pengaruh penerapan prinsip good corporate governance (GCG) terhadap kinerja pegawai perbankan syariah di Kabupaten Pandeglang (Februari-Maret 2015)
PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA PEGAWAI PERBANKAN SYARIAH DI
KABUPATEN PANDEGLANG (Februari-Maret 2015)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
RIYAN BAHTERA MUTAQODIM NIM : 109046100100
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MU’AMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1436 H/2015 M
(2)
(3)
(4)
(5)
vi
ABSTRAK
Riyan Bahtera Mutaqodim. NIM 109046100100. Pengaruh
Penerapan Prinsip
Good Corporate Governance
(GCG) terhadap Kinerja
Pegawai Bank Syariah di Kabupaten Pandeglang (Februari-Maret 2015).
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2015 M/1436 H.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
prinsip
good corporate governance
(GCG) terhadap kinerja
pegawai
bank syariah di kabupaten pandeglang. Tekhik pengambilan sampel yang
digunakan dengan cara
purposive sampling
, dengan teknik pengumpulan
data menggunakan angket yang dibagikan kepada seluruh pegawai yang
terdaftar pada bank syariah di kabupaten pandeglang. Metode analisis
dan datanya menggunakan uji sumsi klasik, regresi linear berganda, dan
uji hipotesis (uji f dan uji t).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prinsip GCG yang
diterapkan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai bank
syariah di kabupaten pandeglang.
Kata kunci
: Prinsip GCG, Kinerja, Pegawai
(6)
vii
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah di Kabupaten Pandeglang (Februari-Maret 2015)”.
Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
yang telah membawa umat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang terang
benderang dan penuh khazanah keilmuan saat sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat do’a, dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak M Jasrip dan Ibu Neneng Muharomah yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang, do’a, dukungan, bimbingan dan kesabaran
bagi anak-anaknya, Ridho, Aldi serta jajaran keluarga besar yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu dimana selalu memberikan semangat
(7)
viii
2. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar M.A. Ph.D.
3. Ketua Program Studi Mu’amalat, Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif,
M.Ag., M.H., yang telah memberikan ilmunya.
4. Sekretaris Jurusan Perbankan Syari’ah, Bapak Abdurrauf, Lc, M.A., yang
telah memberikan ilmu, informasi dan membimbing penulis selama
kuliah.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Syahrul Adam, M.Ag., yang telah
memberikan ilmu, motivasi, saran dan dengan sabar membimbing penulis
hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Seluruh Bank Syariah di Kabupaten Pandeglang (Bank Syariah Mandiri,
BRI Syariah, BJB Syariah, dan Bank Mega Syariah) yang telah bersedia
menjadi tempat penelitian dan Bu Indri, Pak Agah, Pak Haryanto, Bu
Empit, Bu Retni, Bu Naura, Bu Irma, Pak Agung, Pak Hendro sebagai
selaku pejabat instansi dan beserta para staf dan karyawan seluruh Bank
Syariah di Kabupaten Pandeglang yang telah memberikan bantuan,
informasi dan ilmunya kepada penulis.
7. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syari’ah dan Hulum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
(8)
ix
hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Sahabat El-baroque (Ari, Almam, Habib, Ichank, Teje, Abe, Achy, dan
yang lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu), Tata, Fikria,
Misbak, Fajrin, Mala, ijon, nduh, dan kawan-kawan Ciputat lainnya yang
sudah memberikan sejarah terindah dalam kehidupan sampai saat ini.
10.Sahabat Kepompong (Abdil, Ichun, Yudi, Gurfan, Baim, Ewing, Romi,
Deni, Hadi dan Apis) yang sudah penulis anggap seperti saudara sendiri.
11.CAB.COM, PURPALA Pandeglang, keluarga besar HMB Jakarta, KKN
Tuah Sakato 2012, Komunitas Musik Mahasiswa RIAK, teman-teman PS
C 2009 dan seluruh teman-teman di UIN Syarif Hidayatullah yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan dan
bantuan kalian.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang
turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.Tak lupa penulis
mengucapkan mohon maaf, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna karena berbagai keterbatasan dan kemampuan penulis, baik
kemampuan akademik maupun kemampuan teknik penulisan.
Ciputat, Maret 2015 Riyan Bahtera Mutaqodim
(9)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBER xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Identifikasi Masalah……….... 6
C. Pembatasan Masalah………... 6
D. Perumusan Masalah………... 7
E. Tujuan Penelitian………... 7
F. Manfaat Penelitian………... 8
G. Pernyataan Variabel dan Hipotesis Penelitian ……… 9
H. Review Studi Terdahulu………... 9
I. Sistematika Penulisan………... 13
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Good Corporate Governance (GCG) ……… 15
1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG) ……… 15
2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)…… 20
a.Transparansi (Transparency)……… 20
b.Akuntabilitas (Accountability)……… 22
c.Pertanggungjawaban (Responsibility)………. 23
d.Independen/Kemandirian (Independency) ………. 25
e.Kewajaran (Fairness) ………. 25 3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate
Governance (GCG)……… 27
(10)
xi
B. Kinerja Pegawai ………. 30
1. Pengertian Kinerja Pegawai ……….. 30
2. Dimensi Kinerja ……… 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ……… 34
B. Jenis Penelitian ……….. 34
C. Populasi dan Sampel ………. 35
1. Populasi ……… 35
2. Sampel ……… 36
D. Variabel Penelitian ……….. 36
1. Variabel Independen/Bebas (X)………. 36
2. Variabel Dependen/Terikat (Y) ……… 38
E. Tekhnik Pengumpulan Data……… 41
F. Pengujian Instrumen Penelitian ……… 42
1. Uji Validitas ………. 43
2. Uji Reliabilitas ……….. 43
G. Metode Analisis……….. 44
1. Analisis Deskriptif………. 44
2. Uji Asumsi Klasik ……….. 44
a.Uji Normalitas ……….. 44
b.Uji Multikolinearitas ……… 44
c.Uji Heteroskedastisitas ……… 45
3. Analisis Regresi Linear Berganda ……… 46
4. Uji Hipotesis……… 46
a.Uji-F (Uji Global)……… 47
b.Uji-t (Uji pengeruh parsial)……….. 47
(11)
xii
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……… 50
1. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 50
2. Karakteristik Profil Responden………. 51
a.Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin…….. 51
b.Deskripsi responden berdasarkan pendidikan ………….. 52
c.Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja………… 53
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian………. 53
1. Hasil Uji Deskriptif ……… 53
2. Hasil Uji Validitas……….. 56
3. Hasil Uji Reliabilitas……….. 59
4. Hasil Uji Asumsi Klasik………. 60
a. Uji Normalitas……….. 60
b. Uji Multikolinearitas……… 61
c. Uji Heteroskedastisitas………. 62
5. Analisis Regresi Linear Berganda……….. 63
6. Hasil Uji Hipotesis……….. 66
a. Uji Simultan F……….. 66
b. Uji Parsial t……….. 67
C. Pembahasan……….. 71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….. 73
B. Saran………. 74
DAFTAR PUSTAKA 76
(12)
xiii
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran………. 39
Tabel 3.2 Skala Likert………. 42
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian……….. 51
Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…… 52
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan………. 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja……. 53
Tanel 4.5 Hasil Hasil Uji Deskriptif Variabel……… 54
Tabel 4.6 Variabel Deskriptif (%)……… 55
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (X)……… 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Dependen (Y)……… 58
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas……… 59
Tabel 4.10 Analisis Statistik Normalitas ………. 60
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas………. 62
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda………. 64
Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan………. 66
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial ……… 69
(13)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran……… 49
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas………. 61
(14)
1
A. Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya jenis produk yang ditawarkan kepada masyarakat serta
semakin bertambahnya jaringan pelayanan perbankan syariah. Hal tersebut,
menunjukan perkembangan yang pesat mengenai perbankan syariah sehingga
menuntut manajemen untuk menerapkan sebuah struktur dan strategi agar perusahaan
dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu panjang dan dapat ikut andil serta
memenangkan persaingan bisnis global.
