Hasi Uji Instrumen Penelitian

56 percent 1.4

2.1 11.63 58.45 26.4

pertanggungjawaban Cd1 8.5 52.1 39.4 Cd2 4.2 64.8 4.2 Cd3 7 54.9 38 total 19.7 171.8 81.6 percent 0 6.567 57.27 27.2 kewajaran Ce1 12.7 50.7 36.6 Ce2 8.5 56.3 35.2 Ce3 9.9 54.9 35.2 Ce4 7 59.2 33.8 total 38.1 221.1 140.8 percent 0 9.525 55.28 35.2 kinerja pegawai Da1 2.8 22.5 29.6 33.8 11.3 Da2 14.1 60.6 25.4 Da3 1.4 4.2 60.6 33.8 Da4 1.4 4.2 67.6 26.8 Da5 1.4 32.4 66.2 Da6 1.4 14.1 46.5 38 Da7 5.6 23.9 70.4 Da8 23.9 76.1 Da9 1.4 5.6 25.4 5.6 Da10 4.2 31 64.8 Da11 4.2 16.9 4.2 total 7 28.1 99.9 409.9 418.4 percent

0.64 2.55 9.082 37.26 38.04

2. Hasil Uji Validitas

Validitas suatu instrument menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Uji validitas dilakukan guna mengetahui tingkat kesahihan data penelitian yang diisi oleh responden atau dengan kata lain uji yang dilakukan 57 untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu pertanyaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Suatu penelitian akan valid jika instrumen penelitian yang digunakan dapat mengukur apa yang seharunya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan peneliti. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah indeks validitasnya 0,3. Dengan demikian, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen terebut tidak valid. Semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu 1,00 maka semakin baik pula konsistensinya atau validitasnya. Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas dari enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan total sampel 71 responden. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Independen Variabel No Corrected Item-Total Correlation Indeks Validitas Keterangan Transparansi Ca1 0.722 0,2 Valid Ca2 0.710 0,2 Valid Ca3 0.613 0,2 Valid Ca4 0.656 0,2 Valid Ca5 0.606 0,2 Valid Akuntabilitas Cb1 0.506 0,2 Valid Cb2 0.600 0,2 Valid Cb3 0.500 0,2 Valid Cb4 0.705 0,2 Valid Independen Cc1 0.709 0,2 Valid Cc2 0.721 0,2 Valid 58 Cc3 0.661 0,2 Valid Cc4 0.681 0,2 Valid Pertanggung jawaban Cd1 0.894 0,2 Valid Cd2 0.837 0,2 Valid Cd3 0.842 0,2 Valid Kewajaran Ce1 0.773 0,2 Valid Ce2 0.819 0,2 Valid Ce3 0.741 0,2 Valid Ce4 0.673 0,2 Valid Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015 Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Dependen Variabel No Corrected Item-Total Correlation Indeks Validitas Keterangan Ki ne rj a P ega wa i Da1 0.207 0,2 Valid Da2 0.467 0,2 Valid Da3 0.505 0,2 Valid Da4 0.480 0,2 Valid Da5 0.326 0,2 Valid Da6 0.370 0,2 Valid Da7 0.528 0,2 Valid Da8 0.607 0,2 Valid Da9 0.407 0,2 Valid Da10 0.700 0,2 Valid Da11 0.527 0,2 Valid Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015 Pada tabel hasil uji validitas variabel independen dan dependen dapat disimpulkan mempunyai data dengan kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai korelasi diatas 0,2. 59

3. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi dari instrument penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai cronbach Alpha berada diatas 0,6. Cara menganalisisnya dengan ketentuan jika skor r Alpha r Tabel, maka dapat dinyatakan reliable dan sebaliknya jika skor r Alpha r Tabel, maka dinyatakan tidak reliabel. Tabel 4.7 ini menunjukan hasil uji reliabilitas untuk 6 variabel penelitian yang digunakan untuk penelitian ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbachs Alpha Keterangan Transparansi 0.843 Reliabel Akuntabilitasi 0.771 Reliabel Independen 0.850 Reliabel Pertanggungjawaban 0.927 Reliabel Kewajaran 0.879 Reliabel Kinerja Pegawai 0.782 Reliabel Sumber : Data Primer Diolah pada Tahun 2015 Tabe; 4.7 menunjukan nilai Conbech’s Alpha atas variabel yang digunakan dalam penilitian. Transparansi 0,843, Akuntabilitas 0,771, Independen 0,850, Pertanggungjawaban 0,927, Kewajaran 0,879, Kinerja Pegawai 0,782. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbech’s alpha lebih dari 0,6. 60

4. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data normal. 1 Sebaran data dapat dilakukan normal apanbila nilai sig 0,05, dan sebaliknya data tidak normal jika nilai sig 0,05. Atau selain itu, intuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat tabel histogram dan normal P-Plot pada hasil output analisis data program computer SPSS versi 16.0 for Windows. Tabel 4.10 Analisis statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test skorX1 skorX2 SkorX3 SkorX4 SkorX5 SkorY N 71 71 71 71 71 71 Normal Parameters a Mean 4.1549 4.3415 4.0634 4.2958 4.2570 4.3176 Std. Deviation .51180 .32525 .63064 .41286 .32997 .38929 Most Extreme Differences Absolute .170 .194 .183 .195 .220 .087 Positive .141 .130 .146 .129 .162 .087 Negative -.170 -.194 -.183 -.195 -.220 -.077 Kolmogorov-Smirnov Z 1.431 1.634 1.541 1.643 1.853 .731 Asymp. Sig. 2-tailed .033 .010 .017 .009 .002 .658 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015 1 M. Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. h.91 61 Hasil uji normalitas berdsarkan analisa statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov pada Tabel 4.8 diatas menunjukan nilai rata-rata sig p 0,05, hal ini berarti data residual berdistribusi normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan gambar 4.4 di atas, dapa t disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogram. Jadi, data menunjukan pola distribusi normal dan berbentuk simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri. b. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF Variance Inflation Faktor pada Output SPSS versi 16.0. pada umumnya apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 VIF 10 maka Variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas. 62 Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .671 .655 1.024 .310 skorX1 .219 .079 .288 2.772 .007 .641 1.561 skorX2 .113 .101 .094 1.111 .271 .964 1.037 SkorX3 .210 .066 .341 3.177 .002 .602 1.662 SkorX4 .200 .096 .212 2.079 .042 .668 1.497 SkorX5 .125 .101 .106 1.248 .216 .954 1.048 a. Dependent Variable: SkorY Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16.0 Tahun 2015 Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai tolerance untuk variabel bebasnya lebih dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 VIF 10, sehingga persamaan regresi ini terbebas dari asumsi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan varian dalam suatu fungsi regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot pada output SPSS. Data yang baik adalah ketika titik sampel pada tabel scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik harus menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. 63 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari gambar 4.5 adalah grafik scatterplot yang menunjukan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 Nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai berdasarkan variabel yang mempengaruhinya.

5. Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear untuk pembuktian hipotesis penelitian, yaitu untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis ini 64 menggunakan input berdasarkan data primer yang diperoleh dari lembar kuesioner yang telah tersebar ke 71 responden. Perhitungan statistik dalam penelitian ini menggunaka aplikasi berbasis Windows yaitu SPSS versi 16.0. Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .671 .655 1.024 .310 skorX1 .219 .079 .288 2.772 .007 .641 1.561 skorX2 .113 .101 .094 1.111 .271 .964 1.037 SkorX3 .210 .066 .341 3.177 .002 .602 1.662 SkorX4 .200 .096 .212 2.079 .042 .668 1.497 SkorX5 .125 .101 .106 1.248 .216 .954 1.048 a. Dependent Variable: SkorY Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015 Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 Y = 0,671 + 0,219 X 1 + 0,113 X 2 + 0,210 X 3 + 0,200 X 4 + 0,125 X 5 a. nilai konstanta a sebesar 0,671 dapat diartikan bahwa nilai Y akan bernilai 0,671 jika semua variabel independen masing masing-bernilai nol. 65 b. Koefisien regresi untuk X 1 , yaitu transparansi sebesar 0,219 menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel transparasi sebesar 1 akan menaikan kinerja sebesar 0,219. Semakin meningkat variabel transparansi maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai. c. Koefisien regrasi untuk X 2 , yaitu akuntabilitas sebesar 0,113 menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel akuntabilitas sebesar 1 akan menaikan kinerja sebesar 0,113. Semakin meningkat variabel akuntabilitas maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai d. Koefisien regrasi untuk X 3 , yaitu independen sebesar 0,210 menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel independen sebesar 1 akan menaikan kinerja sebesar 0,210. Semakin meningkat variabel independen maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai. e. Koefisien regresi untuk X 4 , yaitu pertanggungjawaban sebesar 0,200 menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel pertanggungjawaban sebesar 1 akan menaikan kinerja sebesar 0,200. Semakin meningkat variabel pertanggungjawaban maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai. f. Koefisien regresi untuk X 5 , yaitu kewajaran sebesar 0,125 manyatakan bahwa setiap kenaikan variabel kewajaran sebesar 1 maka akan menaikan kinerja sebesar 0,125. Semakin meningkat variabel kewajaran maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai. 66

6. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Simultan F Untuk menguji apakah regresi tersebut sudah benar dan layak, maka dilakukan pengujian hubungan secara bersama-sama antara variabel X terhadap Y dimana variabel X terdapat 5 variabel yaitu transparansi X 1 , akuntabilitas X 2 , independen X 3 , pertanggungjawaban X 4 , dan kewajaran X 5 terhadap kinerja pegawai Y. untuk menemukan pengaruh secara simultan maka dibuat hipotesis sebagai berikut : [1] H a : transparansi, akuntabilita, independen, pertanggungjawaban, dan kewajaran secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. [2] H : transparansi, akuntabilitas, independen, pertanggungjawaban, dan kewajaran secara bersama-sama tidak berpengaru positif terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5.832 5 1.166 15.873 .000 a Residual 4.776 65 .073 Total 10.608 70 a. Predictors: Constant, SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3 b. Dependent Variable: SkorY Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015 67 Dilihat dari hasil prin out tabel ANOVA, diperoleh nilai F hitung = 15.837 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena F hitung lebih besar dari F tabel 15,873 2,31 dan tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang atau dapat dikatakan bahwa prinsip Good Corporate Governance GCG yang diterapkan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. Hal ini berarti bahwa H a diterima dan H ditolak. b. Uji Parsial t Uji parsial atau uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen Prinsip Good Corporate Governance dalam menerangkan variasi variabel dependen Kinerja Pegawai. [1] Hipotesis parsial untuk transparansi X1 H 01 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi terhadap kinerja pegawai H a1 : terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi terhadap kinerja pegawai [2] Hipotesis parsial untuk akuntabilitas X2 H 02 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada akuntabilitas terhadap kinerja pegawai 68 H a2 : terdapat pengaruh pada akuntabilitas terhadap kinerja pegawai [3] Hipotesis parsial untuk independen X3 H 03 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada independen terhadap kinerja pegawai H a3 : terdapat pengaruh yang signifikan pada independen terhadap kinerja pegawai [4] Hipotesis parsial untuk pertanggungjawaban X4 H 04 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai H a4 : terdapat pengaruh yang signifikan pada pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai [5] Hipotesis parsial untuk kewajaran X5 H 05 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada kewajaran terhadap kinerja pegawai H a5 : terdapat pengaruh yang signifikan antara kewajaran pada kinerja pegawai 69 Hasil uji parsial t ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .671 .655 1.024 .310 skorX1 .219 .079 .288 2.772 .007 .641 1.561 skorX2 .113 .101 .094 1.111 .271 .964 1.037 SkorX3 .210 .066 .341 3.177 .002 .602 1.662 SkorX4 .200 .096 .212 2.079 .042 .668 1.497 SkorX5 .125 .101 .106 1.248 .216 .954 1.048 a. Dependent Variable: SkorY Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015 [1] Variabel transparansi X1 Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel transparansi skorX1 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.007 dengan nilai parsial t positif 2,772 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H a1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa transparansi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. [2] Hipotesis parsial untuk akuntabilitas X2 Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel akuntabilitas skorX2 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.271 dengan nilai parsial t positif 1,111 tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 70 0,05 yang berarti H a2 tetap diterima karena mendapatkan hasil nilai parsial positif sehingga dapat dikatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. [3] Hipotesis parsial untuk independen X3 Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel independen skorX3 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.002 dengan nilai parsial t positif 3,177 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H a3 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa independen berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. [4] Hipotesis parsial untuk pertanggungjawaban X4 Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel pertanggungjawaban skorX4 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.042 dengan nilai parsial t positif 2,079 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H a4 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa pertanggungjawaban berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. [5] Hipotesis parsial untuk kewajaran X5 Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel kewajaran skorX5 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.216 dengan nilai parsial t positif 1,248 tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H a5 tetap diterima karena mendapatkan hasil nilai parsial positif sehingga dapat dikatakan bahwa kewajaran berpengaruh tapi 71 tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.

