4. Lingkungan rumah. Lingkungan rumah adalah segala sesuatu yang ada di dalam rumah.
Lingkungan rumah terdiri dari lingkungan fisik yaitu ventilasi, suhu, kelembaban, lantai, dinding serta lingkungan sosial yaitu kepadatan penghunian Supriadi, 2008.
2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Malaria
Menurut Harijanto 2000, faktor geografis di Indonesia sangat
menguntungkan terjadinya transmisi malaria, seperti:
1. Lingkungan fisik Lingkungan fisik merupakan faktor yang berpengaruh pada
perkembangbiakan dan kemampuan hidup vektor malaria, lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap nyamuk Anopheles antara lain:
a. Suhu Suhu mempengaruhi perkembangan parasit dalam nyamuk. Suhu yang optimum
berkisar antara 20-30 C. Makin tinggi suhu sampai batas tertentu makin pendek
masa inkubasi ekstrinsik sporogoni dan sebaliknya makin rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsik. Pengaruh suhu ini berbeda bagi setiap spesies,
pada suhu 26,7 C masa inkubasi ekstrinsik adalah 10-12 hari untuk P. falciparum
dan 8-11 hari untuk P. vivax, 14-15 hari untuk P. malariae dan P. ovale. b. Kelembaban
Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60 merupakan batas paling
rendah untuk memungkinkan hidupnya nyamuk. Pada kelembaban yang lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria.
c. Hujan Pada umumnya hujan akan memudahkan perkembangan nyamuk dan terjadinya
epidemi malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan deras hujan, jenis vektor dan jenis tempat perindukan. Curah hujan yang tidak teratur akan
menyebabkan terbentuknya tempat perindukan nyamuk dan hujan yang diselingi panas akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles.
Menurut Chwatt-Bruce.L.J 1985 bila curah hujan yang normal pada suatu waktu maka permukaan air akan meningkat sehingga tidak menguntungkan bagi
penularan malaria dan apabila curah hujan tinggi akan merubah aliran air pada sungai atau saluran air sehingga larva akan terbawa arus air.
d. Ketinggian Secara umum malaria berkurang pada ketinggian yang semakin bertambah, hal ini
berkaitan dengan menurunya suhu rata-rata. Nyamuk malaria tidak bisa hidup pada ketinggian lebih dari 2.500 meter diatas permukaan laut. Karena ketinggian
disuatu daerah berhubungan dengan temperatur, kelembaban dan tekanan udara. e. Angin
Hembusan angin dapat membawa mendukung jarak terbang nyamuk dari tempat perindukannya ke daerah pemukiman penduduk. Sebaliknya hembusan dan arah
angin dapat juga menghambat jarak terbang nyamuk malaria apabila arah angin berlawanan. Kecepatan angin saat matahari terbit dan terbenam merupakan saat
Universitas Sumatera Utara
terbangnya nyamuk ke dalam atau keluar rumah yang ikut menentukan dan menyebabkan kontak antara nyamuk dengan manusia.
f. Sinar matahari Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan jentik larva nyamuk malaria
berbeda-beda. Ada Anopheles yang menyukai tempat terbuka kena sinar matahari langsung, misalnya An. hyrcanus spp dan An. pinctutatus spp dan ada pula yang
menyukai tempat teduh An. Sundaicus sedangkan yang dapat hidup baik di tempat teduh maupun kena sinar matahari adalah An. Barbirostis.
g. Arus air Ada nyamuk malaria yang menyukai air tenang tergenang seperti Anopheles
Letifer dan ada juga nyamuk yang menyukai air mengalir lambat seperti Anopheles barbirostris menyukai perindukan yang airnya statis atau mengalir lambat serta
ada pula yang menyukai air yang berarus deras seperti Anopheles Minimus. h. Kawat kasa
Pemasangan kawat kasa pada ventilasi akan menyebabkan semakin kecilnya kontak nyamuk yang berada di luar rumah dengan penghuni rumah, dimana
nyamuk tidak dapat masuk ke dalam rumah. Menurut Davey 1965 penggunaan kasa pada ventilasi dapat mengurangi kontak antara nyamuk Anopheles dan
manusia. i. Keadaan dinding
Keadaan rumah, khususnya dinding rumah berhubungan dengan kegiatan penyemprotan rumah indoor residual spraying karena insektisida yang
disemprotkan ke dinding akan menyerap ke dinding rumah sehingga saat nyamuk
Universitas Sumatera Utara
hinggap akan mati akibat kontak dengan insektisida tersebut. Dinding rumah yang terbuat dari kayu memungkinkan lebih banyak lagi lubang untuk masuknya
nyamuk. j. Langit-langit rumah
Langit-langit merupakan pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap yang terbuat dari kayu, asbes, maupun anyaman bambu halus. Jika tidak ada langit-
langit berarti ada lobang atau celah antara dinding dengan atap sehingga nyamuk lebih leluasa masuk ke dalam rumah. Dengan demikian risiko untuk kontak antara
penghuni rumah dengan nyamuk Anopheles lebih besar dibanding dengan rumah yang ada langit-langitnya Depkes RI, 1999.
2. Lingkungan Biologi. Lingkugan biologi yang dimaksud adalah tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
berpengaruh pada perkembangbiakan nyamuk malaria. Adanya tumbuhan bakau, lumut, ganggang ditepi rawa yang dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk
malaria karena menghalangi sinar matahari langsung sehingga tempat perindukan nyamuk menjadi teduh dan juga melindungi serangan dari mahluk hidup lainnya.
Adanya berbagai jenis ikan pemangsa larva seperti ikan kepala timah panchax spp, gambusia, nila, mujair dan lain-lain akan mengurangi populasi nyamuk di suatu
daerah. Begitu pula dengan keberadaan hewan peliharaan disekitar rumah seperti sapi, kerbau dan babi dapat mempengaruhi jumlah gigitan nyamuk pada manusia,
sebab nyamuk akan banyak menggigit hewan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Lingkungan Sosial Budaya Sosial budaya juga berpengaruh terhadap kejadian malaria seperti: kebiasaan
keluar rumah sampai larut malam, dimana vektornya bersifat eksofilik dan eksofagik akan memudahkan kontak dengan nyamuk. Tingkat kesadaran masyarakat tentang
bahaya malaria akan mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk memberantas malaria seperti penyehatan lingkungan, menggunakan kelambu, memasang kawat
kasa pada rumah dan menggunakan obat nyamuk. Berbagai kegiatan aktivitas manusia seperti pembukaan hutan, pembuatan bendungan, pembuatan jalan,
pertambangan, perkebunan dan pembangunan pemukiman penduduk mengakibatkan perubahan lingkungan yang mendukung terjadinya transmisi malaria. Selain itu,
perpindahan penduduk dan pariwisata juga menyokong terjadinya transmisi malaria dari satu daerah ke daerah lain.
Skema : Teori Simpul Sumber Data Surveilans Malarian Terpadu Berbasis Wilayah
Penderita Anopheles Spp Penduduk Sehat Sakit Malaria
Terkena Risiko Simpul 1 Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4
Topografi, suhu, kelembapan, Ekosistem alamiah, Ekosistem buatan
Simpul 5 Sumber: Achmadi, 2003
MANAJEMEN SURVEILANS
Universitas Sumatera Utara
a. Simpul 1 Sumber Penularan atau Penderita Malaria