Dengan perkembangan terebut, isu Corporate governance yang tadinya bersifat marginal kini telah menjadi isu sentral, Good Corporate Governance timbul berkaitan dengan principal agency theory, yaitu untuk menghindari konflik antara principal dengan agennya. Konflik tersebut muncul karena perbedaan kepentingan
tersebut harus dikelola sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak lainnya.
Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang
kondusif. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman menganai GCG dan diterapkannya
di perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan
dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan.1.
1
Sambutan Boediono, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia (Komite Nasional Kebijakan Governance [KNKG], 2006). h.i
(15)
2
Berita korupsi di berbagai elemen sedang membuming, begitu pula yang terjadi
pada lembaga perbankan baik BUMN ataupun swasta, harus menjadi perhatian serius
bagi para stakeholder bank syariah dan pihak yang berkaitan dengan lembaga perbankan syariah tak terlepas pula dari para akademisi ekonimi syariah lainnya yang
ikut serta di dalamnya. Dimasa depan, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya
korupsi dan penyimpangan di bank syariah, meskipun terdapat Dewan Pengawas
Syariah . apa lagi sekarang ini perbankan syariah semakin banyak, maka para banker
syariah pun semakin bertambah banyak pula. Sehubungan dengan itu, para jajaran
eksekutif dan pejabat bank, bahkan termasuk komisaris harus ekstra hati-hati dalam
mengelola lembaga perbankan syariah yang selalu dinilai suci, karena berasal dari
prinsip ilahiyah.2
Good Corporate Governance (GCG) yang merupakan salah satu kunci sukses perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan agar bertumbuh dan memiliki
kemajuan dalam jangka panjang. Penerapan GCG pun diyakini dapat merubah serta
menolong perusahaan dari keadaan yang kritis menuju arah yang lebih baik sehingga
mampu bersaing dalam persaingan bisnis global, asalkan dikelola dengan profesional
dan meningkatkan kinerja bank dalam melindungi kepentingan stakeholders serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada
industri perbankan, bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman
pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
2
Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah. Artikel diakses pada 3 mei 2014 dari http://agustianto.worldpress.com
(16)
Dalam PBI Nomor 11/33/2009 yg ditetapkan oleh BI tentang pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada tanggal 7 Desember 2009 mempunyai beberapa prinsip yaitu prinsip keterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), Independen (Independence) dan kewajaran (fairness).3 Selain itu penerapan GCG juga dapat membantu bank syariah untuk mengurangi segala sesuatu yang tidak sehat misalnya pembiayaan yang tidak baik,
meningkatkan akurasi penilaian bank, infrastruktur, kualitas pengambilan keputusan
dalam bisnis serta memiliki sistem deteksi dini terhadap high risk bussines area, product, dan service.
Perkembangan bisnis perbankan syariah yang sangat cepat ini tampakna belum
dibarengi oleh kualitas sumber daya insani yang mendukungnya. Sebagai salah satu
industri yang baru tumbuh, perkembangan perbankan syariah di Indonesia sungguh
luar biasa. Apalagi era tersebut justru terjadi saat perekonomian nasional secara
umum tengah lesu darah dan beberapa bank konvensional kelas menengah
mengalami masalah likuditas yang cukup serius. Penerapan Good Corporate Governance di lembaga perbankan syariah menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Bahkan bank-bank syariah harus tampil sebagai pionir terdepan dalam
mengimplementasikan Good Corporate Governance tersebut.4
3
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/2009. Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. h.5
4
Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah, Artikel diakses pada 3 mei 2014 dari http://agustianto.worldpress.com
(17)
4
Di Indonesia perbankan syariah sudah dikenal cukup lama. Bank syariah mulai
berdiri di Indonesia sejak tahun 1992, dengan diawali oleh Bank Mu’amalat
Indonesia (BMI)5. Seiring perkembangan ekonomi di Indonesia kemudian berdirilah
beberapa bank syariah yakni pada tahun 1999 berdirilah Bank Syariah Mandiri serta
Bank Mega Syariah dan kemudian di susul oleh BRI Syariah kemudian Bukopin
Syariah dan Panin Syariah. Pada saat itu perkembangan bank syariah sangat pesat di
Indonesia.
Hal yang menarik yang perlu diteliti adalah ketika melihat perusahaan
perbankan yang baru berdiri tentu membutuhkan tata kelola perusahaan yang kuat
sehingga mendapatkaan dukungan dalam perkembangan perusahaan tersebut. Pihak
terkait meyakini bahwa GCG merupakan konsep pengolahan usaha yang mampu
menyatukan arah perusahaan dengan maksud agar terdapat kesatuan arah antara
seluruh Governance struktur dan keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjalin kelangsungannya dan bertanggung jawab
kepada stakeholder serta mencapai visi misi perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dengan bentuk dan cakupan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank
Indonesia. Dari informasi yang bersifat fundamental tersebut dapat dilihat apakah
bank tersebut telah mencapai tingkat efisiensi yang baik, dalam arti telah
5
Adiwarman Karim, BANK ISLAM : Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT.Raja Grafindo,2006) h.25
(18)
memanfaatkan, mengelola, dan mencapai kinerja secara optimal dengan
menggunakan sumber-sumber dana yang ada.
Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan memiliki
kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik, masyarakat pemodal akan
menanamkan dananya pada bank tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan
masyarakat bahwa bank tersebut dapat memenuhi harapannya. Bank yang
memperoleh dana dari masyarakat akan secara sadar bahwa memiliki tanggung jawab
untuk mengelola aktiva serta sumber-sumber dana yang dimiliki secara profesional
dan juga dalam rangka melaksanakan tata kelola yang sesuai dengan Good Corporate Governance untuk menciptakan industri perbankan yang sehat dan tangguh dalam upaya melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap Undang-Undang serta tata etika yang berlaku.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis berkeinginan untuk mengangkat
judul “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA PEGAWAI BANK SYARIAH DI KABUPATEN PANDEGLANG (Februari-Maret 2015)”.
(19)
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis melihat beberapa faktor
yang terkait dalam pembahasan penelitian ini yaitu :
1. Perbankan Syariah memerlukan sebuah struktur dan strategi agar
perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu yang
panjang.
2. Untuk menghindari konflik antara principal dengan agennya, maka harus
dilakukan pengelolaan sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak
lainnya, salah satunya yaitu dengan cara menerapkan prinsip GCG.
3. Penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dapat digunakan untuk mengetahui kualitas kinerja pegawai serta indikator kesuksesan
dalam pencapaian tujuan perusahaan, karena dengan kinerja pegawai
perusahaan yang buruk dapat menyebabkan ketidakefektifan alokasi
sumber daya serta mengurangi pertumbuhan ekonomi.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan masalah yang diangkat pada penelitian ini fokus dan tidak
melebar, penelitian ini dilakukan pada lembaga keuangan syariah yang bergerak di
bidang industri perbankan syariah yang berada di Kab.Pandeglang meliputi Bank
Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Mega Syariah.
(20)
penerapan GCG sejak pengesahan PBI No.11/33/PBI/2009 sebagai bentuk komitmen
dalam mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Apa pengaruh penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah di Kab.Pandeglang ?
