56
percent 1.4
2.1 11.63 58.45 26.4
pertanggungjawaban Cd1 8.5
52.1 39.4
Cd2 4.2
64.8 4.2
Cd3 7
54.9 38
total 19.7 171.8
81.6 percent
0 6.567 57.27 27.2
kewajaran Ce1
12.7 50.7
36.6 Ce2
8.5 56.3
35.2 Ce3
9.9 54.9
35.2 Ce4
7 59.2
33.8 total
38.1 221.1 140.8 percent
0 9.525 55.28 35.2
kinerja pegawai Da1
2.8 22.5 29.6
33.8 11.3
Da2 14.1
60.6 25.4
Da3 1.4
4.2 60.6
33.8 Da4
1.4 4.2
67.6 26.8
Da5 1.4
32.4 66.2
Da6 1.4
14.1 46.5
38 Da7
5.6 23.9
70.4 Da8
23.9 76.1
Da9 1.4
5.6 25.4
5.6 Da10
4.2 31
64.8 Da11
4.2 16.9
4.2 total
7 28.1 99.9 409.9 418.4
percent
0.64 2.55 9.082 37.26 38.04
2. Hasil Uji Validitas
Validitas suatu instrument menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok
pengukuran. Uji validitas dilakukan guna mengetahui tingkat kesahihan data penelitian yang diisi oleh responden atau dengan kata lain uji yang dilakukan
57
untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu pertanyaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian.
Suatu penelitian akan valid jika instrumen penelitian yang digunakan dapat mengukur apa yang seharunya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara
data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan peneliti. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah
indeks validitasnya 0,3. Dengan demikian, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen terebut tidak valid. Semakin tinggi
korelasi itu mendekati angka satu 1,00 maka semakin baik pula konsistensinya atau validitasnya.
Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas dari enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan total sampel 71 responden.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Independen
Variabel No
Corrected Item-Total
Correlation Indeks Validitas
Keterangan
Transparansi Ca1
0.722 0,2
Valid Ca2
0.710 0,2
Valid Ca3
0.613 0,2
Valid Ca4
0.656 0,2
Valid Ca5
0.606 0,2
Valid Akuntabilitas
Cb1 0.506
0,2 Valid
Cb2 0.600
0,2 Valid
Cb3 0.500
0,2 Valid
Cb4 0.705
0,2 Valid
Independen Cc1
0.709 0,2
Valid Cc2
0.721 0,2
Valid
58
Cc3 0.661
0,2 Valid
Cc4 0.681
0,2 Valid
Pertanggung jawaban
Cd1 0.894
0,2 Valid
Cd2 0.837
0,2 Valid
Cd3 0.842
0,2 Valid
Kewajaran Ce1
0.773 0,2
Valid Ce2
0.819 0,2
Valid Ce3
0.741 0,2
Valid Ce4
0.673 0,2
Valid Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Dependen
Variabel No
Corrected Item-Total
Correlation Indeks Validitas
Keterangan
Ki ne
rj a
P ega
wa i
Da1 0.207
0,2 Valid
Da2 0.467
0,2 Valid
Da3 0.505
0,2 Valid
Da4 0.480
0,2 Valid
Da5 0.326
0,2 Valid
Da6 0.370
0,2 Valid
Da7 0.528
0,2 Valid
Da8 0.607
0,2 Valid
Da9 0.407
0,2 Valid
Da10 0.700
0,2 Valid
Da11 0.527
0,2 Valid
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015
Pada tabel hasil uji validitas variabel independen dan dependen dapat disimpulkan mempunyai data dengan kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai korelasi diatas 0,2.
59
3. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi dari instrument penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai cronbach
Alpha berada diatas 0,6. Cara menganalisisnya dengan ketentuan jika skor r Alpha r Tabel, maka dapat dinyatakan reliable dan sebaliknya jika skor r Alpha
r Tabel, maka dinyatakan tidak reliabel. Tabel 4.7 ini menunjukan hasil uji reliabilitas untuk 6 variabel penelitian yang digunakan untuk penelitian ini.
