Good Corporate Governance GCG

18 pada kepentingan individu. islam menyediakan kerangka dalam pengambilan keputusan dan mekanisme adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Dalam konteks GCG, prinsip-prinsip itu menawarkan pedoman dan pertimbangan moral bagi manajemen dan stakeholder lain, khususnya untuk memecahkan konflik yang mungkin muncul dalam pengembangan usaha. 8 Noviati mengatakan bahwa menurut bank dunia, definisi GCG adalah aturan standar atas nama organisasi di bidang ekonomi yang mengatur prilaku pemilik perusahaan, direktur, dan manager serta perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggung jawabannya kepada investor. 9 Menurut FCGI Forum For Corporate Governance of Indonesia bahwa good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, pegawai, serta pihak pemegang kepentingan intern dan ekstern yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. 10 Surya dan yustiavanda mengutarakan bahwa Organization for Economic Coorporation and Development OECD mendefinisikan bahwa corporate governance sebagai sekumpulan hubungan antar pihak manajemen, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan 8 Ibid., h.59 9 Leny Noivanti. Penerapan Good Corporate Governance. Jurnal akuntansi dan Keuangan vol 14. Tahun 2009.h. 35 10 FCGI Forum for Corporate Governance of Indonesian . Corporate Governance Tata kelola perusahaan . Jilid II FCGI Edisi 2 Tahun 2001 19 perusahaan. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang baik adapat memberikan rangsangan bagi manajemen untuk mencapai tujuan yang memerlukan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan sumber daya dengan lebih efisien. 11 Tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance merupakan struktur yang disusun oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris, dan manager atas tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja. 12 Dari uraian diatas, Good Corporate Governance GCG dapat didefinisikan sebagai sistem yang terdiri atas proses dan struktur mekanisme yang mengendalikan dan mengkordinasikan berbagai partisipan dalam menjalankan bisnis perusahaan. Proses digunakan untuk mengarahkan dan mengelola aktivitas- aktivitas bisnis yang direncanakan dalam rangka mencapai tujuam perusahaan, menyelaraskan perilaku perusahaan dengan ekspestasi dari masyarakat, serta menspesifikasikan pendistribusian hak-hak dan tanggungjawab diantara berbagai pertisipan dalam organisasi seperti dewan komisaris, manager, pemegang saham, serta pemangku kepentingan lainnya dan menjelakan aturan-aturan maupun 11 Eka hardika. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2006-2008”. Tahun 2011. Hal. 25 12 Zarkasyi wahyudin. “Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur, perbankan dan Jasa Keuangan lainnya”. Bandung 2008. Hal : 35 20 prosedur-prosedur untuk pengambilan keputusan dalam hubungan perusahaan.