2. Seberapa besar pengaruh penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah di Kab. Pandeglang ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan Good Corporate Governance pada Kinerja Pegawai Bank Syariah di Kab.Pandeglang
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan Good Corporate Govenance terhadap Kinerja Pegawai di Bank Syariah di Kab.Pandeglang
(21)
8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi mahasiswa dan pihak civitas akademik, penelitian ini dapat menjadi
bahan referensi penelitian selanjutnya agar bisa disempurnakan serta
menjadi bahan pembanding dalam ilmu pengetahuan.
b. Bagi peneliti, sebagai wahana dalam memperluas wawasan dan menambah
ilmu pengetahuan mengenai Good Corporate Governance menjadi bahan pembahasan dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak lembaga keuangan syariah, peneliti mengharapkan agar dapat
memberikan sumbangan berupa kontribusi pemikiran kepada pihak terkait
mengenai tema pokok penelitian, yaitu mengenai Prinsip-prinsip GCG
mewujudkan Kinerja Pegawai pada pihak lembaga keuangan terkait.
b. Bagi pihak investor, semoga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi
media informasi dalam melakukan investasi sehingga menghasilkan
keputusan yang matang dalam berinvestas serta para investor dapat
melakukan penilaian terhadap Kinerja Pegawai berdasarkan prinsip-prinsip
GCG.
c. Bagi Masyarakat umum, semoga dapat menjadi media informasi mengenai
(22)
syariah, sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian serta menambah
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah.
G. PernyataanVariabel dan Hipotesis Penelitian
1. Variabel
Pada penelitian ini, Variabel independen (X) yang biasa disebut dengan
variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen (Y).
Variabel independen (X) pada penelitian ini yaitu Prinsip Good Corporate Governance(GCG) yang terdiri dari beberapa dimensi yaitu Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2), Independen (X3), Pertanggungjawaban (X4), dan Kewajaran
(X5).
Variabel dependen (Y) atau yang biasa disebut variabel terikat merupakan
variabel yang dipengeruhi oleh variabel independen (X). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kinerja Pegawai.
2. Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif pada Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai Bank-bank syariah di kab.Pandeglang
Ha : Terdapat pengaruh positif pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai Bank-bank syariah di kab.pandeglang
(23)
10
H. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.1
Review Studi Terdahulu
No Nama dan
Judul Variabel Hasil Perbedaan
1 Hayyuning Tyas Rosdiani, dengan judul penelitian Pengaruh sistem pengendalian internal, audit laporan keuangan, dan penerapan GCG terhadap kualitas laporan keuangan (Tahun 2011) Independen (X): Pengendalian internal, audit laporan keuangan, GCG, Dependen (Y) : laporan keuangan
Secara parsial dan simultan sistem pengendalian internal, audit laporan keuangan dan penerapan GCG mempunyai
pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Namun dari semua variabel independen tersebut yang paling dominan
berpengaruh adalah sistem pengendalian internal.
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif non-parametrik dengan metode analisis regresi berganda dan
menggunakan variabel berdasarkan prinsip GCG { Transparansi (X1), Akuntabnilitas (X2),
pertanggungjawaban (X3), Independensi (X4), dan Kewajaran (X5) }, serta
memfokuskan penelitian pada Kinerja Pegawai (Y) Bank Syariah di Kab.Pandeglang.
2 Dini Ratnasari dengan judul
Independen (X):
Internal auditor dan DPS mempunyai pengaruh positif
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif non-parametrik dengan
(24)
penelitian “Pengeruh penerapan internal auditor dan DPS dalam mewujudkan GCG terhadap kualitas laporan keuangan bank syariah.“ (tahun 2011) Internal auditor, DPS, GCG, Dependen (Y) : laporan keuangan yang signifikan terhadap GCG, sedangkan variabel GCG mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan bank syariah, dan kemudian internal auditor dan DPS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan bank syariah.
metode analisis regresi berganda dan
menggunakan variabel berdasarkan prinsip GCG { Transparansi (X1), Akuntabnilitas (X2),
pertanggungjawaban (X3), Independensi (X4), dan Kewajaran (X5) }, serta
memfokuskan penelitian pada Kinerja Pegawai (Y) Bank Syariah di Kab.Pandeglang.
3. Rica Aulia, dengan judul penelitian “Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank Syariah Mega.” (tahun 2009) Independen (X): GCG Dependen (Y) : Operasional PT.Bank Mega Syariah Secara simultan telah dilaksanakan secara baik berdasarkan prinsip-prinsipnya. Namun, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki agar lebih baik lagi di masa yang akan datang
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif non-parametrik dengan metode analisis regresi berganda dan
menggunakan variabel berdasarkan prinsip GCG { Transparansi (X1), Akuntabnilitas (X2),
(25)
12
(X3), Independensi (X4), dan Kewajaran (X5) }, serta
memfokuskan penelitian pada Kinerja Pegawai (Y) Bank Syariah di Kab.Pandeglang.
4. Yesi Denti Utami, dengan judul penelitian “Pengaruh penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap kualitas laporan keuangan PT. PLN distribusi Jawa Barat dan Banten” (tahun 2008) Independen (X): Good Corporate Governance (GCG) Dependen (Y) : Laporan Keuangan
Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) yang dilakukan dengan baik mempunyai pengeruh positif yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan PT. PLN distribusi Jawa Barat dan Banten
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif non-parametrik dengan metode analisis regresi berganda dan
menggunakan variabel berdasarkan prinsip GCG { Transparansi (X1), Akuntabnilitas (X2),
pertanggungjawaban (X3), Independensi (X4), dan Kewajaran (X5) }, serta
memfokuskan penelitian pada Kinerja Pegawai (Y) Bank Syariah di Kab.Pandeglang.
(26)
dengan judul penelitian “Analisis Mekanisme Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perbankan.” (tahun 2013) (X): Dewan Direksi (X1), Dewan Komisaris (X2), Komisaris Independen (X3), Kepemilikan Managerial (X4) Dependen (Y) : Kinerja Perusahaan Dewan Direksi, Komisaris Independen, dan Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap kinerja perbankan sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh pendekatan kuantitatif non-parametrik dengan metode analisis regresi berganda dan
menggunakan variabel berdasarkan prinsip GCG { Transparansi (X1), Akuntabnilitas (X2),
pertanggungjawaban (X3), Independensi (X4), dan Kewajaran (X5) }, serta
memfokuskan penelitian pada Kinerja Pegawai (Y) Bank Syariah di Kab.Pandeglang.
I. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, maka peneliti akan
menyusunnya menjadi beberapa bab yang masing-masing bab terdiri dari sub bab
yang menjelaskan tentang isi dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan
penelitian yang mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi fakultas Syariah dan
hukum UIN Syarif Hidayatullah ini akan disusun sebagai berikut:
(27)
14
Berisi pendahuluan dengan uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
serta sistematika penullisan.
BAB II
Berisi tentang tiunjaun pustaka, berisi penelitian terdahulu, landasan teori dan
kerangka pemikiran
BAB III
Metodologi penelitian, berisi metode penelitian, data dan teknik pengumpulan
data, penjelasan mengenai variabel – variabel penelitian, ruang lingkup, metode
analisis data dengan menggunakan instrumen dan teknik uji instrumen penelitian,
teknis analis data dan interpretasi hasil regresi.
BAB IV
Hasil penelitian, berisi analisis yang dilakukan untuk memperhitungkan
korelasi antar variabel Independent, dilanjutkan dengan analisis regresi linier
berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen, selanjutnya
melihat seberapa kuat hubungan variabel Independent terhadap variabel dependen
dengan melihat koefisien determinasinya. Kemudian menginterpretasikan hasili
(28)
BAB V
Penutup, berisi kesimpulan dan jawaban atas segala permasalahan yang
diangkat, serta saran-saran yang dianggap perlu untuk peningkatkan pengetahuan
pihak-pihak tertentu.