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbachs Alpha Keterangan
Transparansi 0.843
Reliabel Akuntabilitasi
0.771 Reliabel
Independen 0.850
Reliabel Pertanggungjawaban
0.927 Reliabel
Kewajaran 0.879
Reliabel Kinerja Pegawai
0.782 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah pada Tahun 2015 Tabe; 4.7 menunjukan nilai Conbech’s Alpha atas variabel yang digunakan
dalam penilitian. Transparansi 0,843, Akuntabilitas 0,771, Independen 0,850, Pertanggungjawaban 0,927, Kewajaran 0,879, Kinerja Pegawai 0,782. Dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbech’s alpha lebih dari 0,6.
60
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data normal.
1
Sebaran data dapat dilakukan normal apanbila nilai sig 0,05, dan sebaliknya data tidak
normal jika nilai sig 0,05. Atau selain itu, intuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat tabel histogram dan normal P-Plot pada hasil output analisis
data program computer SPSS versi 16.0 for Windows.
Tabel 4.10 Analisis statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skorX1 skorX2
SkorX3 SkorX4
SkorX5 SkorY
N 71
71 71
71 71
71 Normal
Parameters
a
Mean 4.1549
4.3415 4.0634
4.2958 4.2570
4.3176 Std.
Deviation .51180
.32525 .63064
.41286 .32997
.38929 Most
Extreme Differences
Absolute .170
.194 .183
.195 .220
.087 Positive
.141 .130
.146 .129
.162 .087
Negative -.170
-.194 -.183
-.195 -.220
-.077 Kolmogorov-Smirnov Z
1.431 1.634
1.541 1.643
1.853 .731
Asymp. Sig. 2-tailed .033
.010 .017
.009 .002
.658 a. Test distribution is
Normal.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015
1
M. Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. h.91
61
Hasil uji normalitas berdsarkan analisa statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov pada Tabel 4.8 diatas menunjukan nilai rata-rata sig p
0,05, hal ini berarti data residual berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.4 di atas, dapa t disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti garis diagonal atau grafik histogram. Jadi, data menunjukan pola distribusi normal dan berbentuk simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri.
b. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan
melihat VIF Variance Inflation Faktor pada Output SPSS versi 16.0. pada umumnya apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10
VIF 10 maka Variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas.
62
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant .671
.655 1.024 .310
skorX1 .219
.079 .288 2.772 .007
.641 1.561
skorX2 .113
.101 .094 1.111 .271
.964 1.037
SkorX3 .210
.066 .341 3.177 .002
.602 1.662
SkorX4 .200
.096 .212 2.079 .042
.668 1.497
SkorX5 .125
.101 .106 1.248 .216
.954 1.048
a. Dependent Variable: SkorY Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16.0 Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai tolerance untuk variabel bebasnya lebih dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 VIF 10, sehingga
persamaan regresi ini terbebas dari asumsi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan varian dalam suatu fungsi regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot pada output SPSS. Data yang baik adalah ketika titik sampel pada tabel scatterplot menyebar dan tidak
membentuk pola yang jelas, serta titik-titik harus menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.
63
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar 4.5 adalah grafik scatterplot yang menunjukan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 Nol pada sumbu Y dan tidak terdapat
suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak
digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai berdasarkan variabel yang mempengaruhinya.
5. Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear untuk pembuktian hipotesis penelitian, yaitu untuk menguji pengaruh
variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen. Analisis
ini
64
menggunakan input berdasarkan data primer yang diperoleh dari lembar kuesioner yang telah tersebar ke 71 responden. Perhitungan statistik dalam penelitian ini
menggunaka aplikasi berbasis Windows yaitu SPSS versi 16.0.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
.671 .655
1.024 .310
skorX1 .219
.079 .288
2.772 .007
.641 1.561 skorX2
.113 .101
.094 1.111
.271 .964 1.037
SkorX3 .210
.066 .341
3.177 .002
.602 1.662 SkorX4
.200 .096
.212 2.079
.042 .668 1.497
SkorX5 .125
.101 .106
1.248 .216
.954 1.048 a. Dependent Variable: SkorY
Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015 Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diperoleh hasil persamaan regresi
sebagai berikut : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
Y = 0,671 + 0,219 X
1
+ 0,113 X
2
+ 0,210 X
3
+ 0,200 X
4
+ 0,125 X
5
a. nilai konstanta a sebesar 0,671 dapat diartikan bahwa nilai Y akan bernilai 0,671 jika semua variabel independen masing masing-bernilai nol.
