18
pada kepentingan individu. islam menyediakan kerangka dalam pengambilan keputusan dan mekanisme adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Dalam
konteks GCG, prinsip-prinsip itu menawarkan pedoman dan pertimbangan moral bagi manajemen dan stakeholder lain, khususnya untuk memecahkan konflik yang
mungkin muncul dalam pengembangan usaha.
8
Noviati mengatakan bahwa menurut bank dunia, definisi GCG adalah aturan standar atas nama organisasi di bidang ekonomi yang mengatur prilaku pemilik
perusahaan, direktur, dan manager serta perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggung jawabannya kepada investor.
9
Menurut FCGI Forum For Corporate Governance of Indonesia bahwa good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, pegawai, serta pihak pemegang kepentingan intern dan ekstern yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
10
Surya dan yustiavanda mengutarakan bahwa Organization for Economic Coorporation and Development OECD mendefinisikan bahwa corporate
governance sebagai sekumpulan hubungan antar pihak manajemen, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan
8
Ibid., h.59
9
Leny Noivanti. Penerapan Good Corporate Governance. Jurnal akuntansi dan Keuangan vol 14. Tahun 2009.h. 35
10
FCGI Forum for Corporate Governance of Indonesian . Corporate Governance Tata kelola perusahaan . Jilid II FCGI Edisi 2 Tahun 2001
19
perusahaan. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang
baik adapat memberikan rangsangan bagi manajemen untuk mencapai tujuan yang memerlukan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi
pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan sumber daya dengan lebih efisien.
11
Tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance merupakan struktur yang disusun oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris,
dan manager atas tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja.
12
Dari uraian diatas, Good Corporate Governance GCG dapat didefinisikan sebagai sistem yang terdiri atas proses dan struktur mekanisme yang
mengendalikan dan mengkordinasikan berbagai partisipan dalam menjalankan bisnis perusahaan. Proses digunakan untuk mengarahkan dan mengelola aktivitas-
aktivitas bisnis yang direncanakan dalam rangka mencapai tujuam perusahaan, menyelaraskan perilaku perusahaan dengan ekspestasi dari masyarakat, serta
menspesifikasikan pendistribusian hak-hak dan tanggungjawab diantara berbagai pertisipan dalam organisasi seperti dewan komisaris, manager, pemegang saham,
serta pemangku kepentingan lainnya dan menjelakan aturan-aturan maupun
11
Eka hardika. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2006-2008”.
Tahun 2011. Hal. 25
12
Zarkasyi wahyudin. “Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur, perbankan dan Jasa Keuangan lainnya”. Bandung 2008. Hal : 35
20
prosedur-prosedur untuk pengambilan keputusan dalam hubungan perusahaan.
2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG
Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan,
memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan nilai perusahaan corporate values, sasaran usaha dan strategi
sebagai pencerminan akuntabilitas bank, menjamin dilaksanakan ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggungjawab bank, objektif dan bebas dari tekanan pihak
manapun dalam pengambilan keputusan, serta senantiasa memperhatikan kepentingan stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.
Penerapan prinsip GCG oleh perusahaan merupakan sebuah pilihan dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih merupakan suatu etika bisnis
dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya.
13
Dalam Peraturan Bank Indonesia PBI No.1133PBI2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah menjabarkan
prinsip-prinsip dasar GCG yang terdiri dari : a. Transparansi Transparency
Untuk menjaga objektifitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
13
Indra surya dan ivan yustiavanda, Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha Jakarta : Kencana, 2006 h.109
21
diakses dan
difahami oleh
pemangku kepentingan.
14
Pedoman pelaksanaannya anara lain sebagai berikut :
[1] Perusahaan harus menyediakan informasi tepat waktu, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku
kepentingan sesuai dengan haknya. [2] Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas
pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, kepemilikan saham oleh anggota direksi dan anggota dewan komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan
dan perusahaan lainnya, sistem managemen resiko, sistem pengawasan dan sistem pengendalian internal, sistem dan
pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengarhi perusahaan.
[3] Prinsip keterbukaan yang dianut tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang undangan, rahasia jabatan, dan hak pribadi. [4] Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan. Perbincangan
yang menarik
dalam hal
prinsip keterbukaan
Transparency adalah adanya kehawatiran perusahaan bahwa jika ia terlalu
14
KNKG. “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”., h.5
22
terbuka, maka strateginya akan diketahui oleh para peaing sehingga akan membahayakan kelangsungan usahanya.
