Klasifikasi Nyamuk Anopheles Siklus Hidup Nyamuk

3. Cara hayati Teknik hayati pada dasarnya mencakup tentang konversi, inokulasi dan inundasi. Cara hayati dapat dilaksanakan dengan ikan pemakan jentik larva, bakteri, dan cendawan. 1. Konversi merupakan teknik untuk pelestarian dari predator. 2. Inokulasi adalah prinsip populasi sebagai agent dapat bertambah sendiri pada suatu lokasi. 3. Inundasi adalah dengan membuat rearing, kultur masal dilepas pada suatu areal supaya mengenai sasaran, tidak tertuju pada pelestarian.

2.2. Nyamuk Anopheles

2.2.1. Klasifikasi Nyamuk Anopheles

Malaria adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, adapun klasifikasi nyamuk Anopheles spp secara umum sebagai berikut; - Kingdom : Animalia - Phylum : Arthropoda - Class : Insecta - Order : Diptera - Family : Culicidae - Tribe : Anophelini - Genus : Anopheles - Spesies : An. Sundaicus An. Aconitus An. Balabacensis Universitas Sumatera Utara An. Suppictus An. Maulatus Soedarto 2011, mengatakan sedikitnya terdapat sekitar 20 spesies Anopheles yang menjadi penularan malaria di dunia, 17 spesies diantaranya terdapat di Indonesia. Vektor-vektor malaria tersebut pada umumnya menggigit manusia pada malam hari, penularan akan lebih intensif terjadi di daerah dimana nyamuk dapat hidup dalam waktu lama yang memungkinkan plasmodium dapat berkembang menjadi infektif di dalam tubuh nyamuk dan nyamuk lebih menyukai darah manusia dibandingkan darah hewan.

2.2.2. Siklus Hidup Nyamuk

Selama daur hidupnya life cycle terdapat empat stadium perkembangan nyamuk yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa imago. Tiga stadium pertama, yaitu telur, larva dan pupa hidup didalam air akuatik berlangsung selama 5-14 hari tergantung pada spesies dan suhu lingkungannya. Nyamuk dewasa betina di alam umumnya berumur kurang dari 2 minggu, namun nyamuk dewasa yang dipelihara dilaboratorium dapat hidup lebih dari satu bulan. Gambar 2. Siklus hidup nyamuk Anopheles Universitas Sumatera Utara 1. Telur Nyamuk Seekor nyamuk betina dapat mengeluarkan 50-200 butir telur setiap kali bertelur. Telur yang mempunyai pelampung dikedua sisinya berukuran 0,5 x 0,2 mm, diletakkan satu per satu secara langsung di permukaan air. Gambar 3. Telur nyamuk Anopheles 2. Larva Anopheles Larva atau jentik nyamuk Anopheles memiliki kepala yang tumbuh baik dilengkapi sikat mulut untuk makan, dada thorax yang besar dan abdomen yang terdiri dari sembilan segmen perut. Larva tidak mempunyai kaki, larva menghisap udara melalui spirakel lubang hawa yang terdapat pada segmen abdomen ke-8 sehingga larva Anopheles harus sering menuju kepermukaan air unuk bernapas. Larva akan mengalami metamorfosis dan berubah bentuk menjadi kepompong atau pupa. Gambar 4. Larva Anopheles Universitas Sumatera Utara 3. Pupa Anopheles Pupa Anopheles jika dilihat dari samping berbentuk koma, kepala dan toraknya menyatu menjadi cephalothorax sedangkan abdomennya melengkung ke bawah. Pupa harus sering berenang menuju permukaan air untuk bernafas dengan menggunakan alat pernafasan berbentuk terompet yang terdapat pada bagian cephalothorax. Beberapa hari dalam bentuk pupa, kulit bagian dorsal cephalothorax akan terkelupas dan nyamuk dewasa akan keluar dari kepompongnya. Gambar 5. Pupa Anopheles 4. Nyamuk dewasa Anopheles. Perkembangan dari telur ke nyamuk dewasa membutuhkan waktu sekitar 5-14 hari tergantung pada suhu ambien. Di daerah tropis umumnya di butuhkan waktu 10- 14 hari. Nyamuk dewasa mempunyai bentuk tubuh yang langsing, dan terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Anopheles dewasa dapat dibedakan dari nyamuk lainnya dengan melihat pulpus nyamuk Anopheles yang panjangnya sama dengan panjang probosis. Selain itu sayap Anopheles mempunyai bercak sisik yang berwarna hitam putih. Nyamuk Anopheles dewasa mudah dikenal dari posisi tubuhnya pada waktu beristrahat, yaitu membentuk sudut dengan Universitas Sumatera Utara permukaan tempatnya hinggap, dan tidak sejajar dengan permukaan tempat hinggap yang terjadi pada nyamuk lainnya. Jarak terbang nyamuk ini tidak lebih dari 0,5-3 km dari tempat perindukannya, jika ada tiupan angin yang kencang, bisa terbawa sejauh 20-30 km. Gambar 6. Nyamuk dewasa Anopheles

2.2.3. Beberapa Aspek Perilaku Bionomik

Dokumen yang terkait

Faktor Sosio Demografis dan Budaya terhadap Model Penanggulangan Penyakit Malaria Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Tahun 2009

2 48 104

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

3 39 150

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

4 47 182

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Di Sd Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

2 8 111

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 12

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 8

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

0 1 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Malaria 2.1.1. Pengertian Malaria - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 7