5. Semak-semak adalah keberadaan tumbuh-tumbuhan berupa rumput-rumputan atau perdu dengan ketinggian maksimal 2 meter sebagai tempat peristirahatan
nyamuk dengan jarak 200 meter dari rumah responden. 6. Kawat kasa adalah keberadaan kawat kasa pada ventilasi untuk menghindari
masuknya nyamuk penular malaria ke dalam rumah melalui lubang ventilasi. 7. Dinding rumah adalah kondisi dinding rumah responden yang terbuat dari semen,
kayupapan, anyaman bambu yang dilihat dari kerapatannya, rapat apabila pada rumah responden tidak ada lubang selebar 1,5 mm
2
. 8. Langit-langit rumah adalah batas bagian atas ruangan dengan plafon yang terbuat
dari kayu, triplex, asbes, dan plastik yang berfungsi sebagai penghalang masuknya nyamuk malaria. Dilihat dari dipasang atau tidaknya langit-langit
rumah seperti ruangan keluarga, ruangan makan, kamar, dan dapur. 9. Tindakan responden adalah segala bentuk nyata dari perilaku hidup sehat
responden dalam sehari-hari untuk mencegah penyakit malaria.
3.6. Metode Pengukuran
Adapun variabel yang dilakukan pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Kejadian malaria adalah masyarakat yang pernah di diagnosis tenaga kesehatan Puskesmas sebagai penderita malaria yang ditunjukkan dengan gejala-gejala
klinis demam, mengigil, berkeringat, secara berkala sakit kepala, mual, atau muntah mulai dari Oktober 2012 sampai dengan Maret 2013.
1. Sakit, masyarakat pernah menderita malaria. 2. Tidak sakit, masyarakat tidak pernah menderita malaria.
Universitas Sumatera Utara
2. Genangan air Cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsung observasi. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala nominal yang dibagi dalam 2 kategori yaitu:
1. Ada, jika ditemukan genangan air dan jentik nyamuk Anopheles spp dengan jarak 500 meter dari rumah responden.
2. Tidak ada, tidak ditemukan genangan air dengan jarak 500 meter dari rumah responden.
3. Parit atau Selokan Cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsung observasi. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala nominal yang dibagi 2 kategori: 1. Ada, ditemukan parit atau selokan dan jentik nyamuk Anopheles spp
dengan jarak 100 meter dari rumah responden. 2. Tidak ada, tidak ditemukan parit atau selokan dengan jarak 100 meter dari
rumah responden. 4. Rawa-rawa
Cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsung observasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal yang dibagi 2 kategori:
1. Ada, ditemukan rawa-rawa dan jentik nyamuk Anopheles spp dengan jarak 1 Km dari rumah responden.
2. Tidak ada, tidak ditemukan rawa-rawa dan jentik nyamuk dengan jarak 1 Km dari rumah responden.
Universitas Sumatera Utara
5. Semak-Semak Cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsung observasi. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala nominal yang dibagi 2 kategori: 1. Ada, ditemukan semak-semak sebagai tempat istirahat nyamuk dengan
jarak 200 meter dari rumah responden. 2. Tidak ada, tidak ditemukan semak-semak dengan jarak 200 meter dari
rumah responden. 6. Kawat kassa
Cara pengukuran dengan menggunakan wawancara, pengamatan langsung observasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal yang dibagi
dalam 2 kategori yaitu : 1. Ada, jika ditemukan terpasangnya kawat kasa pada ventilasi rumah
responden. 2. Tidak ada, jika tidak terpasang kawat kasa pada ventilasi rumah
responden. 7. Dinding rumah
Cara pengukuran dengan menggunakan wawancara, pengamatan langsung observasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal yang dibagi
2 kategori: 1. Rapat, jika tidak terdapat lubang
≤ 1,5 mm pada rumah responden 2. Tidak rapat, jika terdapat lubang
≥ 1,5 mm pada rumah responden.
Universitas Sumatera Utara
8. Langit-langit rumah Cara pengukuran dengan menggunakan wawancara, pengamatan langsung
observasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal yang dibagi 2 kategori:
1. Ada, jika ditemukan terpasangnya langit-langit pada rumah responden. 2. Tidak ada, jika tidak ditemukan terpasangnya langit-langit pada rumah
responden. 9. Tindakan diukur dengan menggunakan skala ordinal dari 5 pertanyaan dengan
skor 10, alternatif jawaban “ya” diberi skor 2 dan “tidak” diberi skor 0. Berdasarkan skala Guttmen Sugiyono, 2008 tindakan responden dikategorikan
dengan menggunakan skala ordinal, yaitu : 1. Baik, jika skor diperoleh responden
≥ 65 2. Kurang baik, jika skor yang diperoleh responden
≤ 65
3.7. Analisa Data 3.7.1.