15
Namun pada penulisan kali ini difokuskan pada setiap pengambilan keputusan menyangkut kepegawaian
dilaksanakan secara transparan. Kebijakan perusahaan terkait dengan proses promosi, demosi, dan
mutasi pegawai hendaknya dijalankan sesuai dengan sistem jenjang karir career planning siste yang jelas dan konsisten. Dasar pertimbangannya
dipromosikan karena prestasi kerja yang baik ditunjukan dengan hasil penilaian pegawai dan sikapnya yang dijadikan teladan, seperti disiplin, kerja
sama team work, serta saling menghargai. Sehingga, terhindar dari promosi yang tidak diinginkan semisal nepotisme dengan kedekatannya terhadap
pimpinan atau terdapat hubungan kekeluargaan. Jika terjadi hal terebut dengan ketidak transparannya keputusan menyangkut kepegawaian dapat
menimbulkan turunnya motivasi kerja pegawai, bahkan dapat menimbulkan unjuk rasa demonstrasi yang mengganggu kinerja perusahaan.
b. Akuntabilitas Accountability Perusahaan
harus mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas adalah prasyarat untuk mencapai kinerja yang
15
Mas daniri. “Good Corporate Governance : Konsep dan Penerapannya. h.9
23
berkesinambungan.
16
Pedoman pelaksanaannya antara lain : [1] Perushaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab
masing-masing organ perusahaan dan semua pegawai secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan corporate
values, dan strategi perusahaan. [2] Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan
semua pegawai mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
[3] Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.
[4] Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta
memiliki sestem penghargaan dan sangsi reward and punishment sistem.
[5] Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, setiap organ perusahaan dan semua pegawai harus berpegang pada etika bisnis
dan pedoman perilaku code of conduct yang telah disepakati. c. Pertanggungjawaban Responsibility
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
16
KNKG. “Pedoman Umum Good Corporate Governance, h.5
24
pengakuan sebagai perusahaan yang baik dan sehat good corporate citizen.
17
Dimana perusahaan memiliki tanggungjawab untuk mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di
lingkungan sekitar perusahaan berada. Pedoman pelaksanaannya antara lain sebagai berikut :
[1] Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
anggaran dasar dan peraturan perusahaan. [2] Perusahaan harus malaksanakan tanggung jawab sosial dengan
antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama disekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan
pelaksanaan yang memadai. Maksud dari arti pertanggungjawaban tersebut adalah segala kebijakan
yang diambil dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan stakeholder lainnya, termasuk kepada publik. Dimana peruahaan hendaknya
memberi kebebasan berorganisasi kepada pegawaipegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak ada kekangan dari
perusahaan asal dijalani secara benar dan professional. Dalam hal ini, manajemen harus bermitra dengan serikat pegawaipegawai agar tercipta
suasana kerja yang kondusif.
17
Ibid,. h.6
25
d. Independenkemandirian Independency Untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus bersifat
independensi sehingga masing masing perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak diintervensi oleh pihak lain.
18
Pedoman pelaksanaannya antara lain sebagai berikut :
[1] Masing masing organ perusahaan menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruhi oleh kepentingan tertentu,
bebas dari benturan kepentingan conflic of interest dan dari segala pengeruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara obyektif. [2] Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang- undangan, tidak saling mendomnasi dan atau melempar tanggung
jawab antara satu dengan yang lainnya. Melalui prinsip independensikemandirian Independency maka prinsip
pertanggungjawaban Responsibility dapat dilaksanakan dengan baik, terbebas dari benturan kepentingan yang mungkin ada, baik karena
kepentingan diri sendiri, golongan, atuaupun kepentingan karena balas budi. e. Kewajaran Fairness
Dalam melaksanakan kegiannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan pihak yang berkepentingan berdasarkan asas kewajaran dan
18
Ibid,. h.6
26
kesetaraannya.
19
Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan
prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain.
20
Pedoman pelaksanaannya antara lain sebagai berikut :
[1] Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan
pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam
lingkup kedudukan masing-masing. [2] Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar
kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
[3] Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan pegawai, berkarir, dan melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa membedakan suku, agam, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik
Perlakuan yang adil dan objektif dapat mendorong setiap pegawai untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi yang dimiliki,
19
Ibid,. h.7
20
Wida f maniik, “Good Corporate Governance”, artikel diakses pada hari rabu 10 Desember 2014 dari
http:manikwida.blogspot.com201211good-corporate- governance-gcg_7704.html
27
kebijakan penggajian remuniresasi pegawai, hendaknya diterapkan secara objektif dan konsisten, misalnya berdasarkan kinerja based on performance.
Penghargaan reward diberikan sesuai dengan prestasi yang dicapai dan sanksi punishment dikenakan sesuai dengan kesalahan yang telah
dilakukanny. Dan setiap pegawaipegawai mendapat perlakuan yang sama dalam pendidikan dan pelatihan training untuk pengembangan kemampuan,
keterampilan dan pengalamannya.
3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance GCG
Dasar persoalan dari GCG adalah peningkatan kinerja dan menciptakan kesinambungan dari seluruh stakeholder berdasarkan kerangka aturan dan
peraturan yang berlaku. Seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsip-prinsip dasar GCG telah semakin menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan
investasi. Kejadian korupsi yang merajalela dan menjadi perhatian serius bagi para stakeholder bank syariah, baik pemilikpemegang saham, komisaris, direksi,
pegawai, dewan pengawas syariah, mitra, dan para akademisi ekonomi syariah lainnya.