(29)
15
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Good Corporate Governance (GCG)
1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance yang selanjutnya disingkat GCG merupakan sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari
mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan (Hard Definition), maupun ditinjau dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (Soft Definition). Dari segi soft definition yang mudah dicerna, sekalipun orang awam dapat diartikan, yaitu : “komitmen, aturan main,
serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika.”1
Uraian prinsip ataupun aturan pelaksanaan Good Corporate Governance antar negara dan antar perusahaan bisa berbeda karena perbedaan latar belakang
ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Corporate governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan antara pemilik dan manager. Selain itu ada pula yang
menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada kerangka aturan dan peraturan yang memungkinkan stakeholders untuk membuat perusahaan memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return.2
1
Tim GCG BPKP. Diakses pada tanggal 1 November 2014 dari
www.bpkp.go.id/dan/299/good-corporate.bpkp 2
Theresia Dwi Hastuti, “Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan”, jurnal diakses pada 28 november 2014 dari
(30)
Penerapan tata kelola yang baik Good Corporate Governance (GCG) diharapkan mampu meminimalisir masalah yang terdapat pada institusi perbankan
dan terciptanya keterbukaan informasi, adanya pertanggungjawaban pimpinan,
perlakuan adil bagi setiap pegawai dalam menjalankan kewajiban, dan menerima
hak–haknya sebagai pegawai maupun adanya keterlibatan dari seluruh pegawai
dalam pengembangan organisasi menjadi lebih baik lagi. Ada dua teori utama
yang terkait dengan Corporate Governance yaitu stewardship theory dan agency theory.3 Stewardship dibangun di atas asumsi filosifis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakikatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan
penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain.
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Coorporate Governance) merupakan struktur yang oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris dan
manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut
dan mengawasi kinerja. Sedangkan Menurut OECD dalam susilo, corporate governance merupakan perangkat tata hubungan antara mamajemen peseroan, direksi, komisasris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya.4
Menurut Sidharta dan Cyntia dalam Skripsi Oktapiyani juga mengutarakan
bahwa istilah Good Corporate Governance (GCG) secara umum dikenal sebagai suatu sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan
3
Mas Achmad Daniri. “Good Corporate Governance. Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia. (Jakarta : Ray Indonesia, 2006), h.2
4
Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata, “Good Corporate Governance Pada Bank”, (Jakarta:PT HikayatDunia, 2007), h.17.
(31)
17
meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder), seperti kreditur, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas. GCG
memiliki lima prinsip dasar yaitu : Transparancy, accountability, fairness, independency, dan responsibility. 5 Prinsip GCG dapat digunakan untuk melindungi pihak-pihak minoritas dari pengembil alih yang dilakukan oleh para
manager dan pemegang saham dengan mekanisme legal.6
Good Corporate Governance (GCG) dalam perspektif islam seperti juga digagas dunia barat, diharapkan memiliki peranan yang sangat esensial dalam
upaya pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Tetapi dalam islam
menambahkan nilai-nilai yang sangat mendalam berupa unsur Maqosid Syariah, yaitu perlindungan terhadap kemashlatan manusia yang umum dan universal.
Kemaslahatan sebagai maqasid syariah mencakup lima prinsip dasar, yaitu memelihara agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Adapun
memastikan terpeliharanya lima prinsip dasar adalah maslahat dan Apapun yang
menguranginya adalah mafsadat dan hal sebaliknya menghilangkan unsur yang mengurangi atau merugikan itulah yang merupakan maslahat.7
Secara keseluruhan, prinsip-prinsip mashlahat mencerminkan bagaimana
islam dan syariahnya memberikan arti penting pada kepentingan umum lebih dari
5
Mas Achmad Daniri. Good Corporate Governance. Konsep dan Penerapannya, h.9
6
Desi Oktapiyani, “Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Likuiditas Perbankan Nasional”, (Skripsi S1 fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,2009), h.22
7
Mal an Abdullah, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonsia,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010) h.5
(32)
pada kepentingan individu. islam menyediakan kerangka dalam pengambilan
keputusan dan mekanisme adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Dalam
konteks GCG, prinsip-prinsip itu menawarkan pedoman dan pertimbangan moral
bagi manajemen dan stakeholder lain, khususnya untuk memecahkan konflik yang mungkin muncul dalam pengembangan usaha.8
Noviati mengatakan bahwa menurut bank dunia, definisi GCG adalah aturan
standar atas nama organisasi di bidang ekonomi yang mengatur prilaku pemilik
perusahaan, direktur, dan manager serta perincian dan penjabaran tugas dan
wewenang serta pertanggung jawabannya kepada investor.9
Menurut FCGI (Forum For Corporate Governance of Indonesia) bahwa good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditor,
pemerintah, pegawai, serta pihak pemegang kepentingan intern dan ekstern yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.10
Surya dan yustiavanda mengutarakan bahwa Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) mendefinisikan bahwa corporate governance sebagai sekumpulan hubungan antar pihak manajemen, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan
8
Ibid., h.59
9
Leny Noivanti. Penerapan Good Corporate Governance. Jurnal akuntansi dan Keuangan vol 14. Tahun 2009.h. 35
10
FCGI ( Forum for Corporate Governance of Indonesian ). Corporate Governance ( Tata kelola perusahaan ). Jilid II FCGI Edisi 2 Tahun 2001
(33)
19
perusahaan. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang baik adapat memberikan rangsangan bagi manajemen untuk mencapai tujuan yang
memerlukan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi
pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan sumber daya dengan
lebih efisien.11
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan struktur yang disusun oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris,
dan manager atas tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut
dan mengawasi kinerja.12
Dari uraian diatas, Good Corporate Governance (GCG) dapat didefinisikan sebagai sistem yang terdiri atas proses dan struktur (mekanisme) yang
mengendalikan dan mengkordinasikan berbagai partisipan dalam menjalankan
bisnis perusahaan. Proses digunakan untuk mengarahkan dan mengelola
aktivitas-aktivitas bisnis yang direncanakan dalam rangka mencapai tujuam perusahaan,
menyelaraskan perilaku perusahaan dengan ekspestasi dari masyarakat, serta
menspesifikasikan pendistribusian hak-hak dan tanggungjawab diantara berbagai
pertisipan dalam organisasi seperti dewan komisaris, manager, pemegang saham,
serta pemangku kepentingan lainnya dan menjelakan aturan-aturan maupun
11
Eka hardika. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2008”. Tahun 2011. Hal. 25
12
Zarkasyi wahyudin. “Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur, perbankan dan Jasa Keuangan lainnya”. Bandung 2008. Hal : 35
(34)
prosedur-prosedur untuk pengambilan keputusan dalam hubungan perusahaan.
2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam
melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan,
memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang
konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi sebagai pencerminan akuntabilitas bank, menjamin dilaksanakan ketentuan yang
berlaku sebagai wujud tanggungjawab bank, objektif dan bebas dari tekanan pihak
manapun dalam pengambilan keputusan, serta senantiasa memperhatikan
kepentingan stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.
Penerapan prinsip GCG oleh perusahaan merupakan sebuah pilihan dalam
menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih merupakan suatu etika bisnis
dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya.13
Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/33/PBI/2009 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah menjabarkan prinsip-prinsip dasar GCG yang terdiri dari :
a. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga objektifitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
13
Indra surya dan ivan yustiavanda, Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha (Jakarta : Kencana, 2006) h.109
(35)
21
diakses dan difahami oleh pemangku kepentingan. 14 Pedoman
pelaksanaannya anara lain sebagai berikut :
[1] Perusahaan harus menyediakan informasi tepat waktu, jelas, akurat
dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku
kepentingan sesuai dengan haknya.