C. Pembahasan

Penelitian ini menguji pengaruh variabel prinsip-prinsip good corporate governance GCG terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang, dengan menggunakan lima macam variabel prinsip-prinsip GCG sebagai variabel independen. Variabel ini antara lain transparansi, akuntabilitas, independensi, pertanggungjawaban, kewajaran. Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh Adjusted R Square sebesar 0,550. Sebagai berikut : Tabel 4.15 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0.741 0.550 0.515 0.27108 a. Predictors: Constant, SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3 b. Dependent Variable: SkorY Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS 2015 Hal ini berarti 55 pengaruh variabel independen yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, independen, pertanggungjawaban, dan kewajaran dapat menjelaskan variabel dependen, yaitu kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. Sedangkan sisanya sebesar 45 dijelaskan oleh variabel lain diluar prinsip GCG. Ada kemungkinan faktor yang termasuk kedalam 45 ini diantaranya dalah budaya kerja dari masing-masing kebijakan bank syariah terkait. Selanjutnya adalah tabel anova yang menunjukan apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan melihat signifikansi 72 pada tabel anova. Jika nilai sig 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen H . Nilai signifikan tabel anova pada penelitian ini adalah 0, sehingga jelas bahwa 00,05dapat diartikan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen maka H ditolak. 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini, maka penulis menarik kesimpulan bahwa penerapan prinsip Good Corporate Governance GCG terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang jika diterapkan bersama-sama memiliki pengaruh positif dengan nilai 55. Adapun prinsp-prinsip yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada Pedoman Umum Corporate Governance Indonesia tahun 2006 dan PBI No 1133PBI2009. Responden penelitian ini berjumlah 71 orang yang terdaftar sebagai pegawai bank syariah di Kabupaten Pandeglang, Banten. Adapun data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip Transparansi terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang dengan tingkat signifikansi 0,007 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan standar koefisien sebesar 21,9. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip independen terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan standar koefisien sebesar 21. 74 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai bank syarian di kabupaten pandeglang, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,42 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan standar koefisien sebesar 20. 4. Dalam hasil penelitian ini penulis memperoleh 2 prinsip Good Corporate Governance GCG yang berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang, yaitu prinsip akuntabilitas memperoleh tingkat signifikansi 0,271 0,05 dengan standar koefisien 11,3 dan prinsip kewajaran memperoleh tingkat signifikansi 0,216 0,05 dengan standar koefisien 12,5. 5. Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukan bahwa prinsip Good Corporate Governance GCG yang diterapkan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. Hal ini dapat diketahui dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran antara lain sebagai berikut : 1. Output dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input bagi perusahaan dalam mengambil keputusan tentang kebijakan Good Corporate Governance GCG yang diterapkan pada bank syariah sesuai dengan PBI No 1133PBI2009.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Perusahaan dengan Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan Perkebunan yang Ada di Indonesia)

5 95 103

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan mengunakan Manajemen Laba sebagai variabel intervening , Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 170 122

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Sektor Publik (Studi Kasus pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

12 131 128

Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Good Corporate Governance di Perusahaan Perbankan yang Telah Go Public.

1 83 82

Analisis Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Karyawan Di Bagian Administrasi Umum Rumah Sakit Umum Daerah DR. Zainoel Abidin Banda Aceh

11 96 111

Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan

1 25 1

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 29 121

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening
( Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar di Bursa efek Indonesia)

1 33 101

Pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai perbankan syariah di kabupaten Pandeglang : Februari-Maret 2015

1 16 104

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Profitabillitas Perbankan.

0 2 20