21
Tidak menutup kemungkinan, dimasa yang akan datang korupsi dan penyimpangan terjadi di bank syariah, meskipun terdapat Dewan Pengawas
Syariah. Dengan realita perkembangan Bank Syariah yang semakin berkembang.
21
Agustiono, “Bank syariah dan Good Corporate Governance”, artikel diakses pada 28 Desember
2014 dari
http:ekonomiislam.blogspot.com200908bank-syariah-dan-good- corporate.html
28
a. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance GCG
Menurut Mr.Wolfenson, President Bank Dunia, telah menyimpulkan bahwa tujuan dari GCG adalah untuk mewujudkan keadilan, transparansi, dan
akuntabilitas.
22
Adapun tujuan penerapan Good Corporate Governance GCG dalam sebuah perusahaan adalah sebagai berikut
23
: [1] Mendorong terciptanya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi , dan kewajarankesetaraan.
[2] Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan rapat umum
pemegang saham. [3] Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris dan
anggota direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan. [4] Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggungjawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terhadap sekitar perusahaan.
[5] Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
22
M. Umer Chapra M Habib Ahmed, “Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah”,. Jakarta : Bumi Aksara, cetakan pertama, 2008, h.18
23
KNKG,“Pedoman Umum Good Corporate Governance. h.2
29
[6] Maningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga meningkatan kepercayaan pasar yang dapat
mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
b. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
Adapun beberapa manfaat dari penerapan Good Corporate Governance adalah sebagai berikut
24
: [1] Perbaikan dalam komunikasi
[2] Minimalisasi potensi benturan kepentingan [3] Fokus pada strategi-strategi utama
[4] Peningkatan dalam produktifitas dan efisiensi [5] Kesinambungan manfaat
[6] Promosi citra korporasi [7] Peningkatan kepuasan pelanggan
[8] Memperoleh kepercayaan investor [9] Memperbaiki kinerja usaha
pengelolaan Sumber Daya Manusia berdasarkan prinsip GCG memerlukan komitmen penuh dari top management dan konsistensi dalam
implementasi di setiap jenjang organisasi. Empat manfaat yang diperoleh
24
Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual Bandung : Citra Aditya Bakti,2006, h.91
30
perusahaan yang mengelola SDM berdasarkan prinsip GCG adalah sebagai berikut
25
: [1] Suasana kerja yang kondusif dan tenang karena terbina hubungan
yang harmonis antara sesama karyawan serta antara pegawai dan manajemen.
[2] Kinerja perusahaan meningkat, karena pegawai lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja, sehingga dapat memberikan hasil terbaik
untuk perusahaan. [3] Terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN yang
sangat merugikan perusahaan karena segala kebijakan atas keputusan
ditetapkan secara
transparan, dan
dipertanggungjawabkan. [4] Daya saing perusahaan yang meningkat, karena memiliki pegawai
yang handal dan professional.
B. Kinerja Pegawai
1. Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja adalah hasil karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun
kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil
25
Muhammad Arief Efendi, The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi Jakarta : Salemba Empat, 2009 h.135-136
31
yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.
26
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja merupakan kata benda yang artinya sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja,
27
sedangkan pengertian kinerja menurut Mulyadi adalah penentuan secara periodic efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan pegawai
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.
28
Sementara menurut Sedarmayanti bahwa kinerja merupakan terjemah dari performance yang berarti prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, atau penampilan kerja.
29
Berdasarkan beberapa definisi mengenai kinerja yang diutarakan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang dalam
mencapai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tuga sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
26
Ilyas Y, Kinerja : teori, penilaian, dan penelitian, Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002 h.18
27
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
28
Mulyadi. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi Kedua. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997 . h.419
29
Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju, 2001. h.50
32
2. Dimensi Kinerja
Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja. Ukuran-ukuran dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja,
dimensi atau ukuran kinerja sangat diperlukan, karena akan bermanfaat baik bagi banyak pihak.
Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing- masing pegawai untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan
tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang bersifat individu karena masing-masing dari pegawai memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Setiap organisasi mutlak untuk melakukan penilaian terhadap kinerja yang dicapai oleh setiap pegawai, apakah telah sesuai atau tidak
dengan harapan organisasi. Penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk me-reward kinerja sebelumnya
dan untuk memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan dating to reward past performance and motivate future performance improvement , serta
informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja ini dapat digunakan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan
penempatan tugas-tugas tertentu.
30
30
Gomes, Faustino Cardoso,. Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta: Andi Offset, 1995 h.135
33
Gomes mengungkapkan beberapa dimensi atau indikator yang perlu mendapat perhatian dalam mengukur kinerja, antara lain
31
: a. Kuantitas pekerjaan, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode
waktu yang ditentukan. b. Kualitas pekerjaan, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapannya. c. Pengetahuan pekerjaan, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilan. d. Kreatif , yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan peroalan-persoalan yang timbul. e. Kerjasama, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama
anggota organisasi. f. Manajemen, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
menyelesaikan pekerjaan. g. Inisiatif, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya. h. Kualitas
pribadis, yaitu
menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.
31
Ibid,. h.142