[2] Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas
pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi
keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, kepemilikan saham oleh anggota direksi dan anggota
dewan komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan
dan perusahaan lainnya, sistem managemen resiko, sistem
pengawasan dan sistem pengendalian internal, sistem dan
pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting
yang dapat mempengarhi perusahaan.
[3] Prinsip keterbukaan yang dianut tidak mengurangi kewajiban untuk
memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang undangan, rahasia jabatan, dan hak pribadi.
[4] Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
Perbincangan yang menarik dalam hal prinsip keterbukaan
(Transparency) adalah adanya kehawatiran perusahaan bahwa jika ia terlalu
14
(36)
terbuka, maka strateginya akan diketahui oleh para peaing sehingga akan
membahayakan kelangsungan usahanya.15 Namun pada penulisan kali ini
difokuskan pada setiap pengambilan keputusan menyangkut kepegawaian
dilaksanakan secara transparan.
Kebijakan perusahaan terkait dengan proses promosi, demosi, dan
mutasi pegawai hendaknya dijalankan sesuai dengan sistem jenjang karir
(career planning siste) yang jelas dan konsisten. Dasar pertimbangannya dipromosikan karena prestasi kerja yang baik ditunjukan dengan hasil
penilaian pegawai dan sikapnya yang dijadikan teladan, seperti disiplin, kerja
sama (team work), serta saling menghargai. Sehingga, terhindar dari promosi yang tidak diinginkan semisal nepotisme dengan kedekatannya terhadap
pimpinan atau terdapat hubungan kekeluargaan. Jika terjadi hal terebut
dengan ketidak transparannya keputusan menyangkut kepegawaian dapat
menimbulkan turunnya motivasi kerja pegawai, bahkan dapat menimbulkan
unjuk rasa (demonstrasi) yang mengganggu kinerja perusahaan.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya. Akuntabilitas adalah prasyarat untuk mencapai kinerja yang
15
(37)
23
berkesinambungan. 16 Pedoman pelaksanaannya antara lain :
[1] Perushaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab
masing-masing organ perusahaan dan semua pegawai secara jelas
dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values), dan strategi perusahaan.
[2] Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan
semua pegawai mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas,
tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
[3] Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal
yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.
[4] Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran
perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta
memiliki sestem penghargaan dan sangsi (reward and punishment sistem).
[5] Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, setiap organ
perusahaan dan semua pegawai harus berpegang pada etika bisnis
dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati. c. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
16
(38)
pengakuan sebagai perusahaan yang baik dan sehat (good corporate citizen).17 Dimana perusahaan memiliki tanggungjawab untuk mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di
lingkungan sekitar perusahaan berada. Pedoman pelaksanaannya antara lain
sebagai berikut :
[1] Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
anggaran dasar dan peraturan perusahaan.
[2] Perusahaan harus malaksanakan tanggung jawab sosial dengan
antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan
terutama disekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan
pelaksanaan yang memadai.
Maksud dari arti pertanggungjawaban tersebut adalah segala kebijakan
yang diambil dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan
stakeholder lainnya, termasuk kepada publik. Dimana peruahaan hendaknya memberi kebebasan berorganisasi kepada pegawai/pegawai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak ada kekangan dari
perusahaan asal dijalani secara benar dan professional. Dalam hal ini,
manajemen harus bermitra dengan serikat pegawai/pegawai agar tercipta
suasana kerja yang kondusif.
17
(39)
25
d. Independen/kemandirian (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus bersifat
independensi sehingga masing masing perusahaan tidak saling mendominasi
dan tidak diintervensi oleh pihak lain.18 Pedoman pelaksanaannya antara lain
sebagai berikut :
[1] Masing masing organ perusahaan menghindari terjadinya dominasi
oleh pihak manapun, tidak terpengaruhi oleh kepentingan tertentu,
bebas dari benturan kepentingan (conflic of interest ) dan dari segala pengeruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara obyektif.
[2] Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan, tidak saling mendomnasi dan atau melempar tanggung
jawab antara satu dengan yang lainnya.
Melalui prinsip independensi/kemandirian (Independency) maka prinsip pertanggungjawaban (Responsibility) dapat dilaksanakan dengan baik, terbebas dari benturan kepentingan yang mungkin ada, baik karena
kepentingan diri sendiri, golongan, atuaupun kepentingan karena balas budi.
e. Kewajaran (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan pihak yang berkepentingan berdasarkan asas kewajaran dan
18
(40)
kesetaraannya.19 Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan
untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan
prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang
dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. 20 Pedoman
pelaksanaannya antara lain sebagai berikut :
[1] Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku
kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan
pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses
terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam
lingkup kedudukan masing-masing.
[2] Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar
kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
[3] Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam
penerimaan pegawai, berkarir, dan melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa membedakan suku, agam, ras, golongan, gender,
dan kondisi fisik
Perlakuan yang adil dan objektif dapat mendorong setiap pegawai untuk
meningkatkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi yang dimiliki,
19
Ibid,. h.7 20
Wida f maniik, “Good Corporate Governance”, artikel diakses pada hari rabu 10 Desember 2014 dari http://manikwida.blogspot.com/2012/11/good-corporate-governance-gcg_7704.html
(41)
27
kebijakan penggajian (remuniresasi) pegawai, hendaknya diterapkan secara
objektif dan konsisten, misalnya berdasarkan kinerja (based on performance). Penghargaan (reward) diberikan sesuai dengan prestasi yang dicapai dan sanksi (punishment) dikenakan sesuai dengan kesalahan yang telah dilakukanny. Dan setiap pegawai/pegawai mendapat perlakuan yang sama
dalam pendidikan dan pelatihan (training) untuk pengembangan kemampuan, keterampilan dan pengalamannya.
3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Dasar persoalan dari GCG adalah peningkatan kinerja dan menciptakan
kesinambungan dari seluruh stakeholder berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku. Seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsip-prinsip
dasar GCG telah semakin menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan
investasi. Kejadian korupsi yang merajalela dan menjadi perhatian serius bagi
para stakeholder bank syariah, baik pemilik/pemegang saham, komisaris, direksi, pegawai, dewan pengawas syariah, mitra, dan para akademisi ekonomi syariah
lainnya.21
Tidak menutup kemungkinan, dimasa yang akan datang korupsi dan
penyimpangan terjadi di bank syariah, meskipun terdapat Dewan Pengawas
Syariah. Dengan realita perkembangan Bank Syariah yang semakin berkembang.
21
Agustiono, “Bank syariah dan Good Corporate Governance”, artikel diakses pada 28 Desember 2014 dari http://ekonomiislam.blogspot.com/2009/08/bank-syariah-dan-good-corporate.html
(42)
a. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Menurut Mr.Wolfenson, President Bank Dunia, telah menyimpulkan
bahwa tujuan dari GCG adalah untuk mewujudkan keadilan, transparansi, dan
akuntabilitas. 22 Adapun tujuan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam sebuah perusahaan adalah sebagai berikut23 :
[1] Mendorong terciptanya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi , dan kewajaran/kesetaraan.
[2] Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing
organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan rapat umum
pemegang saham.
[3] Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris dan
anggota direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
[4] Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggungjawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan
terhadap sekitar perusahaan.