65
b. Koefisien regresi untuk X
1
, yaitu transparansi sebesar 0,219 menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel transparasi sebesar 1 akan menaikan kinerja sebesar
0,219. Semakin meningkat variabel transparansi maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai.
c. Koefisien regrasi untuk X
2
, yaitu akuntabilitas sebesar 0,113 menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel akuntabilitas sebesar 1 akan menaikan kinerja
sebesar 0,113. Semakin meningkat variabel akuntabilitas maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai
d. Koefisien regrasi untuk X
3
, yaitu independen sebesar 0,210 menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel independen sebesar 1 akan menaikan kinerja sebesar
0,210. Semakin meningkat variabel independen maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai.
e. Koefisien regresi untuk X
4
, yaitu pertanggungjawaban sebesar 0,200 menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel pertanggungjawaban sebesar 1
akan menaikan kinerja sebesar 0,200. Semakin meningkat variabel pertanggungjawaban maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai.
f. Koefisien regresi untuk X
5
, yaitu kewajaran sebesar 0,125 manyatakan bahwa setiap kenaikan variabel kewajaran sebesar 1 maka akan menaikan kinerja
sebesar 0,125. Semakin meningkat variabel kewajaran maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai.
66
6. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Simultan F Untuk menguji apakah regresi tersebut sudah benar dan layak, maka dilakukan
pengujian hubungan secara bersama-sama antara variabel X terhadap Y dimana variabel X terdapat 5 variabel yaitu transparansi X
1
, akuntabilitas X
2
, independen X
3
, pertanggungjawaban X
4
, dan kewajaran X
5
terhadap kinerja pegawai Y. untuk menemukan pengaruh secara simultan maka dibuat
hipotesis sebagai berikut : [1] H
a
: transparansi, akuntabilita, independen, pertanggungjawaban, dan kewajaran secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. [2] H
: transparansi, akuntabilitas, independen, pertanggungjawaban, dan kewajaran secara bersama-sama tidak berpengaru positif
terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang.
Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5.832 5
1.166 15.873
.000
a
Residual 4.776
65 .073
Total 10.608
70 a. Predictors: Constant, SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3
b. Dependent Variable: SkorY
Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015
67
Dilihat dari hasil prin out tabel ANOVA, diperoleh nilai F
hitung
= 15.837 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena F
hitung
lebih besar dari F
tabel
15,873 2,31 dan tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang atau dapat dikatakan bahwa prinsip Good Corporate Governance
GCG yang diterapkan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. Hal ini berarti bahwa H
a
diterima dan H ditolak.
b. Uji Parsial t Uji parsial atau uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen Prinsip Good Corporate Governance dalam menerangkan variasi variabel dependen Kinerja Pegawai.
[1] Hipotesis parsial untuk transparansi X1 H
01
: tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi terhadap kinerja pegawai
H
a1
: terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi
terhadap kinerja pegawai [2] Hipotesis parsial untuk akuntabilitas X2
H
02
: tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada akuntabilitas terhadap kinerja pegawai
68
H
a2
: terdapat pengaruh pada akuntabilitas terhadap kinerja pegawai
[3] Hipotesis parsial untuk independen X3 H
03
: tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada independen terhadap kinerja pegawai
H
a3
: terdapat pengaruh yang signifikan pada independen terhadap kinerja pegawai
[4] Hipotesis parsial untuk pertanggungjawaban X4 H
04
: tidak
ada pengaruh
yang signifikan
pada pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai
H
a4
: terdapat pengaruh yang signifikan pada pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai
[5] Hipotesis parsial untuk kewajaran X5 H
05
: Tidak ada pengaruh yang signifikan pada kewajaran
terhadap kinerja pegawai H
a5
: terdapat pengaruh yang signifikan antara kewajaran pada kinerja pegawai
69
Hasil uji parsial t ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
.671 .655
1.024 .310
skorX1 .219
.079 .288
2.772 .007
.641 1.561 skorX2
.113 .101
.094 1.111
.271 .964 1.037
SkorX3 .210
.066 .341
3.177 .002
.602 1.662 SkorX4
.200 .096
.212 2.079
.042 .668 1.497
SkorX5 .125
.101 .106
1.248 .216
.954 1.048 a. Dependent Variable: SkorY
Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015 [1] Variabel transparansi X1
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel transparansi skorX1 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.007 dengan nilai parsial t
positif 2,772 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H
a1
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa transparansi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.
