ALTERNATIF SOLUSI

IV. ALTERNATIF SOLUSI

Di atas telah dibahas bahwa faktor-faktor utama yang mempengaruhi kemampuan Indonesia dalam ketahanan pangan adalah lahan, infrastruktur, teknologi dan SDM, energi, dana, lingkungan fisik/iklim, relasi kerja dan ketersediaan input lainnya. Maka jelas fokus dari solusi haruslah pada aspek- aspek tersebut, dengan langkah-langkah yang konkrit, diantaranya:

1. Lahan: undang-undang Agraria yang ada (yang dikeluarkan pada awal tahun 1960an), setelah direvisi sesuai perkembangan sejak 1960-an hingga saat ini, harus dijalankan dengan tegas; proses sertifikasi lahan pertanian harus dipercepat atau dipermudah; rencana tata ruang harus melindungi lahan pertanian yang produktif dan subur; dan pembelian lahan petani secara ”paksa” atau untuk tujuan-tujuan yang sebenarnya tidak terlalu perlu (seperti lapangan golf, apartemen mahal, pertokoan mewah) harus dihentikan.

2. Infrastruktur: pembangunan infrastruktur di perdesaan diseluruh pelosok tanah air harus lebih digiatkan, terutama di daerah-daerah sentra pertanian, termasuk irigasi dan waduk ditambah dan yang rusak segera diperbaiki.

3. Teknologi dan SDM: petani harus diberdayakan lewat pelatihan, penyuluhan, dan bantuan teknis secara intensif. Disini, peran perguruan tinggi dan lembaga litbang (R&D) setempat sangat krusial.

36 Tahun 2008, alokasi pupuk urea untuk subsektor tanaman pangan mencapai 4,3 juta ton, NPK 900.000 ton, SP-36 800.000 ton, ZA 700.000 ton, dan pupuk organic 345.000 ton. Anggaran

subsidi pupuk dalam APBN 2008 sebesar Rp. 6,7 triliun. Akibat kenaikan harga bahan baku pupuk, maka dibutuhkan subsidi untuk pupuk sebesar Rp. 17 triliun; suatu kenaikan yang sangat besar (dkutip dari Kompas, 25-10-2007).

37 Kompas (“Jalur Dipetakan Kembali”), Selasa, 29 April 2008, halaman 22. 38 Kompas (“Jalur Dipetakan Kembali”), Selasa, 29 April 2008, halaman 22.

Prosiding Sidang Pleno XIII dan Seminar Nasional ISEI, Mataram 113

4. Energi: dalam melaksanakan kebijakan kenaikan harga energi/pemotongan subsidi energi akibat harga BBM yang terus naik, subsidi energi terhadap petani dan sektor- sektor yang mendukung pertanian seperti pabrik pupuk dan transportasi harus dipertahankan atau diadakan. Ini bisa dalam bentuk antara lain harga energi yang murah bagi petani atau dana khusus yang diberikan langsung ke petani.

5. Dana: perbankan perlu diberikan semacam insentif untuk memperluas akses petani ke kredit perbankan, atau dengan cara pengadaan dana khusus.

6. Lingkungan fisik/iklim: usaha-usaha mengurangi pemanasan global harus sudah merupakan salah satu prioritas pembangunan jangka panjang ekonomi pada umumnya dan sektor pertanian pada khususnya. Disini termasuk penggundulan hutan, pencemaran air sungai dan laut, pembangunan perumahan di tanah-tanah resapan air harus dihentikan.

7. Relasi kerja: kebijakan penetapan harga pertanian, sistem perpajakan, dan lainnya harus menciptakan fair market yang juga menguntungkan petani.

8. Ketersediaan input lainnya: kelangkaan pupuk yang disebabkan oleh praktek- praktek penimbunan atau kemacetan produksi harus dicegah untuk tidak terulang lagi.

114 Tulus Tambunan

DAFTAR PUSTAKA

Chambers, R, dan R. López (1987), “Tax Policies and the Financially Constrained Farm Households”, American Journal of Agricultural Economics, 69(2).

Damardono, Haryo dan Hermas E. Prabowo (2008), “Irigasi Sempurna, Swasembada Pangan Tercapai”, Kompas, Bisnis & Keuangan, 12 Maret, halaman 21.

Dawe, David (2008), “Can Indonesia trust the world rice market?”, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 44(1): 115-132.

Feder, G. dan D. Feeney (1991), “Land Tenure and Property Rights: Theory and Implications for Development Policy”, The World Bank Economic Review, 5(1): 135-153.

Fuglie, Keith O. (2004), “Productivity Growth in Indonesian Agriculture, 1961- 2000”, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 40(2): 209-25.

Khomsan, Ali (2008), ”Rawan Pangan, Rawan Gizi”, Kompas, Opini, Rabu, 16 Januari, halaman 6.

López, Ramón, John Nash dan Julie Stanton (1995), “Adjustment and Poverty in Mexican Agriculture“, Policy Research Working Paper No. 1494, August, International Economics Department, Washington, D.C.: The World Bank.

Marta, M. Fajar (2007), ”Perekonomian mengharap dana segar kredit”, Kompas, Bisnis & Keuangan, Jumat, 12 Januari, halaman 21.

McCulloch, Neil (2008), “Rice Prices and Poverty in Indonesia”, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 44(1): 45-63.

OECD & FAO (2007), ”OECD-FAO Agricultural Outlook 2007-2016”, October, Paris/Roma: Sekretariat Organisation for Economic Cooperation and Development/Food and Agricultural Organisation.

Prabowo, Hermas E. (2007a), ”Upaya Melepaskan Dependensi Beras”, Kompas, Bisnis dan Keuangan, Jumat, 25 Mei, halaman 21.

_____. (2007b), “Ketahanan Pangan. Pertarungan Energi dengan Pangan”, Kompas, Teropong, Kamis, 8 November, halaman 33.

_____. (2007c), ”Tanaman Pangan. Jagung. Sebuah Contoh Keruwetan”, Kompas, Kamis, 8 November, halaman 34.

Rosner, L. Peter dan Neil McCulloch (2008), ”A note on rice production, consumption and import data in Indonesia”, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 44(1): 81-92.

Samhadi, Sri Hartati (2007), ”Perubahan Iklim. Ketahanan Pangan Terancam”,

Kompas, Fokus Pemanasan Global, Sabtu, 1 Desember, halaman 37.

Prosiding Sidang Pleno XIII dan Seminar Nasional ISEI, Mataram 115

Santosa, Dwi Andreas (2008), ”Krisis Pangan 2008”, Kompas, Opini, 15 Maret, halaman 6.

Simatupang, Pantjar dan C. Peter Timmer (2008), ”Indonesian Rice Production: Policies and Realities”, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 44(1): 65-79.

Sindhunata (2006), Dari Pulau Buru ke Venezia, Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Subandriyo, Toto (2006), ”Saatnya Berpihak kepada Petani’, Kompas, Opini,

Jumat, 17 Maret, halaman 6. Tambunan, Tulus Tahi Hamongan (2007), ”Role of Agriculture in Poverty

Reduction. Some Evidence from Indonesia”, The Indian Economic Journal, 55(2), Juni-Juli.

_____. (2008), Pembangunan Ekonomi dan Utang Luar Negeri, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada (akan terbit).

Wawa, Jannes Eudes (2007), “Krisis Air Hadang Petani”, Kompas, Fokus Beras, Sabtu, 24 Februari, halaman 38

Yustika, Ahmad Erani (2008), ”Masalah Ketahanan Pangan”, Kompas, Opini, Rabu, 16 Januari, halaman 6.

116 Tulus Tambunan