[5] Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan
tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
22
M. Umer Chapra & M Habib Ahmed, “Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah”,. (Jakarta : Bumi Aksara, cetakan pertama, 2008), h.18
23
(43)
29
[6] Maningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun
internasional, sehingga meningkatan kepercayaan pasar yang dapat
mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
b. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
Adapun beberapa manfaat dari penerapan Good Corporate Governance adalah sebagai berikut24 :
[1] Perbaikan dalam komunikasi
[2] Minimalisasi potensi benturan kepentingan
[3] Fokus pada strategi-strategi utama
[4] Peningkatan dalam produktifitas dan efisiensi
[5] Kesinambungan manfaat
[6] Promosi citra korporasi
[7] Peningkatan kepuasan pelanggan
[8] Memperoleh kepercayaan investor
[9] Memperbaiki kinerja usaha
pengelolaan Sumber Daya Manusia berdasarkan prinsip GCG
memerlukan komitmen penuh dari top management dan konsistensi dalam implementasi di setiap jenjang organisasi. Empat manfaat yang diperoleh
24
Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual (Bandung : Citra Aditya Bakti,2006), h.91
(44)
perusahaan yang mengelola SDM berdasarkan prinsip GCG adalah sebagai
berikut25 :
[1] Suasana kerja yang kondusif dan tenang karena terbina hubungan
yang harmonis antara sesama karyawan serta antara pegawai dan
manajemen.
[2] Kinerja perusahaan meningkat, karena pegawai lebih kreatif dan
inovatif dalam bekerja, sehingga dapat memberikan hasil terbaik
untuk perusahaan.
[3] Terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang
sangat merugikan perusahaan karena segala kebijakan atas
keputusan ditetapkan secara transparan, dan
dipertanggungjawabkan.
[4] Daya saing perusahaan yang meningkat, karena memiliki pegawai
yang handal dan professional.
B. Kinerja Pegawai
1. Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja adalah hasil karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun
kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil
25
Muhammad Arief Efendi, The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi (Jakarta : Salemba Empat, 2009 ) h.135-136
(45)
31
yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.26
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja merupakan kata benda yang
artinya sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja,27
sedangkan pengertian kinerja menurut Mulyadi adalah penentuan secara periodic
efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan pegawai
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena
organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian prilaku manusia dalam melaksanakan peran
yang mereka mainkan dalam organisasi.28 Sementara menurut Sedarmayanti
bahwa kinerja merupakan terjemah dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, atau penampilan kerja.29
Berdasarkan beberapa definisi mengenai kinerja yang diutarakan, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang dalam
mencapai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tuga
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
26
Ilyas Y, Kinerja : teori, penilaian, dan penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002) h.18
27
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
28
Mulyadi. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi Kedua. (Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997 ). h.419
29
Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. ( Bandung : Mandar Maju, 2001). h.50
(46)
2. Dimensi Kinerja
Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran
dalam menilai kinerja. Ukuran-ukuran dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja,
dimensi atau ukuran kinerja sangat diperlukan, karena akan bermanfaat baik bagi
banyak pihak.
Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh
masing-masing pegawai untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan
tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang
bersifat individu karena masing-masing dari pegawai memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Setiap organisasi mutlak untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja yang dicapai oleh setiap pegawai, apakah telah sesuai atau tidak
dengan harapan organisasi.
Penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk me-reward kinerja sebelumnya dan untuk memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan dating ( to reward past performance and motivate future performance improvement ), serta informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja ini dapat digunakan
untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan
penempatan tugas-tugas tertentu.30
30
Gomes, Faustino Cardoso,. Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset, 1995) h.135
(47)
33
Gomes mengungkapkan beberapa dimensi atau indikator yang perlu
mendapat perhatian dalam mengukur kinerja, antara lain31 :
a. Kuantitas pekerjaan, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode
waktu yang ditentukan.
b. Kualitas pekerjaan, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
c. Pengetahuan pekerjaan, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan.
d. Kreatif , yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan peroalan-persoalan yang timbul.
e. Kerjasama, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama anggota organisasi.
f. Manajemen, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan menyelesaikan pekerjaan.
g. Inisiatif, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
h. Kualitas pribadis, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.
31
(48)
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan
adalah metode survey. Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel
dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok1. Dalam referensi yang sama dijelaskan bahwa penelitian survei digunakan
untuk tujuan deskriptif, eksplanatori, evaluasi, prediksi, dan pengembangan sosial.
Maka peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah yang berlokasi di Kab.Pandeglang meliputi Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah,
Bank Jabar Banten Syariah, dan Bank Mega Syariah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian verificative causality, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode survey, yaitu
dalam pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diberikan langsung
kepada para responden yang terdiri dari Pegawai/Karyawan yang terdaftar pada Bank
1
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 2011), h.3
(49)
35
Syariah yang berlokasi di Kab.Pandeglang meliputi Bank Syariah Mandiri, Bank
BRI Syariah,Bank Jabar Banten Syariah, dan Bank Mega Syariah.
Survey merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk
meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain
yang digunakan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,
distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survey tidak ada
intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan,
kemampuan, pendapat, perilaku dan nilai.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi merupakan keseluruhan
objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang
berkerja pada Bank Syariah di Kab.Pandeglang. karena jumlah pegawai yang
bekerja pada Bank Syariah di Kab. Pandeglang diketahui kurang dari 100 pegawai
pada tiap Bank Syariah, Meliputi : Manager, Front Office (Teller dan Costumer Service), Back Office (Umum, Pembiayaan, Pelaporan, Personalia), Support Pembiayaan (Legal Pelaporan, Dokumntasi dan Administrasi Taksasi), Marketing (Funding, Lending, Remedial, LKMS), dan Service Assistant.
2
(50)
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh banking staf atau pegawai yang terdaftar bekerja pada Bank Syariah yang berlokasi di Kab. Pandeglang meliputi
Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, dan Bank
Mega Syariah yang dalam hal ini jumlahnya kurang dari 100 orang bagi
masing-masing bank, sehingga mengharuskan untuk melakukan sensus terhadap seluruh
pegawai yang berjumlah 71.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen/Bebas (X)
Variabel independen (X) yang biasa disebut dengan variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen (Y). Variabel
independen (X) pada penelitian ini yaitu Prinsip Good Corporate Governance(GCG).
Prinsip Good Corporate Governance(GCG) sebagai X yang terdiri dari beberapa dimensi yaitu Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2), Independen (X3),
Pertanggungjawaban (X4), dan Kewajaran (X5).
Prinsip transparansi (X1) adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
material dan relevan mengenai proses kegiatan bank. Adapun dalam pengelola
SDM, prinsip ini mencakup transparansi dalam pengambilan keputusan
menyangkut kepegawaian, dan penyajian informasi mengenai perusahaan.
(51)
37
Prinsip akuntabilitas (X2) adalah kejelasan fungsi pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolanya berjalan secara efektif.
Prinsip akuntabilitas ini diwujudkan dalam penyesuaian program motivasi dan
sistem evaluasi serta monitoring. Instrumen perngukuran variabel ini diukur
dengan menggunakan skala ordinal. Variabel ini digali dengan 2 indikator.
Prinsip pertanggungjawaban (X3) adalah merupakan kesesuaian
pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Prinsip ini diwujudkan dengan
kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya
wewenang, menyadari akan adanya pertanggungjawaban sosial, menghindari
peyalahgunaan kekuasaan, menjadi professional/independen dan menjunjung
etika, memelihara lingkungan bisnis yang sehat. Intrumen pengukuran ini diukur
dengan menggunakan skala ordinal, variabel ini digali dengan 2 indikator.