[2] Hipotesis parsial untuk akuntabilitas X2 Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel akuntabilitas
skorX2 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.271 dengan nilai parsial t positif 1,111 tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari
70
0,05 yang berarti H
a2
tetap diterima karena mendapatkan hasil nilai parsial positif sehingga dapat dikatakan bahwa akuntabilitas
berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. [3] Hipotesis parsial untuk independen X3
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel independen skorX3 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.002 dengan nilai parsial t
positif 3,177 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H
a3
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa independen berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.
[4] Hipotesis parsial untuk pertanggungjawaban X4 Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel pertanggungjawaban
skorX4 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.042 dengan nilai parsial t positif 2,079 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 yang berarti H
a4
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa pertanggungjawaban berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
pegawai. [5] Hipotesis parsial untuk kewajaran X5
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel kewajaran skorX5 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.216 dengan nilai parsial t
positif 1,248 tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H
a5
tetap diterima karena mendapatkan hasil nilai parsial positif sehingga dapat dikatakan bahwa kewajaran berpengaruh tapi
71
tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.
C. Pembahasan
Penelitian ini menguji pengaruh variabel prinsip-prinsip good corporate governance GCG terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang,
dengan menggunakan lima macam variabel prinsip-prinsip GCG sebagai variabel independen. Variabel ini antara lain transparansi, akuntabilitas, independensi,
pertanggungjawaban, kewajaran. Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh Adjusted R Square sebesar 0,550. Sebagai berikut :
Tabel 4.15 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
0.741 0.550
0.515 0.27108
a. Predictors: Constant, SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3 b. Dependent Variable: SkorY
Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS 2015 Hal ini berarti 55 pengaruh variabel independen yang terdiri dari transparansi,
akuntabilitas, independen, pertanggungjawaban, dan kewajaran dapat menjelaskan variabel dependen, yaitu kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang.
Sedangkan sisanya sebesar 45 dijelaskan oleh variabel lain diluar prinsip GCG. Ada kemungkinan faktor yang termasuk kedalam 45 ini diantaranya dalah budaya
kerja dari masing-masing kebijakan bank syariah terkait. Selanjutnya adalah tabel anova yang menunjukan apakah variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan melihat signifikansi
72
pada tabel anova. Jika nilai sig 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen H
. Nilai signifikan tabel anova pada penelitian ini adalah 0, sehingga jelas bahwa 00,05dapat diartikan bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen maka H ditolak.
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini, maka penulis menarik kesimpulan bahwa penerapan prinsip Good Corporate
Governance GCG terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang jika diterapkan bersama-sama memiliki pengaruh positif dengan nilai 55. Adapun
prinsp-prinsip yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada Pedoman Umum Corporate Governance Indonesia tahun 2006 dan PBI No 1133PBI2009.
Responden penelitian ini berjumlah 71 orang yang terdaftar sebagai pegawai bank syariah di Kabupaten Pandeglang, Banten. Adapun data yang telah dikumpulkan dan
hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip Transparansi terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang dengan tingkat signifikansi
0,007 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan standar koefisien sebesar 21,9.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip independen terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang, dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,002 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan standar koefisien sebesar 21.
74
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai bank syarian di kabupaten pandeglang, dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,42 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan standar koefisien sebesar 20.
4. Dalam hasil penelitian ini penulis memperoleh 2 prinsip Good Corporate Governance GCG yang berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kinerja
pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang, yaitu prinsip akuntabilitas memperoleh tingkat signifikansi 0,271 0,05 dengan standar koefisien 11,3 dan
prinsip kewajaran memperoleh tingkat signifikansi 0,216 0,05 dengan standar koefisien 12,5.
5. Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukan bahwa prinsip Good Corporate Governance GCG yang diterapkan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. Hal ini dapat diketahui dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran antara lain sebagai berikut :
1. Output dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input bagi perusahaan dalam mengambil keputusan tentang kebijakan Good Corporate
Governance GCG yang diterapkan pada bank syariah sesuai dengan PBI No 1133PBI2009.