2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG

Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan, memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan nilai perusahaan corporate values, sasaran usaha dan strategi sebagai pencerminan akuntabilitas bank, menjamin dilaksanakan ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggungjawab bank, objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan, serta senantiasa memperhatikan kepentingan stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran. Penerapan prinsip GCG oleh perusahaan merupakan sebuah pilihan dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih merupakan suatu etika bisnis dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya. 13 Dalam Peraturan Bank Indonesia PBI No.1133PBI2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah menjabarkan prinsip-prinsip dasar GCG yang terdiri dari : a. Transparansi Transparency Untuk menjaga objektifitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah 13 Indra surya dan ivan yustiavanda, Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha Jakarta : Kencana, 2006 h.109 21 diakses dan difahami oleh pemangku kepentingan. 14 Pedoman pelaksanaannya anara lain sebagai berikut : [1] Perusahaan harus menyediakan informasi tepat waktu, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. [2] Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota direksi dan anggota dewan komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem managemen resiko, sistem pengawasan dan sistem pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengarhi perusahaan. [3] Prinsip keterbukaan yang dianut tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang undangan, rahasia jabatan, dan hak pribadi. [4] Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan. Perbincangan yang menarik dalam hal prinsip keterbukaan Transparency adalah adanya kehawatiran perusahaan bahwa jika ia terlalu 14 KNKG. “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”., h.5 22 terbuka, maka strateginya akan diketahui oleh para peaing sehingga akan membahayakan kelangsungan usahanya. 15 Namun pada penulisan kali ini difokuskan pada setiap pengambilan keputusan menyangkut kepegawaian dilaksanakan secara transparan. Kebijakan perusahaan terkait dengan proses promosi, demosi, dan mutasi pegawai hendaknya dijalankan sesuai dengan sistem jenjang karir career planning siste yang jelas dan konsisten. Dasar pertimbangannya dipromosikan karena prestasi kerja yang baik ditunjukan dengan hasil penilaian pegawai dan sikapnya yang dijadikan teladan, seperti disiplin, kerja sama team work, serta saling menghargai. Sehingga, terhindar dari promosi yang tidak diinginkan semisal nepotisme dengan kedekatannya terhadap pimpinan atau terdapat hubungan kekeluargaan. Jika terjadi hal terebut dengan ketidak transparannya keputusan menyangkut kepegawaian dapat menimbulkan turunnya motivasi kerja pegawai, bahkan dapat menimbulkan unjuk rasa demonstrasi yang mengganggu kinerja perusahaan. b. Akuntabilitas Accountability Perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas adalah prasyarat untuk mencapai kinerja yang 15 Mas daniri. “Good Corporate Governance : Konsep dan Penerapannya. h.9 23 berkesinambungan. 16 Pedoman pelaksanaannya antara lain : [1] Perushaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua pegawai secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan corporate values, dan strategi perusahaan. [2] Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua pegawai mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG. [3] Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan. [4] Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sestem penghargaan dan sangsi reward and punishment sistem. [5] Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, setiap organ perusahaan dan semua pegawai harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku code of conduct yang telah disepakati. c. Pertanggungjawaban Responsibility Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat 16 KNKG. “Pedoman Umum Good Corporate Governance, h.5 24 pengakuan sebagai perusahaan yang baik dan sehat good corporate citizen. 17 Dimana perusahaan memiliki tanggungjawab untuk mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di lingkungan sekitar perusahaan berada. Pedoman pelaksanaannya antara lain sebagai berikut : [1] Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan. [2] Perusahaan harus malaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama disekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai. Maksud dari arti pertanggungjawaban tersebut adalah segala kebijakan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan stakeholder lainnya, termasuk kepada publik. Dimana peruahaan hendaknya memberi kebebasan berorganisasi kepada pegawaipegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak ada kekangan dari perusahaan asal dijalani secara benar dan professional. Dalam hal ini, manajemen harus bermitra dengan serikat pegawaipegawai agar tercipta suasana kerja yang kondusif. 17 Ibid,. h.6 25 d. Independenkemandirian Independency Untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus bersifat independensi sehingga masing masing perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak diintervensi oleh pihak lain. 18 Pedoman pelaksanaannya antara lain sebagai berikut : [1] Masing masing organ perusahaan menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruhi oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan conflic of interest dan dari segala pengeruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. [2] Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang- undangan, tidak saling mendomnasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lainnya. Melalui prinsip independensikemandirian Independency maka prinsip pertanggungjawaban Responsibility dapat dilaksanakan dengan baik, terbebas dari benturan kepentingan yang mungkin ada, baik karena kepentingan diri sendiri, golongan, atuaupun kepentingan karena balas budi. e. Kewajaran Fairness Dalam melaksanakan kegiannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan pihak yang berkepentingan berdasarkan asas kewajaran dan 18 Ibid,. h.6 26 kesetaraannya. 19 Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. 20 Pedoman pelaksanaannya antara lain sebagai berikut : [1] Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing. [2] Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. [3] Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan pegawai, berkarir, dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agam, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik Perlakuan yang adil dan objektif dapat mendorong setiap pegawai untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi yang dimiliki, 19 Ibid,. h.7 20 Wida f maniik, “Good Corporate Governance”, artikel diakses pada hari rabu 10 Desember 2014 dari http:manikwida.blogspot.com201211good-corporate- governance-gcg_7704.html 27 kebijakan penggajian remuniresasi pegawai, hendaknya diterapkan secara objektif dan konsisten, misalnya berdasarkan kinerja based on performance. Penghargaan reward diberikan sesuai dengan prestasi yang dicapai dan sanksi punishment dikenakan sesuai dengan kesalahan yang telah dilakukanny. Dan setiap pegawaipegawai mendapat perlakuan yang sama dalam pendidikan dan pelatihan training untuk pengembangan kemampuan, keterampilan dan pengalamannya.

3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance GCG

Dasar persoalan dari GCG adalah peningkatan kinerja dan menciptakan kesinambungan dari seluruh stakeholder berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku. Seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsip-prinsip dasar GCG telah semakin menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi. Kejadian korupsi yang merajalela dan menjadi perhatian serius bagi para stakeholder bank syariah, baik pemilikpemegang saham, komisaris, direksi, pegawai, dewan pengawas syariah, mitra, dan para akademisi ekonomi syariah lainnya. 21 Tidak menutup kemungkinan, dimasa yang akan datang korupsi dan penyimpangan terjadi di bank syariah, meskipun terdapat Dewan Pengawas Syariah. Dengan realita perkembangan Bank Syariah yang semakin berkembang. 21 Agustiono, “Bank syariah dan Good Corporate Governance”, artikel diakses pada 28 Desember 2014 dari http:ekonomiislam.blogspot.com200908bank-syariah-dan-good- corporate.html 28

a. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance GCG

Menurut Mr.Wolfenson, President Bank Dunia, telah menyimpulkan bahwa tujuan dari GCG adalah untuk mewujudkan keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. 22 Adapun tujuan penerapan Good Corporate Governance GCG dalam sebuah perusahaan adalah sebagai berikut 23 : [1] Mendorong terciptanya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi , dan kewajarankesetaraan. [2] Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan rapat umum pemegang saham. [3] Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris dan anggota direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. [4] Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggungjawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terhadap sekitar perusahaan. [5] Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya. 22 M. Umer Chapra M Habib Ahmed, “Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah”,. Jakarta : Bumi Aksara, cetakan pertama, 2008, h.18 23 KNKG,“Pedoman Umum Good Corporate Governance. h.2 29 [6] Maningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga meningkatan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

b. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance

Adapun beberapa manfaat dari penerapan Good Corporate Governance adalah sebagai berikut 24 : [1] Perbaikan dalam komunikasi [2] Minimalisasi potensi benturan kepentingan [3] Fokus pada strategi-strategi utama [4] Peningkatan dalam produktifitas dan efisiensi [5] Kesinambungan manfaat [6] Promosi citra korporasi [7] Peningkatan kepuasan pelanggan [8] Memperoleh kepercayaan investor [9] Memperbaiki kinerja usaha pengelolaan Sumber Daya Manusia berdasarkan prinsip GCG memerlukan komitmen penuh dari top management dan konsistensi dalam implementasi di setiap jenjang organisasi. Empat manfaat yang diperoleh 24 Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual Bandung : Citra Aditya Bakti,2006, h.91 30 perusahaan yang mengelola SDM berdasarkan prinsip GCG adalah sebagai berikut 25 : [1] Suasana kerja yang kondusif dan tenang karena terbina hubungan yang harmonis antara sesama karyawan serta antara pegawai dan manajemen. [2] Kinerja perusahaan meningkat, karena pegawai lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja, sehingga dapat memberikan hasil terbaik untuk perusahaan. [3] Terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN yang sangat merugikan perusahaan karena segala kebijakan atas keputusan ditetapkan secara transparan, dan dipertanggungjawabkan. [4] Daya saing perusahaan yang meningkat, karena memiliki pegawai yang handal dan professional.

B. Kinerja Pegawai

1. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja adalah hasil karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil 25 Muhammad Arief Efendi, The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi Jakarta : Salemba Empat, 2009 h.135-136 31 yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi. 26 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja merupakan kata benda yang artinya sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja, 27 sedangkan pengertian kinerja menurut Mulyadi adalah penentuan secara periodic efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan pegawai berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. 28 Sementara menurut Sedarmayanti bahwa kinerja merupakan terjemah dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, atau penampilan kerja. 29 Berdasarkan beberapa definisi mengenai kinerja yang diutarakan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang dalam mencapai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tuga sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 26 Ilyas Y, Kinerja : teori, penilaian, dan penelitian, Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002 h.18 27 Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 28 Mulyadi. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi Kedua. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997 . h.419 29 Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju, 2001. h.50 32

2. Dimensi Kinerja

Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja. Ukuran-ukuran dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja, dimensi atau ukuran kinerja sangat diperlukan, karena akan bermanfaat baik bagi banyak pihak. Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing- masing pegawai untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang bersifat individu karena masing-masing dari pegawai memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Setiap organisasi mutlak untuk melakukan penilaian terhadap kinerja yang dicapai oleh setiap pegawai, apakah telah sesuai atau tidak dengan harapan organisasi. Penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk me-reward kinerja sebelumnya dan untuk memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan dating to reward past performance and motivate future performance improvement , serta informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja ini dapat digunakan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan penempatan tugas-tugas tertentu. 30 30 Gomes, Faustino Cardoso,. Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta: Andi Offset, 1995 h.135 33 Gomes mengungkapkan beberapa dimensi atau indikator yang perlu mendapat perhatian dalam mengukur kinerja, antara lain 31 : a. Kuantitas pekerjaan, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. b. Kualitas pekerjaan, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. c. Pengetahuan pekerjaan, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan. d. Kreatif , yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan- tindakan untuk menyelesaikan peroalan-persoalan yang timbul. e. Kerjasama, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama anggota organisasi. f. Manajemen, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan menyelesaikan pekerjaan. g. Inisiatif, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya. h. Kualitas pribadis, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi. 31 Ibid,. h.142

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Perusahaan dengan Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan Perkebunan yang Ada di Indonesia)

5 95 103

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan mengunakan Manajemen Laba sebagai variabel intervening , Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 170 122

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Sektor Publik (Studi Kasus pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

12 131 128

Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Good Corporate Governance di Perusahaan Perbankan yang Telah Go Public.

1 83 82

Analisis Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Karyawan Di Bagian Administrasi Umum Rumah Sakit Umum Daerah DR. Zainoel Abidin Banda Aceh

11 96 111

Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan

1 25 1

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 29 121

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening
( Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar di Bursa efek Indonesia)

1 33 101

Pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai perbankan syariah di kabupaten Pandeglang : Februari-Maret 2015

1 16 104

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Profitabillitas Perbankan.

0 2 20