Prinsip independen (X4) yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak
objektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (bersifat
professional) serta memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan bank
syariah. Prinsip independen ini diwujudkan dalam komitmen dan kompetisi dasar.
Instrument pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal.
Variabel ini digali dengan 4 indikator.
Prinsip kewajaran (X5) yaitu keadilan atau kesetaraan dalam memenuhi
hak-hak stakeholders berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang
(52)
melindungi kepentingan minoritas, membuat pedoman perilaku perusahaan atau
kebijakan-kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang
dalam, self-dealing, dan konflik kepentingan, menetapkan peran dan tanggungjawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite, termasuk sistem
remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau pengungkapan penuh
material apapun, mengedepankan Equal Job Opportunity. Dalam pengelolaan SDM prinsip ini diwujudkan dalam kebajikan yang bersifat objektif berdasarkan
prestasi atau hasil kerja pegawai. Instrumen pengukuran variabel ini dengan
menggunakan skala ordinal. Variabel ini digali dengan 4 indikator.
2. Variabel Dependen/Terikat (Y)
Variabel dependen (Y) atau yang biasa disebut variabel terikat merupakan
variabel yang dipengeruhi oleh variabel independen (X). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kinerja Pegawai.
Kinerja pegawai merupakan tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai
seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan
batasan–batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
organisasi/perusahaan. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai
oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mendapat
(53)
39
dengan moral maupun etika.3 Dalam hal ini kinerja karyawan diukur dengan
berdasarkan quantity of work, quality of work, job knowlage, ceativeness, cooperation, dependability, dan personal qualities. Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan ordinal. Variabel ini digali dengan 11
indikator.
Tabel 3.1
Definisi operasional dan pengukuran
Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator Pengukuran
Good C
or
por
at
e Gov
er
n
an
ce
(GC
G)
Keterbukaan Pengambilan keputusan menyangkut kekaryawananKebijakan kenaikan dan penurunan jabatan
Skala likert Menyusun mekanisme
pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar
Penyajian informasi mengenai perusahaan
Penyajian informasi struktur organisasi dan kepegawaian perusahaan
Penyajian informasi laporan keuangan, kegiatan dan pelaksanaan GCG
Akuntabilitas
Sistem evaluasi dan monitoring
Penilaian dengan sistem reward dan punishment
Skala likert Pelaksanaan fungsi struktur
organisasi yang sesuai dengan standar operasional kerja
Pertanggung Ketaatan pada peraturan Skala likert
3
(54)
jawaban perundang-undangan
Pelaksanaan tanggungjawab dalam tugas
Independen Komitmen kerja
Komitmen dalam
mengembangkan bank syariah
Skala likert Ketahanan terhadap tekanan
luar Kompetisi kerja Keunggulan kompetitif perusahaan Optimalisasi kinerja perusahaan
Kewajaran Kebijakan objektif
Perlakuan yang adil dalam remunerasi pegawai
Skala likert Kesesuaian penempatan posisi
kerja dengan kompetensi pegawai
Adanya kesempatan yang sama dalam kegiatan pelatihan
Kesesuaian pemberian rewward berdasarkan kinerja dan sangsi berdasarkan pelanggaran
K
in
er
ja
k
ar
yawan
kuantitas pekerjaanTarget waktu penyelesaian
kerja Skala likert
kualitas pekerjaan
Kecakapan kerja
Keikhlasan dan keteguhan dalam menjalani tugas
pengetahuan pekerjaan
Pengetahuan terhadap bidang tugas pekerjaan
Pengambilan inisiatif
Kemampuan menentukan prioritas
(55)
41
Perilaku
inovatif Kemampuan mengemukakan pendapat dan saran yang baik
Kemampuan pengambilan keputusan strategis
Kerjasama Kemampuan kerjsama Pengembangan kerjasama
Managemen waktu
Efektivitasdan ketepatan waktu dalam kerja
Tanggungjawab Semangat dalam tanggung jawab bekerja
Kualitas pribadi Jujur, disiplin, handal dan sopan saat bekerja
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang sudah disiapkan dan ditulis sebelumnya
oleh peneliti untuk diminta jawabannya dari responden, yaitu Pegawai/Karyawan
yang terdaftar pada Bank Syariah yang berlokasi di Kab.Pandeglang meliputi Bank
Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah,Bank Jabar Banten Syariah, Bank Mega Syariah,
serta pihak independen dari luar perusahaan tersebut secara acak yang dipilih sesuai
dengna criteria yang telah ditentukan. Distribusi kuesioner dilakukan secara
langsung, yaitu peneliti bertemu dengan responden untuk memberikan daftar
(56)
Kuesioner ini menggunakan pengukuran skala lima atau skala likert, skala
likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi,
seorang atau kelompok orang tentang fenomena social.4
Tabel 3.2
Skala Likert
Bobot Kategori
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Netral/Ragu-ragu 2 Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan “sangat setuju” mempunyai
tingkat atau preferansi yang lebih tinggi dari “setuju”, dan “setuju” lebih tinggi dari
“ragu-ragu” dan seterusnya.5
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu akan dilaksanakan uji
instrument yang digunakan sebagai alat ukur. Uji ini meliputi uji validitas dan
reliabilitas.
4
Ety Rochaety, dkk,. Metode Penelitian Bisnis : dengan Aplikasi SPSS. (Jakarta : PT. Mitra Wacana Media, 2009), h.43
5
Imam Ghozali,. Aplikasi AnalisismMultivariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV (Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), h.45
(57)
43
1. Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang diukur.6 Apabila peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan
data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
diukurnya. Uji validitas pada dasarnya dilakukan dengan melihat korelasi antara
skor dari masing-masing data dibanding dengan skor totalnya. Dalam uji validitas
tersebut, validitas dapat dicek melalui nilai signifikasnsi yaitu jika nilai korelasi
antara butir-butir pertanyaan dan skor total variabel > 0,2, maka kuesioner
dianggap valid.7
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu
alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap pengukur seharusnya
memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.
Semakin kecil kesalahan pengukuran, maka reliabel alat pengukur. Sebaliknya
makin besar kesalahan pengukur, makin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
Untuk mengetahui tingkat reliabelitasnya adalah besarnya nilai Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach’s Alpha semakin mendekati 1 berarti semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya. Nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,60 dikategorikan reliabilitasnya kurang baik. Adapun reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan
6
Ibid,. h.49
7
Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistik Modern untuk ilmu sosia. (Jakarta : Salemba Humanika 2009) h.229
(58)
realibel jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari > 0,60, standarisasi reliabilitas ini didasarkan pada kaidah reliabilitas Guilford.
G. Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk yaitu memberikan gambaran tentang
responden dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan
terakhir,dan lama bekerja.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data normal.8 Sebaran data
dapat dikatakan normal apanila nilai sig (p) > 0,05, dan sebaliknya data tidak
normal jika sig (p) < 0,05.9
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya terjadi korelasi di antara variabel independen.10
Multikolinearitas dapat dilihat dari :
[1] Nilai tolerance dan lawannya.
8
Ibid., h.91
9
Ibid., h.93
10
(59)
45
[2] Variance Inflation Factor(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10. Jika nilai VIF tidak ada yang melebihi 10, maka dapat dikatakan bahwa
multikolinearitas yang terjadi tidak berbahaya (lolos uji).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.11 Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Dengan dasar analisis :
[1] Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
[2] Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
11
(60)
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Jika semua uji asumsi klasik telah dilakukan dan model dapat digunakan,
maka regresi dapat dilakukan. Model regresi yang akan digunakan adalah regresi
linear berganda dengan lima variabel independen. Model ini dituliskan sebagai
berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5
Keterangan:
Y = Kinerja Pegawai/Karyawan
a = konstanta yang menunjukkan besar nilai Y jika X = 0
b1-b5 = koefisien regresi parsial, yaitu konstanta yang menunjukkan
besar peran X dalam menentukan besar Y
X1 = Transparansi
X2 = Akuntabilitas
X3 = Independen
X4 = Pertanggungjawaban
X5 = Kewajaran
4. Uji Hipotesis
Setelah model regresi berganda memenuhi syarat uji asumsi klasik,
dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau
menguji apakah koefisiens regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis
(61)
47
a. Uji-F (Uji Global)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan variabel terkait.
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif pada Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai Bank-bank syariah di kab.Pandeglang
Ha : Terdapat pengaruh positif pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai Bank-bank syariah di kab.pandeglang
Adapun kriteria pengujianya adalah jika FHitung > FTabel maka H0 ditolak
atau sig < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga jika FHitung < FTabel maka H0 diterima
atau sig > 0,05 maka H0 diterima.
b. Uji-t (Uji pengaruh parsial)
Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual, pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel
bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.
Setelah didapt nilai t hitung maka selanjutnya nilai t dibanding dengan nilai t
tabel.
[1] Hipotesis parsial untuk transparansi (X1)
H01 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi
(62)
Ha1: terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi
terhadap kinerja pegawai
[2] Hipotesis parsial untuk akuntabilitas (X2)
H02 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada akuntabilitas
terhadap kinerja pegawai
Ha2 : terdapat pengaruh pada akuntabilitas terhadap kinerja
pegawai
[3] Hipotesis parsial untuk independen (X3)
H03 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada independen
terhadap kinerja pegawai
Ha3 : terdapat pengaruh yang signifikan pada independen
terhadap kinerja pegawai
[4] Hipotesis parsial untuk pertanggungjawaban (X4)
H04 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada
pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai
Ha4 : terdapat pengaruh yang signifikan pada
pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai
[5] Hipotesis parsial untuk kewajaran (X5)
H05 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada kewajaran
terhadap kinerja pegawai
Ha5 : terdapat pengaruh yang signifikan antara kewajaran pada
(63)
49
Adapun kriteria adalah jika THitung > TTabel maka H0 ditolak atau Sig <
0,05 maka H0 ditolak, sehingga jika THitung < Ttabelmaka H0 diterima atau sig >
0,05 maka H0 diterima.
H. Skema Penelitian
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran
Bank Syariah di Kab.Pandeglang
PRINSIP Good Corporate Governane (GCG) variable X Transparansi (X1) : Pengambilan keputusan menyangkut kekaryawanan Penyajian informasi mengenai perusahaan Pertanggung jawaban (X2) :
Pelaksanaan tanggun gjawab Ttugas Akuntabilitas (X3): Penyesuaian program inovasi System
eavluasi dan monitoring Independen (X4): Komitmen Kerja Kompetisi Kerja
Kewajaran (X5) :
Kebijakan Objektif
Uji validitas dan reliabilitas,
serta analisis regresi linear berganda diantaranya uji asumsi klasik, persamaan regresi linear berganda, Uji t dan Uji F.
Hipotesis :
Ha : Terdapat pengaruh
signifikan pada setiap variable x1, x2, x3, x4, x5 terhadap variable Y
H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada setiap variable X1, X2, X3, X4, X5 terhadap Variabel Y
Kinerja Pegawai (Y)
Seberapa besar pengaruh penerapan prinsip GCG terhadap Kinerja Pegawai
(1)
HASIL UJI DESKRIPTIF VARIABEL
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tranparansi X1 71 2.60 5.00 4.1549 .51180
Akuntabilitas X2 71 3.00 5.00 4.1585 .51968
Independen X3 71 1.50 5.00 4.0634 .63064
Pertanggungjawaban X4 71 1.00 5.00 4.1317 .72247
Kewajaran X5 71 1.25 5.00 3.9542 .69605
Kinerja Pegawai Y 71 3.45 5.00 4.3151 .38901
Valid N (listwise) 71
HASIL UJI VALIDITAS
Item-Total Statistics transparansi
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Ca1 16.6479 4.117 .722 .791
Ca2 16.6479 4.374 .710 .796
Ca3 16.5493 4.280 .613 .823
Ca4 16.5493 4.908 .656 .818
Ca5 16.7042 4.097 .606 .829
Item-Total Statistics akuntabilitas
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Cb1 12.4225 2.790 .506 .750
Cb2 12.5070 2.568 .600 .702
Cb3 12.5070 2.596 .500 .760
(2)
Item-Total Statistics independen
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Cc1 12.0845 3.993 .709 .804
Cc2 12.3099 3.703 .721 .795
Cc3 12.0282 3.885 .661 .820
Cc4 12.3380 3.456 .681 .817
Item-Total Statistics pertanggungjawaban
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Cd1 8.2254 2.148 .894 .860
Cd2 8.2254 2.406 .837 .910
Cd3 8.3380 1.941 .842 .912
Item-Total Statistics kewajaran
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Ce1 12.0563 4.054 .773 .834
Ce2 11.9859 3.957 .819 .812
Ce3 11.6761 4.651 .741 .844
Ce4 11.7324 5.485 .673 .877
Item-Total Statisticskinerja pegawai
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Da1 44.2113 15.483 .207 .809
(3)
Da3 43.2113 15.169 .505 .757
Da4 43.2817 15.434 .480 .760
Da5 42.8169 16.637 .326 .776
Da6 43.2535 15.563 .370 .772
Da7 42.8169 15.466 .528 .756
Da8 42.7042 15.983 .607 .757
Da9 42.8873 15.387 .407 .768
Da10 42.8592 14.837 .700 .740
Da11 43.2535 14.021 .527 .753
HASIL UJI RELIABILITAS
HASIL UJI NORMALITAS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.843 5
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.771 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
(4)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.879 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.782 11
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skorX1 skorX2 SkorX3 SkorX4 SkorX5 SkorY
N 71 71 71 71 71 71
Normal Parametersa Mean 4.1549 4.3415 4.0634 4.2958 4.2570 4.3176
Std. Deviation .51180 .32525 .63064 .41286 .32997 .38929
Most Extreme Differences
Absolute .170 .194 .183 .195 .220 .087
Positive .141 .130 .146 .129 .162 .087
Negative -.170 -.194 -.183 -.195 -.220 -.077
Kolmogorov-Smirnov Z 1.431 1.634 1.541 1.643 1.853 .731
Asymp. Sig. (2-tailed) .033 .010 .017 .009 .002 .658
(5)
HASIL UJI MULTI KOLONEARITAS DAN REGRASI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
95% Confidence Interval for B Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Tolerance VIF
1 (Constant) .671 .655 1.024 .310 -.638 1.979
skorX1 .219 .079 .288 2.772 .007 .061 .377 .641 1.561
skorX2 .113 .101 .094 1.111 .271 -.090 .315 .964 1.037
SkorX3 .210 .066 .341 3.177 .002 .078 .343 .602 1.662
SkorX4 .200 .096 .212 2.079 .042 .008 .391 .668 1.497
SkorX5 .125 .101 .106 1.248 .216 -.075 .326 .954 1.048
a. Dependent Variable: SkorY
(6)
HASIL UJI HIPOTESIS SIMULTAN F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.832 5 1.166 15.873 .000a
Residual 4.776 65 .073
Total 10.608 70
a. Predictors: (Constant), SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3
b. Dependent Variable: SkorY
HASIL PEMBAHASAN
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .741a .550 .515 .27108 .550 15.873 5 65 .000
a. Predictors: (Constant), SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3