PENGEMBANGAN RENEWABLE ENERGY UNTUK KETAHANAN ENERGI DI INDONESIA

4. PENGEMBANGAN RENEWABLE ENERGY UNTUK KETAHANAN ENERGI DI INDONESIA

Terdapat banyak alasan mengapa Indonesia perlu mengembangkan renewable energy untuk mendukung Ketahanan Energi dalam jangka panjang. Pertama, selama ini Indonesia sangat tergantung kepada energi berbasis fosil yang bersifat non renewable. Dinamika pasar global dari energi ini penuh dengan ketidak pastian, baik dari sisi permintaan, suplai dan harga. Cadangan potensial yang dimiliki Indonesiapun terbatas. Kedua, sumber-sumber energi terbarukan tersedia secara melimpah di Indonesia, meskipun secara geografis terdistribusi secara tidak merata. Ketiga, sifat dari energi terbarukan yang dapat menyerap world dynamics dan ramah lingkungan.

Indonesia memiliki potensi energi terbarukan (renewable energy) yang sangat melimpah, namun, lebih dari setengah kebutuhan energi Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa. Sementara banyak sumber energi terbarukan terdapat di luar pulau Jawa seperti Kalimantan dan Sumatera. Oleh karena itu, pengembangan renewable energy di Indonesia dapat bersifat region/local specific berdasarkan suatu pemetaan region/local specific energy potential Indonesia.

Diperlukan upaya yang sistematis dan cermat untuk memetakan seluruh potensi energi terbarukan Indonesia berdasarkan lokasi geografisnya. Namun demikian, sebagai upaya awal dapat digambarkan potensi energi terbarukan yang region/location specific di Indonesia seperti pada Gambar 4.

GAMBAR 4. CONTOH PETA POTENSI RENEWABLE ENERGY DI INDONESIA

Current/Tidal

Bio Solar Energy

Tentu potensi sumber energi terbarukan tidak akan dapat terealisasi tanpa ada arah pengembangan secara nasional maupun regional. Adapun Arah Kebijakan Pengembangan Renewable Energy di Indonesia berdasarkan Sumber

Prosiding Sidang Pleno XIII dan Seminar Nasional ISEI, Mataram 395

Energi, Karakteristik dan Lokasi Energi, serta Isu, secara garis besar dapat dijabarkan pada Tabel 2.

TABEL 2. ARAH PENGEMBANGAN RENEWABLE ENERGY INDONESIA

Sumber Arah Kebijakan Energi

Karakteristik Isu Nasional/Regional

Geo

− Thermal Biaya eksplorasi oleh dengan Grid dan Load Center

− Unik di Pulau Jawa, dekat − Biaya eksplorasi sangat

tinggi (very high exploration

pemerintah

• installed (2006) 800 MW

− Potensi : 27,000 MW, cost)

Eksplorasi dan drilling

• Diperlukan deep drilling

mencari sumur produktif

menjadi program Teknologi relatif siap untuk • − Belum tentu setiap

− Energy density tinggi technology

pemerintah dalam skala tahap komersialisasi

drilling menghasilkan (hit

besar.

and miss)

− Sumur “proven” di jual untuk komersialisasi,

membayar kembali dana eksplorasi.

Current/

− Tidal Long term teknologi built up

− Unik di Indonesia, dengan − Teknologi yang masih harus

− Target large scale − commercialization by 2020 Potensi : 240,000 MW, − Teknologi Energi Grid dari installed (2006) 0 MW

adanya selat-selat antara dua

dikembangkan menjadi

Energy Lautan

teknologi khas Indonesia

laut terpencil ke Load Center

Solar

− Energy Local production of di daerah dengan luas laut

− Potensi di Indonesia terdapat − Teknologi Solar energy di

photovoltaic cells yang besar dan daerah

laut yang masih harus

Local Housing Grid pemukiman

dikembangkan menjadi

− Incentive (PLN Buy back

teknologi Khas Indonesia

from consumer) installed (2006) 5 MW

Potensi : 1,200,000 MW, − Teknologi solar energi

pemukiman dengan solar

→ Contoh Belanda dan

cell (photovoltaic) harus

− Energy Keterlibatan industri nasional

− Sepanjang pesisir Selatan − Skala R&D sudah banyak

Indonesia merupakan potensi

dilakukan. Perlu dimulai

dalam skala besar

− Bila di satukan dengan skala industri dengan

potensi “off shore location”,

melibatkan

maka menjadi berlipat ganda

perusahaan/BUMN dengan − Potensi : 9,000 MW (on- kemampuan teknologi yang

shore), installed (2006) 0 MW

tinggi

− Teknologi relatif siap bagi tahap komersialisasi

Bio fuel Energy

− Program R-D dan insentif dengan melihat potensi area

− Arah pengembangan harus − Tidak ada insentif bagi

nasional bagi Perguruan laut Indonesia (Catatan: Luas

Pusat R&D Nasional untuk

Tinggi dan R-D center Laut Indonesia = luas daratan Brasil)

mulai melakukan riset

− Potensi: unknown − Teknologi pengembangan bio

fuel dari ganggang/rumput laut (algae) harus dimulai

Catatan: Biofuel dari bahan komoditas pangan/perkebunan lain dapat dikembangkan, tetapi dengan memperhatikan dampaknya terhadap Ketahanan Pangan