam unsur-unsur kebudayaan
6 Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda 7 Adanya musuh bersama dari luar
Gambar 2 .8 Pernikahan
antarsuku misalnya suku Ambon dan Batak merupakan contoh
asimilasi Sumber: Dokumen Penulis
49
Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah seperti berikut.
1 Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat. 2 Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
3 Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi. 4 Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
dibandingkan dengan kebudayaan golongan atau kelompoknya. 5 Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik.
6 Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan
in-group feeling. 7 Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang
berkuasa. 8 Munculnya perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi.